PWMU.CO – Keragaman Indonesia disampaikan Mochammad Nor Qomari SSi saat Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) MI Muhammadiyah 2 Karangrejo Manyar (Mimdaka), Gresik tahun pelajaran 2020-2021 secara daring, Kamis, (16/7/2020).
Ustadz Ari—panggilan akrabnya—mengawali materi dengan menyapa dan mendoakan siswa dan guru Mimdaka. Dia sampaikan pesan itu melalui video berdurasi 12 menit 29 detik yang ditayangkan via WhatsApp di grup kelas I-VI.
Pesan hidup sehat juga dia sampaikan. Yaitu agar membiasakan pola hidup bersih dan sehat. ‘’Anak-anak harus rajin mencuci tangan setelah beraktivitas, menjaga kebersihan lingkungan, olah raga teratur, dan makan minum yang bergizi. Semua itu kita lakukan agar kita terhindar dari Virus Corona. Dan tetap stay at home,’’ ujarnya.
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Pria kelahiran Gresik yang menjabat Kepala SD Muhammadiyah 2 GKB ini menyampaikan, Indonesia adalah negara yang kaya raya.
‘’Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Memiliki sekitar 17.000 pulau membentang dari sabang sampai merauke. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah serta agama yang berbeda-beda,’’ tuturnya.
Salah satu keberagaman Indonesia, lanjutnya, adalah suku bangsa. Keragaman suku bangsa di Indonesia laksana pelangi indah.
“Suku bangsa di Indonesia secara total berjumlah lebih dari 1.300 suku bangsa. Selain beragam, jumlah atau besaran populasi setiap jenis suku bangsa juga bervariasi,’’ jelasnya dengan disertai tampilan gambar pulau dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua.
Menyitir al-Quran surat al-Hujurat ayat 10 dia menjelaskan, walaupun memiliki banyak perbedaan, suku-suku di Indonesia tetap hidup bersama dan berdampingan. Mereka yakin bahwa sikap menghargai perbedaan merupakan warisan nenek moyang yang harus terus dilestarikan dan dijaga dalam kehidupan sehari-hari.
“Semua orang di bumi ini adalah saudara. Tidak peduli agamanya apa, atau budayanya seperti apa, memperbaiki sebuah hubungan sangat dianjurkan oleh agama,’’ sitirnya.
Indonesia memiliki dasar negara yaitu Pancasila, sambungnya, Sila ketiga Persatuan Indonesia menjadi landasan agar kita tetap hidup rukun. ‘’Sikap menjaga persatuan dan kesatuan merupakan pengamalan sila ketiga Pancasila,’’ ungkapnya.
Selain itu, tambahnya, bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat pada pita yang dicengkram burung garuda, yang mempunyai arti berbeda-beda tetap satu jua.
“Maksudnya dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling menghormati dan menolong orang lain meski beda suku budaya karena kita saudara,’’ tambahnya.
Yel-Yel Semangat!
Untuk memberikan semangat kepada siswa Mimdaka, peraih juara II lomba Penelitian Tindakan Sekolah Tingkat Nasional tahun 2019 ini mengajak untuk meneriakkan yel-yel semangat. Yang bunyinya adalah sebagai berikut.
“Siapa kita?”
“Kita adalah anak-anak Islam Indonesia.”
“Siapa kita?”
“Kita adalah anak-anak Islam yang senang hidup rukun.”
“Siapa kita?”
“Kita adalah anak-anak Islam yang suka menghargai sesama.”
“Siapa kita?”
“Kita adalah anak-anak Islam yang hebat dan rendah hati.”
“Siapa kita?”
“Kita adalah generasi Mimdaka yang hebat. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.”
Tantangan untuk Siswa Mimdaka
Di akhir pemaparannya, ayah tiga anak ini memberi tiga tantangan kepada seluruh siswa Mimdaka.
“Tantangan pertama, lafalkan, hafalkan, dan tulis al-Quran surat al-Hujurat ayat 10 beserta artinya. Kedua, siapkan kertas kosong dan gambar burung garuda!”
“Dan ketiga jika kalian ingin berlibur ke salah satu daerah di Indonesia, sebutkan nama provinsi , kabupaten, pulau, suku bangsanya serta ciri khas dari daerah tersebut,’’ katanya. (*)
Kontributor Musyrifah Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni