PWMU.CO – Sekolah Muhammadiyah GKB Siapkan Virtual Class disampaikan Anis Shofatun SSi MSi dalam Webinar Pengembangan Layanan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19, Sabtu (27/6/20).
Waka Bidang Pengembangan Pendidikan sekaligus Ketua Sinergi Kurikulum Majelis Dikdasmen PCM GKB ini menjelaskkan prinsip kebijakan tahun pelajaran 2020-2021 dimulai bulan Juli dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, keluarga, dan masyarakat.
“Skenario pembelajaran di sekolah Muhammadiyah GKB, baik itu SDM 1 GKB, SDM GKB 2, SMPM 12 GKB dan Smamio menggunakan kelas virtual atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) ketika masa pandemi belum berakhir,” ujarnya.
Untuk itu sistem 100 persen menggunakan PJJ untuk seluruh mata pelajaran dan PPK (penguatan pendidikan karakter). Pembelajaran virtual berlangsung pukul 07.00-12.00 dengan menggunaan Moodle, dan aplikasi Zoom.
Anis mengungkapkan untuk pembelajaran daring (dalam jaringan) harus mengedepankan interaktif, penilaian bersifat kuantitatif dan memotivasi siswa, belajar di rumah disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, dan pembelajaran yang menekankan life skill.
“Virtual class menjadi alternatif dalam memfasilitasi pembelajaran di tengah pandemi ini,” paparnya.
Maka, lanjutnya, harus disiapkan tim khusus, materi yang esensial, penyiapan konten lembar penilaian, dan kesiapaan PJJ. Mulai dari modul, video pembelajaran, creative slide, tutorial atau lembar aktivitas belajar, dan assessment.
Untuk merealisasi PJJ, harus ada upgrading kompetensi guru di bidang digital skill, language skill, kemampuan komunikasi, dan kolaborasi guru. Khususnya di bidang TI (teknologi informatika).
Adaptif dan Pola Pikir Baru
Sebelum Anis, Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Nanang Sutedja SE MM menjelaskan perlu mendefinisikan kembali layanan pendidikan di masa pandemi Covid-19.
“Perihal kurikulum, protokol kesehatan, kompetensi guru, sarana prasarana pendukung, dan virtual class harus menjadi pokok yang harus disiapkan dalam memberikan layanan pendidikan pada peserta didik,” ujarnya.
Nanang menjelaskan layanan pendidikan harus tetap dilakukan meskipun dengan metode PJJ. Untuk itu, sambungnya, perlu persiapan lebih awal perihal kurikulum dan kompetensi guru harus dilakukan.
Menyikapi hal itu, guru harus adaptif, memiliki pola pikir baru atau new mindset, dan kolaborasi. Tiga hal inilah yang bisa menjadikan sekolah Muhammadiyah unggul di era pandemi.
“Adaptasi merupakan rangkaian yang bisa mengakomodir pada karakter. Mulai dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental. Perubahan ini dibutuhkan paradigma baru sehingga bisa survival, menjalankan peran secara fleksibel, dan bisa bertahan di tengah perubahan,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.