PWMU.CO – Wisudawan 2020 bukan lulusan Corona. Tetap merupakan lulusan emas dan angkatan perubahan.
Inilah yang disampaikan Naura Asshafwa, perwakilah siswa yang berkesempatan memberikan pesan dan kesan di acara Wisuda Virtual Angkatan VI SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School), Senin (15/6/20).
Kepada 117 wisudawan melalui Zoom, Naura mengungkapkan kisah enam tahun menjadi episode indah dalam hidupnya.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada kedua orangtua, keluarga, dan seluruh keluarga besar SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik yang telah memberikan warna dalam kisah hidupnya,” ujarnya.
Naura menjelaskan orang di luar sana menggangap angkatan 2020 adalah lulusan pemberian tanpa perjuangan. Lulusan yang tidak berkesan bahkan ada yang menyebutnya sebagai lulusan Corona atau lulusan virus.
Anggapan orang tersebut menurut dia tidak benar. “Tidak teman, kita tidak boleh berkecil hati, tapi kita harus bangga karena lulusan kita adalah lulusan emas Indonesia.”
Angkatan yang Tahan terhadap Rindu
Naura mengungkapkan angkatan 2020 adalah angkatan perubahan. Di mana kita dipaksa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan sistem online. Kita dengan cepat dipaksa untuk adaptasi dengan perubahan yang serba mendadak.
“Memang benar angkatan 2020 tidak berjuang langsung menghadapi ujian tulis seperti tahun-tahun lalu akan tetapi sesungguhnya perjuangan tersebut akan terasa setelah lulus,” paparnya.
Tidak hanya menjadi lulusan emas, dia mengngkapkan wisudawan 2020 ini juga angkatan yang tahan terhadap rindu.
“Bagaimana tidak tiba-tiba kita tidak boleh keluar rumah. Yang seharusnya kita masih bisa bersenda gurau bercerita tentang rencana ke depan mau sekolah di mana, tiba-tiba semua tidak bisa kita lakukan karena sesungguhnya pertemuan di dunia maya yang sering difasilitasi sekolah tidak bisa mengobati rindu ini,” ujarnya.
Teman-teman, pesannya, hari ini adalah salah satu hari bersejarah kita. Hari yang sangat kita tunggu. Mari kita teruskan perjalanan panjang kita. Semoga kita sukses dan menjadi insan kamil. (*)
Penulis Fiska Puspa Dwi Arinda. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.