PWMU.CO – Penting dan menarik adalah dua rukun berita. Begitu tutur Direktur Eksekutif JPIP A Rahman Budiyanto. “Ijazah itu penting. SK juga penting. Tapi itu buat kita. Bagaimana menurut orang lain?” katanya dalam Rakerwil dan Workshop Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 2015-2020, Sabtu (17/09).
Acara bertajuk “Jihad Digital di Era Informasi” ini dihadiri sekitar 100 peserta, dan berlangsung semarak. Menurut Pimred pwmu.co Muh Kholid AS dalam sambutannya, Muhammadiyah telah kalah jauh dibanding organisasi-organisasi lain di bidang menulis. Karena itu, LIK PWM Jatim hendak melahirkan para mujahid digital. Dan, ini bisa dilakukan dengan berkirim berita di pwmu.co. ”Mari wata’awanu alal birri wat taqwa. Jangan dulu fastabiqul khairat,” tutur Kholid.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid. Banyak hal menarik disampaikan Pak Nadjib. Antara lain, di era informasi ini, jihad digital mutlak diperlukan. Dan, Muhammadiyah harus bergerak di bidang ini. ”Jika Muhammadiyah masih dikelola dengan cara-cara lama dan tidak kreatif, maka akan gulung tikar sebentar lagi,” ungkap Nadjib.
Nadjib juga menuturkan agar setiap acara dibikin serius namun gembira. Jangan seperti orang takziyah yang terkesan diam dan penuh kesedihan. Maka, di acara ini, sejak awal hingga akhir, penuh dengan hadiah-hadiah untuk para peserta yang aktif. Doorprize di akhir acara berupa lima buah Smartphone Samsung dan uang tunai Rp 500 ribu.
Ada tujuh narasumber dalam sesi materi sebelum dhuhur, yang tampil adalah Staf Khusus Mendikbud Nasrullah, Arief Santosa sebagai Kordinator Liputan Jawa Pos, dan A Rahman Budiyanto selaku Direktur Eksekutif JPIP). Sehabis dhuhur, acara berlanjut dengan empat narasumber, yaitu Faishol Taselan selaku jurnalis senior Media Indonesia, Zainal Arifin yang merupakan Blogger dan Pegiat Sosmed, Muhammad Nurfatoni selaku Direktur Cakrawala dan Agus Wahyudi selaku Komisaris SC Mediatama.
Zainal Arifin menyampikan, banyak yang dapat dilakukan melalui media sosial. “Ketika tidak bisa menulis atau tidak suka menulis, bisa unggah gambar, suara, atau video,” tuturnya.
Apalagi, lanjut Zainal, sekarang tidak ada yang susah. Karena segalanya sudah disediakan di Google. Dia mengibaratkan Google seperti “Tuhan” baru. “Google itu maha melihat, yaitu Google Earth. Jadi, kita ke mana saja bisa dilihat oleh Google. Google juga maha memberi petunjuk, lihat saja Google Map. Google juga maha mendengar, yaitu Google Voice,” cetusnya disambut tawa hadirin.
Zainal mengingatkan, diperlukan sikap bijak ketika aktif menggunakan media. “Ngomong itu kayak orang meludah. Kita bisa ngomong seenaknya, tidak peduli menyinggung orang apa tidak. Persis meludah. Maka jadilah mujahid digital yang santun dan bijak,” pungkasnya.[]
(Tulisan: M Husnaini Juara II lomba menulis berita dalam Rakerwil dan Workshop LIK PWM Jatim)