• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Masjid Nabawi Pernah Dipakai Shalat Kaum Kristen Najran

Sabtu 18 Juli 2020 | 16:45
in Featured
0
316
SHARES
321
VIEWS
Replika Masjid Nabawi di Museum Madinah berlokasi di Pintu 8.
Replika Masjid Nabawi di Museum Madinah berlokasi di Pintu 8.

PWMU.CO– Masjid Nabawi di Madinah ternyata pernah dipakai tempat shalat kaum Kristen Najran ketika rombongan ini terdiri 14 orang mengunjungi Nabi Muhammad saw.

Ibnu Ishaq dan Sirahnya menceritakan, delegasi Najran tiba di tempat Rasulullah saw diterima di Masjid Nabawi usai waktu Ashar. Mereka mengenakan pakaian bergaris-garis, dan berwarna-warni indah seperti yang biasa dikenakan orang-orang Bani Al-Harits bin Ka’ab.

Sampai-sampai ada sahabat yang melihat mereka berkomentar, ”Kami belum pernah melihat delegasi seperti mereka sebelum ini.”

Nama-nama delegasi Kristen Najran adalah Al-Aqib Abdul Masih, As-Sayyid Al-Aiham, Abu Haritsah bin Alqamah, Aus, Al-Harits, Zaid, Qais, Yazid, Nabaih, Khuwailid, Amr, Khalid, Abdullah, dan Johannes.

Ketika waktu shalat mereka telah tiba, mereka langsung berdiri di masjid kemudian shalat Kristen. Mereka shalat menghadap ke timur. Rasulullah berkata, ”Biarkan mereka shalat.”

Sayangnya, riwayat ini tidak menjelaskan secara rinci tata cara shalat Kristen Najran di zaman itu. Tapi merujuk penjelasan Alkitab, tata cara shalatnya berdiri, rukuk, dan sujud disertai pujian-pujian.

Tentang mizrah atau kiblat shalat, awal mulanya mereka menghadap arah ke Baitul Maqdis di Yerusalem mengikuti orang-orang Yahudi. Tapi sejak Palestina dikuasai bangsa Rumawi tahun 70 M, Baitul Maqdis dihancurkan. Sejak itu orang-orang Kristen membuat kiblat sendiri dan memilih kiblat ke arah timur berdasarkan Yehezkiel 43: 2-4, Yehezkiel 44: 1, Kejadian 2: 8.

Baca Juga:  Ini 26 Tanda Hari Kiamat Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari Muslim

Kiblat dan shalat ini dipertahankan oleh penganut Kristen Ortodok, Koptik, dan sebagian kecil Nestorian. Penganut Kristen Katolik, Protestan, dan gereja dari  Eropa meninggalkan ajaran ini dan menciptakan ibadah baru.   

Dialog Ketuhanan Isa

Usai shalat, orang Najran menunjuk rahib Abu Haritsah bin Alqamah, Al-Aqib Abdul Masih, dan As-Sayyid-Aiham sebagai juru bicara. Mereka mengajak dialog ketuhanan Isa adalah Allah. Mereka juga berkata, Isa adalah salah satu dari tiga tuhan.

Rahib-rahid itu berhujjah bahwa Isa bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, menjelaskan hal-hal yang gaib, dan menciptakan burung dari tanah kemudian meniupnya hingga menjadi burung. ”Itu semua adalah tugas Allah dan Allah menjadikannya sebagai bukti kekuasaanNya bagi manusia,” kata orang Najran.

Mereka juga berdalil, Isa tidak mempunyai ayah.  Hujjah lainnya dengan firman Allah, Kami berbuat, Kami memerintahkan, Kami mencip takan, dan Kami memutuskan.

 Mereka menambahkan, jika Allah itu satu. ”Aku berbuat, Aku memerintahkan, dan Aku mencip-takan. Namun tuhan itu adalah Dia sendiri, Isa, dan Maryam.”

Baca Juga:  Para Siswa SD Ini Dalami Astronomi Lewat Ular Tangga  

Nabi Muhammad menjawab mereka dengan wahyu yang diturunkan dalam surat Ali Imron ayat 1-80. Surat ini menjelaskan tentang siapa diri Tuhan, kitab yang diturunkan, Islam sebagai agama pilihan, juga kisah tentang keluarga Imron, Nabi Zakariya, Maryam, dan kelahiran Isa.

Setelah menjelaskan itu kemudian Nabi mengajak mereka masuk Islam. Mereka menjawab, ”Kami telah masuk Islam.”

 Rasulullah berkata, ”Kalian berdua belum masuk Islam.”

Mereka menjawab lagi,”Sungguh kami telah masuk Islam sebelum kamu.”

Rasulullah berkata,”Kalian berkata dusta. Kalian terhalang masuk Islam karena mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, karena kalian berdua menyembah salib, dan karena kalian berdua memakan babi.”

Rahib itu berkata,”Kalau begitu siapa ayah Isa, wahai Muhammad?” Rasulullah diam tidak menjawab pertanyaan rahib tersebut.

Diajak Mubahalah

Pembicaraan terhenti karena orang Najran tetap dengan pendapatnya. Nabi juga dengan pendapatnya. Kemudian Nabi mengajak mubahalah jika benar pendapat mereka. Orang-orang Kristen Najran meminta waktu untuk membicarakan.

”Hai Abu Al-Qasim, berilah kami waktu untuk memikirkan urusan kami. Setelah itu, kami akan datang kepadamu dengan membawa jawaban atas ajakanmu kepada kami.”

Setelah itu, mereka keluar menemui Al-Aqib, salah seorang tokoh berpengaruh mereka. Mereka berkata kepada Al-Aqib, ”Wahai Abdul Masih, bagaimana pendapatmu?”

Baca Juga:  Matahari Persis di Atas Kakbah, Begini Cara Menentukan Arah Kiblat

Al-Aqib menjawab,”Hai orang-orang Kristen, sungguh kalian telah mengetahui bahwa Muhammad adalah nabi yang diutus, dan sungguh ia telah datang kepada kalian dengan membawa jawaban final tentang nabi kalian. Kalian telah mengetahui jika salah satu kaum mengadakan adu laknat dengan nabi, semua orang dewasa mereka mati, dan anak-anak mereka tidak lahir. Sesungguhnya adu laknat itu akan menghabiskan kalian, jika kalian melakukannya. Jika kalian ingin bertahan memeluk agama kalian, dan mempertahankan pendapat kalian tentang nabi kalian, berdamailah dengan orang tersebut. Setelah itu, pulanglah kalian ke negeri kalian.”

Mereka menghadap Rasulullah lagi. ”Hai Abu Al-Qasim, kami memutuskan tidak mengadakan adu laknat denganmu. Membiarkanmu memeluk agamamu, dan kami tetap memeluk agama kami. Namun kirimkan kepada kami salah seorang dari sahabat-sahabatmu yang engkau ridhai untuk kami agar ia memutuskan seluruh perkara kekayaan kami. Sesungguhnya kalian diterima di sisi kami.”

Rasulullah meminta mereka menemuinya lagi sore dan berjanji kirim orang kuat dan tepercaya bersamanya. Usai shalat Duhur, Rasulullah menunjuk  Abu Ubaidah bin Jarrah. ”Hai Abu Ubaidah, pergilah kamu bersama orang-orang Kristen, kemudian putuskan dengan benar apa saja yang mereka perselisihkan.”

Membaca urutan waktu dalam kisah ini sepertinya dialog berjalan mulai Ashar hingga malam. Ada diceritakan ada waktu Duhur, berarti esoknya. Dan Nabi meminta kepada orang Najran agar datang lagi sore hari untuk memberitahu orang yang dikirim untuk hakim di antara mereka. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Baitul MaqdisDialog Ketuhanan IsakiblatKristen NajranMubahalahShalat Kristen
Share126SendTweet79

Related Posts

Matahari Persis di Atas Kakbah, Begini Cara Menentukan Arah Kiblat
Kabar

Matahari Persis di Atas Kakbah, Begini Cara Menentukan Arah Kiblat

Selasa 28 Mei 2019 | 07:29
60
Para Siswa SD Ini Dalami Astronomi Lewat Ular Tangga   
Kabar

Para Siswa SD Ini Dalami Astronomi Lewat Ular Tangga  

Selasa 5 Juni 2018 | 20:24
27
Dr H Zulfi Mubarak dalam Kajian Dhuha Aisyiyah Kota Malang.
Kabar

Ini 26 Tanda Hari Kiamat Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari Muslim

Rabu 31 Mei 2017 | 12:09
340
Next Post
Mata Air Surga dan Penjaganya: Obituari Hadi Mustofa Djuraid ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, sang kakak; Direktur PSWH Jatim.

Mata Air Surga dan Penjaganya: Sehari sebelum Hadi Mustofa Wafat

Ilustrasi detak jantung. Diskusi kematian dengan anak-anak

Diskusi Kematian dengan Anak-Anak

Tanwir Daring Jelang Muktamar Seru kolom dituis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Tanwir Daring Jelang Muktamar Seru

Semangat ngaji online guru-siswa SDMM (SD Muhammadiyah Manyar) Gresik tetap bergelora meski pandemi Covid-19 belum usai. Hal itu terlihat dari jadwal pembelajaran al-Quran Learning (QL) yang telah dibuat setiap hari selama jam belajar efektif, Senin-Jumat.

Semangat Ngaji Online Guru-Siswa SDMM

Siswa Almadany Juara Mewarnai Tas Spunbond

Siswa Almadany Juara Mewarnai Tas Spunbond

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
754

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
214

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
386

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
474

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Banjir Kalimantan

Banjir Kalimantan akibat Eksploitasi Alam yang Sembrono

Kamis 21 Januari 2021 | 20:02
TP3 FPI konferensi pers.

TP3: Pembunuhan 6 Laskar FPI Diduga Direncanakan

Kamis 21 Januari 2021 | 19:11
Smamsatu Siapkan Konsep Baru MBS Madinatul Ilmi. Konsep blanded (campuran) kurikulum disampaikan Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Ainul Muttaqin SP MPd, Jumat (21/8/20).

MBS Smamsatu Gresik Ajarkan Tafsir Quran Tematik untuk Kaji Sains

Kamis 21 Januari 2021 | 18:40
Ideologi

Ideologi Muhammadiyah Tergantung Ulama Tarjih

Kamis 21 Januari 2021 | 11:02
Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

Kamis 21 Januari 2021 | 10:48
Spiritual Morning Activity, ‘Sarapan’ Daring Smamsatu

Spiritual Morning Activity, ‘Sarapan’ Daring Smamsatu

Kamis 21 Januari 2021 | 10:31
Siswa Spemdalas Raih Prestasi Sains Nasional

Siswa Spemdalas Raih Prestasi Sains Nasional

Kamis 21 Januari 2021 | 10:19
Perpres

Perpres Berbahaya Mengadu Rakyat

Kamis 21 Januari 2021 | 06:31
Menko PMK

Menko PMK Kunjungi Korban Banjir Bogor

Rabu 20 Januari 2021 | 21:06
10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

Rabu 20 Januari 2021 | 20:05

Berita Populer Hari Ini

  • Lomba Daring Milad Ke-6 Smamio, Ini Juaranya

    Lomba Daring Milad Ke-6 Smamio, Ini Juaranya

    7794 shares
    Share 3118 Tweet 1949
  • Ideologi Muhammadiyah Tergantung Ulama Tarjih

    5960 shares
    Share 2384 Tweet 1490
  • Hari Pertama di Mamuju, Tim Medis Muhammadiyah Lakukan Dua Operasi Bedah

    5247 shares
    Share 2099 Tweet 1312
  • Banjir Kalimantan akibat Eksploitasi Alam yang Sembrono

    3863 shares
    Share 1545 Tweet 966
  • Tragedi KM 50, Ungkap Aktor Intelektual

    14993 shares
    Share 5997 Tweet 3748
  • Menko PMK Kunjungi Korban Banjir Bogor

    1215 shares
    Share 486 Tweet 304
  • Perpres Berbahaya Mengadu Rakyat

    760 shares
    Share 304 Tweet 190
  • 10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

    681 shares
    Share 272 Tweet 170
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    23226 shares
    Share 9290 Tweet 5807
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    9922 shares
    Share 3969 Tweet 2481
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama