PWMU.CO-Ketua MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Commad Center) Agus Samsudin bersyukur bahwa kerja Muhammadiyah membantu masyarakat dalam pandemi covid-19 diapresiasi oleh orang lain.
Hal itu disampaikan Agus Samsudin dihubungi Rabu (1/7/2020). Pernyataannya itu menanggapi survei Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) yang menempatkan Muhammadiyah di urutan pertama (17,26 persen) dalam penilaian persepsi publik organisasi masyarakat yang peduli dengan kepentingan warga di masa pandemi covid-19.
”Ini menjadi pemacu untuk bekerja lebih baik lagi. Saya sampaikan terima kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan Persyarikatan,” kata Agus Samsudin.
Dia menjelaskan, menolong bagi Muhammadiyah adalah DNA sesuai spirit Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang dibentuk oleh KH Ahmad Dahlan. ”Spirit itu pada saat yang bersamaan semua bergerak tanpa perlu birokrasi,” tutur ketua MCCC ini.
Contohnya, sambung dia, pembagian sembako tiba-tiba bisa dilakukan oleh semua jajaran baik Muhammadiyah, Aisyiyah, Perguruan Tinggi, rumah sakit dan Ortom lainnya. ”Sampai saat ini sudah terdistribusi 490 ribu paket sembako,” tandas Agus yang juga ketua Majelis Pembina Kesejahteraan Umum.
Menurut dia, tantangan paling besar selama menjalankan misi MCCC ketika harus meyakinkan warga Muhammadiyah dan masyarakat untuk mengubah kebiasaan beribadah dari berjamaah di masjid harus ibadah di rumah termasuk shalat Id.
”Shalat di rumah ternyata perlu penjelasan dan ketegasan dalam bersikap. Itu adalah dinamika yang masih wajar,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan shalat di rumah memang diwarnai perbedaan pendapat di beberapa masjid tapi kebanyakan mengikuti surat edaran untuk beribadah di rumah di masa darurat covid.
Himpun Dana Rp 176 Miliar
Hingga saat ini, tambah dia, MCCC bisa menghimpun dana Rp 176 miliar untuk kegiatan bakti sosial seperti pembagian sembako, alat kesehatan, masker, sanitizer, buku panduan, penyemprotan disinfektan, dan santunan untuk warga terdampak.
”Jumlah dana itu belum yang dikeluarkan pihak rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah untuk menolong perawatan dan edukasi kesehatan ke masyarakat,” paparnya.
Dia bersyukur mendapat dukungan dari banyak pihak untuk kegiatan MCCC untuk mengatasi pandemi covid dan mengedukasi masyarakat. ”Alhamdulillah kita mendapat dukungan dari masyarakat, lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.
Dijelaskan, MCCC terus bekerja hingga masa wabah corona ini mulai menurun dan aman. ”Kita melaksanakan tugas ini sampai PP Muhammadiyah mencabut mandat kami,” tegasnya.
Seperti diberitakan Selasa (30/6/2020), survei LKSP menempatkan Muhammadiyah di urutan pertama (17,26 [ersen) dalam penilaian persepsi publik organisasi masyarakat yang peduli dengan kepentingan warga di masa pandemi covid-19.
Ormas lainnya Ikatan Dokter Indonesia (16,51 persen), Nahdlatul Ulama (12.55 persen), Relawan Indonesia Bersatu Lawan Corona (10,47 persen) Aksi Cepat Tanggap (6,13 persen), PKPU (5,19 persen), MUI (4,53 persen), PMI (3,21 persen), Gugus Tugas Covid-19 (2.26 persen), FPI (1,51 persen), BNPB (1,32 persen), dan lainnya (16,13 persen).
Sedangkan partai politik yang dinilai peduli terhadap kepentingan warga saat pandemi adalah PKS (39,91 persen), Gerindra (22,23 persen), PDIP (11,33 persen), Partai Demokrat (9,38 persen), PKB (4,30 persen), PAN (4,15 persen), Golkar (2,05 persen), Nasdem (1,71 persen), dan PPP (0,78 persen), yang menjawab tidak tahu (4,15 persen).
Survei Bulan Mei
Juru bicara LKSP Hafidz Muftisany mengatakan, kepentingan warga tidak hanya masalah penanggulangan bencana dan bantuan sosial yang diberikan, melainkan juga advokasi terhadap kepentingan publik di masa krisis.
”Karena pandemi covid-19 telah menimbulkan krisis di berbagai sektor masyarakat tak hanya mengancam kesehatan,”katanya.
Dia menjelaskan, survei itu dilakukan untuk mengukur kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi pandemi, juga respon publik terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Salah satu materinya adalah penilaian publik tentang organisasi masyarakat yang peduli dengan kepentingan warga di masa pandemi.
Survei dilakukan pada 20 Mei hingga 27 Mei 2020 melibatkan sebanyak 2.047 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Metode penentuan sampling menggunakan Krejcie-Morgan dengan margin of error 2,183 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto