PWMU.CO-Masjid Al Ahmar berubah jadi bar dan klab malam oleh Israel, dunia Barat membisu. Sekarang Turki mengubah Museum Aya Sofya menjadi masjid, dunia Barat ribut dan mengancam Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Masjid Al Ahmar atau Masjid Merah merupakan masjid bersejarah di daerah Safed, Palestina utara. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan arsitektur kuno. Dibangun oleh dinasti Mameluk di zaman Sultan Al Daher Baibars yang memerintah tahun 1223-1277 M.
Sebuah prasasti batu yang dipasang di pintu masuk ke masjid menyatakan itu masjid itu dibangun pada 1276 M. Masjid ini dinamakan Al Ahmar yang artinya merah karena warna batu yang disusun menjadi dindingnya.
Diberitakan Gulf News, 13 Juli 2020, sejak berubah fungsinya gedung itu sekarang diserahkan pengelolaannya kepada perusahaan Khan Al Ahmar yang menjadikan sebagai bar dan klab malam.
Mustafa Abbas, sejarawan dari Safad, masjid ini berubah fungsi yang merendahkan sejak pencaplokan wilayah Safed oleh Israel pada tahun 1948.
Pertama, masjid itu berubah menjadi seminari Yahudi. Pada tahun 2006 menjadi kantor pemilihan untuk Partai Kadima Israel yang didirikan oleh Ariel Sharon dan Tzipi Livni. Lalu digunakan sebagai gudang pakaian.
”Saat ini digunakan dalam beberapa acara kecuali sebagai tempat shalat bagi umat Islam. Kalau umat muslim mengunjungi tempat itu menghadapi serangan dari penjajah Yahudi,” kata Mustafa Abbas.
Gugatan ke Pengadilan Nazareth
Israel telah melanggar batas secara sistematis di situs-situs Islam di wilayah Palestina yang diduduki dengan tujuan melenyapkan identitas bangsa Palestina.
Khair Tabari, sekretaris Lembaga Wakaf Islam Palestina, mengatakan, sudah bertahun-tahun yang lalu mengajukan gugatan ke pengadilan Nazareth meminta penyerahan masjid ke lembaga wakaf. Namun pengadilan belum memutuskan gugatan itu.
Tabari mengatakan telah mengajukan kasusnya dengan dokumen kepemilikan dan sokongan dana untuk perkara ini. Dia mengaku terkejut ketika melihat kegiatan di dalam bangunan masjid itu sekarang ini menjadi pesta pora minuman keras.
”Saya merasa pusing ketika saya melihat vandalisme di dalam masjid, seperti yang dapat dilihat sisa-sisa ayat Alquran dihapus dari mimbar dan digantikan oleh Sepuluh Perintah Tuhan dalam bahasa Ibrani,” kata Tabari.
Warga Palestina Diusir
Banyak masjid bersejarah lainnya telah dibom, dibuldoser, atau dinodai oleh Israel sejak 1948 dengan sedikit atau tanpa protes dari komunitas internasional.
Menteri Waqaf dan Urusan Agama Palestina Yusuf Adais mengatakan, orang-orang Yahudi telah mengubah sebagian besar masjid di kota-kota dan desa-desa di mana orang-orang lokal dipaksa pergi digantikan oleh orang-orang Yahudi.
”Mereka telah mengubah sejumlah besar situs ini menjadi klub malam, meledakkan beberapa dan mengubah yang lain menjadi sinagog,” tambahnya.
Masjid bersejarah lainnya di Safed adalah Greek Mosque dibangun tahun 1319. Kini diubah menjadi galeri seni. Umat muslim dilarang shalat di situ.
Ribuan warga Palestina termasuk keluarga Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas dicabut hak tinggalnya ketika mereka melarikan diri dari Safed ketika tentara Isreal menyerbu wilayah itu pada 1948.
Sekarang hampir tidak ada penduduk Arab di wilayah ini berganti dengan orang Yahudi. ”Saya mengunjungi Safed sebelumnya, sekali,” kata Mahmud Abbas. ”Saya ingin melihat Safed. Adalah hak saya untuk melihatnya, tetapi tidak untuk tinggal di sana.” (*)
Editor Sugeng Purwanto