PWMU.CO – Kaum milenial menjadi sasaran empuk narkoba disampaikan Brigjen Pol Bambang Priyambadha SH MHum, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur, Selasa (30/7/20).
Dalam acara webinar yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah (PWM) Muhammadiyah Jawa Timur Bambang Priyambadha mengungkapkan masalah narkoba tidak kunjung reda dari hari kehari bahkan semakin semarak.
“Kaum milenial telah menjadi sasaran dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” ujarnya.
Dia menjelaskan ini telah menandai masalah di seluruh dunia termasu Indonesia. Tahun 2018 United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) badan dunia yang menangani masalah narkoba menyebutkan 275 juta atau 5,6 presen dari penduduk dunia sudah pernah menyalahgunakan narkoba.
Permasalaham narkoba dinegeri kita ini, menurutnya, harus melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk para dai. Kalua hanya diserahkan BNN saja tidak akan mampu. oleh karena itu, tegasnya, mari kita bersama-sama memerangi penyalahgunaan narkoba dan peredarannya.
Tiga Masalah Besar Bangsa
Sementara itu Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Jawa Timur DR Hesti Armiwlan SH MHum menyampaikan sekarang ini bangsa kita telah menghadapi tiga bahaya besar yaitu bahaya narkoba, teroris, dan korupsi.
“Kejahatan narkoba dan teroris merupakan kejahatan luar biasa. Oleh karena itu cara menghadapinya harus juga luar biasa. Melibatkan dai merupakan cara yang sangat efektif dalam menghapi masalah kejahatan narkoba dan terorisme,” ungkap mantan anggota Komnas HAM ini.
Keynote speaker Irjen Pol Ir Hamli ME dalam webinar ini mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam hal ini Lembaga Dakwah Khusus (LDK) sebagai penggagas acara.
“Insyaallah acara ini akan bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam menghadapi bahaya penyalahgunaan narkoba dan meminimalisasi gerakan terorisme di Indonesia,” paparnya.
Peran para ulama dan umarah, lanjutnya, sangat penting dalam menghadapi musuh negara dan juga musuh kita Bersama ini. Kepada para dai, pesannya, agar senantiasa mengajak ummatnya untuk tidak mudah diadu domba oleh pihak-pihak lain yang akhirnya dapat menghacurkan bangsa kita.
Direktur pencegahan dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Pol Ir Hamli ME menjelaskan dalam upaya memutus mata rantai dari permasalahan teroris ini dibutuhkan peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan para penyuluh serta seluruh komponen masyarakat lainnya.
Kalau kita semua, sambungnya, sudah sepakat dalam satu pemahaman yaitu teroris adalah bahaya dan musuh bersama, maka saya yakin tidak lama akan mati dengan sendirinya.
Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah
Hamli mengungkapkan di antara ayat yang dijadikan landasan oleh para pelaku teroris dalam mendoktrin adalah potongan ayat dari al-Maidah: 40 yang berbunyi, “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”
“Dari ayat inilah mereka para pelaku teror sering mengkafirkan kepada siapapun yg tidak sependapat dengan kelompoknya termasuk pemerintah,” katanya.
Para dai, katanya, hendaknya dalam menyampaikan dakwahnya tidak sepotong potong agar masyarakat betul betul bisa merasakan Islam rahmatallil’alamin sebagaimana tujuan diturunkan.
Muhammadiyah dalam muktamar ke-47 pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar telah memutuskan Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah. Ini adalah merupakan keputusan yang sangat tepat dalam mengantarkan keadilan dan kemakmuran.
Hamli menegaskan, dalam buku Konsep Negara Pancasila: Darul Ahdi Wa Syahadah terbitan PP Muhammadiyah disebutkan konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah didasarkan pada pemikiran-pemikiran resmi yang selama ini telah menjadi pedoman dan rujukan organisasi seperti Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Kepribadian Muhammadiyah, Khittah-khittah Muhammadiyah, Membangun visi dan Karakter Bangsa, serta hasil Tanwir Muhammadiyah di Bandung tahun 2012 dan Tanwir Samarinda tahun 2014.
“Sekali lagi kami selaku Direktur Pencegahan BNPT RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Lembaga Dakwah khusus Muhammadiyah Jawa Timur. Semoga kita semua bisa menjadi hamba Allah yang bermanfaat,” tandasnya. ( *)
Penulis Muhammad Arifin. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.