PWMU.CO– Kisah Khalifah Umar bin Khaththab dituduh korupsi pembagian kain pernah terjadi di masa pemerintahannya. Tuduhan disampaikan langsung di depan umum. Namun Khalifah Umar menunjukkan kebijaksanaannya sebagai penguasa untuk menyelesaikan perkara ini.
Tuduhan terhadap Khalifah Umar sehubungan dengan program pembagian kain untuk semua rakyatnya. Program ini membantu kebutuhan pakaian rakyat.
Satu orang rakyatnya dapat satu potong kain. Termasuk Khalifah Umar, keluarganya, dan para pejabatnya. Program ini berjalan dengan baik. Hingga suatu hari Umar bin Khaththab mengumpulkan rakyatnya untuk menyampaikan pidato.
Di antara pidatonya dia mengatakan,”Allah swt menyuruh umatnya untuk mendengar dan taat kepada pemimpinnya.” Belum lengkap Khalifah Umar meneruskan bicaranya, tiba-tiba di antara hadirin ada seorang berdiri dan berkata lantang menyatakan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinannya.
”Saya tidak akan mendengar dan taat, hai Amirul Mukminin,” tukas orang itu memotong pidato Umar. Pernyataan orang ini sangat keras. Khalifah Umar berhenti bicara. Dia perhatikan orang di hadapannya tanpa perasaan tersinggung ataupun marah. ”Apa alasanmu?” tanya Umar.
Ternyata dia mempersoalkan pembagian kain kepada rakyat. ”Engkau membagikan kepada kami semua hanya dapat jatah satu potong kain. Tapi engkau tampak memakai dua kain baru,” kata orang itu sambil menunjuk dua kain yang dipakai Umar untuk sarung dan baju atasnya.
Kesaksian Anaknya
Khalifah Umar tetap bersikap tenang. Tak langsung menghardik rakyatnya yang melontarkan tuduhan korupsi kain itu. Lalu matanya mencari-cari anaknya, Abdullah bin Umar, di antara rakyat yang berkumpul.
Setelah ditemukan dia minta anaknya berdiri. Lalu Umar berkata, ”Bukankah kain yang satu ini kamu yang memberikan untuk kupakai?”
”Betul, ya Amirul Mukminin,” jawab Abdullah.
Umar yang berbadan besar tak cukup memakai satu kain. Abdullah memberikan jatahnya untuk dipakai ayahnya sehingga Umar tampak memakai kain untuk sarung dan lilitan baju di atas.
Semua orang mendengarkan kesaksian Abdullah ini. Setelah mendengar penjelasan asal muasal kain Umar, orang itu berkata,”Sekarang kami bersedia mendengar dan menaatimu.” Maka acara ceramah pun diteruskan hingga selesai. (*)
Editor Sugeng Purwanto