PWMU.CO – Pandemi belum usai, ada yang minta cul-culan disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrohman SpS MKes.
Hal itu disampaikan dalam Covid-19 Talk on TV tentang Empat Bulan Muhammadiyah Mengabdi untuk Perangi Covid-19 yang diselenggarakan oleh TV Muhammadiyah (TVMU), Senin (6/7/2020).
Kepedulian Muhammadiyah
Menurut dr Agus Taufiqurrohman sejak awal Muhammadiyah menyatakan komitmen bahwa kepedulian Muhammadiyah dalam menghadapi wabah Covid-19 adalah bagian dari dakwah yang terus dilakukan.
“Apalagi dalam spirit dakwah Muhammadiyah sudah sangat jelas spirit Al-Maun menjadi dasar dalam kita bergerak di Covid-19 ini,” ujarnya.
Maka, lanjutnya, ketika Presiden Jokowi mengumumkan bahwa sudah ada warga negara Indonesia positif Covid-19, maka langsung saat itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyatakan bahwa Muhammadiyah siap ikut ambil peran bahkan menyiapkan rumah sakitnya.
Pembentukan MCCC
“Tidak lama kemudian tanggal 5 Maret kita membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). PP Muhammadiyah dalam Maklumat memberi tugas MCCC untuk memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan pandemi Covid-19,” ungkapnya.
PP Muhammadiyah mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada tim MCCC. Dan juga MCCC di semua level atas perannya selalu berusaha dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh menghadapi Covid-19.
“PP Muhammadiyah apresiasi karena ternyata kerja MCCC oleh salah satu lembaga survei dinilai Muhammadiyah sebagai ormas Islam yang perannya paling besar. Kalau dalam lembaga survei itu paling peduli ketika sedang terjadi pandemi Covid-19,” paparnya.
Pusat hingga Ranting Terlibat
Oleh karena kita teruskan itu. PP Muhammadiyah men-support terus dan Persyarikatan Muhammadiyah semuanya terlibat, mulai dari PP hingga tingkat ranting. Semua badan pembantu pimpinan terlibat, semua majelis lembaga bahkan Lazismu peran yang luar biasa. Juga Ortom Aisyiyah yang luar biasa perannnya dan ortom lainnya.
“Akhirnya Ketua MCCC saat awal dr Corona Rintawan pun mendapat surat resmi dari Gugus Tugas untuk bergabung di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. Dan senior dr Agus Syamsuddin harus turun gunung untuk membersamai teman-teman MCCC hingga sekarang,” jelasnya.
Peran yang luar biasa, menurutnya, dari MCCC juga bagaimana selalu mengawal seluruh dinamika persyarikatan, pengelolaan amal usaha, pengelolaan tempat ibadah. Termasuk persiapan yang masih serius untuk pondok pesantren dan panti asuhan.
“Peran MCCC sangat strategis karena warga Muhammadiyah meyakini MCCC memiliki data yang akurat dan memiliki tenaga yang secara keilmuan diakui. Bahkan kemudian tenaga-tenaga MCCC terus mencari informasi yang valid,” urainya.
Kawal Pencegahan Covid-19
PP Muhammadiyah, sambungnya, berharap MCCC selanjutnya selalu mengawal seluruh proses pencegahan Covid-19 baik di internal persyarikatan Muhammadiyah maupun di tingkat yang lebih luas yakni negara bahkan internasional.
“Kita harus selalu menyampaikan ini bagian dari amar makruf nahi mungkar. Kalau ada kebijakan yang kita anggap secara keilmuan kurang bertanggung jawab harus dikoreksi. Tentunya bagi Muhammadiyah langkah-langkah amar maruf nahi munkar selalu memilih dengan jalan bil hikmah,” terangnya.
Yang menarik, ujarnya, sampai saat ini MCCC selalu mengingatkan kepada masyarakat bahwa wabah ini belum usai. Karena di banyak tempat masyarakat seolah-olah ini sudah selesai atau sudah normal. Bahkan data terkonfirmasi Covid-19 terus menunjukkan penambahan.
“Dan apa yang dilakukan MCCC ini ternyata di lapangan juga ada halangan. Karena bagaimanapun juga ada pihak-pihak tertentu yang inginnya sudahlah Cul-culan atau di lepas saja. Bahwa agama kita mengajarkan kita tidak boleh berbuat membahayakan diri sendiri dan orang lain,” tegasnya.
Tugas MCCC Masih Panjang
PP Muhammadiyah selalu mendukung penuh sampai kapan MCCC ini bergerak. Dulu kita prediksi Juli 2020 bisa selesai maka MCCC dibubarkan Agustus. Ternyata Muktamar juga sudah ditunda sampai Desember dan kemudian ada wacana ditunda lagi. Jadi nampaknya harus tambah panjang lagi.
“Relawan kita di daerah luar biasa tidak mengenal lelah. Kami harap nanti ketika program Prof Haedar menyapa maka empat bulan ini perlu kita sapa mereka yang di daerah. Lewat TV MU nanti liputan kegiatan Covid-19 di daerah perlu segera diselenggarakan,” pintanya.
Termasuk juga, menurutnya, upaya-upaya untuk mengendalikan Covid-19 yang jalan terus. Tetapi aktivitas kehidupan yang sudah dimulai itu kita suarakan yang paling penting spirit semangat awalnya adalah kegiatan AUM di masjid Muhammadiyah, tempat ibadah, tetap harus menjadi teladan dalam pencegahan Covid-19.
“Semangatnya jangan sampai ada cluster terbaru di kegiatan-kegiatan persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya.
Kasus Banyak Sedikit yang Peduli
“Saya agak heran dengan teman MCCC ini. Saking tawaduknya teman-teman MCCC ini baru kali ini melihat kerja panjang, ini yang tidak punya dress code khusus. Ini penting di empat bulan ke depan harus dibentuk. Baju kerja karena masih panjang sehingga orang semuanya menjadi tambah semangat,” tambahnya.
Kalau awal-awal dulu, lanjutnya, kasusnya sedikit yang peduli banyak tetapi sekarang kasusnya banyak tetapi yang peduli sedikit. Oleh karena itu butuh simbol-simbol untuk kebangkitan itu.
“Kita pernah menyapa teman MCCC di luar negeri. Kapan-kapan dibuat lagi setelah empat bulan ini. Semacam konferensi di TVMU dan sumbernya dari berbagai pihak untuk tukar-menukar informasi sekaligus untuk tombo kangen,” ungkapnya.
Pandemi belum usai, ada yang minta cul-culan (lepas kendali). Perlu terus edukasi dan eduasi.(*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.