PWMU.CO – Menulis ambyar—yang memiliki keunikan dan kualitas isi—adalah dambaan semua penulis. Tulisannya mampu memberikan kenikmatan serta menyuguhkan nuansa baru dan wawasan.
Sob, ketrampilan menulis adalah proses kita menyampaikan gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008) dalam buku Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa menulis merupakan ekpresi secara tertulis berupa gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan dengan menggunakan sarana bahasa.
Terus, bagaimana kita menuangkan ide dan gagasan dalam tulisan supaya pesan tersebut benar-benar bisa memberikan informasi utuh, menarik, dan tentunya tulisan kita disukai pembaca.
Sob, ada istilah, ketika kita bisa membawa pembaca masuk dalam alur tulisan adalah tanda-tanda pembaca memiliki ketertarikan. Sebaliknya, kalau pembaca merasa sambil lalu, acuh tak acuh dengan konten tulisan kita, itu adalah indikasi tulisan kita kurang diminati.
Untuk bisa membawa pembaca ‘hanyut’ dalam tulisan, Sob harus menempatkan unsur emosional. Kuras emosi pembaca melalui isi, gagasan, ide, pesan sehingga pembaca bisa mendalami. Dia akan memiliki hubungan erat dengan isi bahasan.
Nah, Sob, untuk bisa menulis ambyar, kita bisa praktikan rumus akronim dari klepon (keunikan, lebih dalam isinya, orientasi headline menarik, dan nawarkan perspektif baru). Yuk, kita simak tips ini supaya tulisan kita bisa mengaduk-aduk emosi pembaca.
Tulisan Miliki Keunikan
Sob, salah satu faktor yang membuat tulisan dibaca sampai tuntas itu karena pembaca menemukan sesuatu di dalam tulisan kita. Maka, penulis harus mencari, apakah sesuatu itu? Nah, sesuatu itu adalah keunikan yang membuat pembaca betah berlama-lama membaca tulisan.
Keunikan itu berdasarkan sajian, mulai dari materi dan nilai tambah bagi pembaca. Ada kekuatan ide yang mampu memikat hati pembaca. Ada inspirasi yang coba ditawarkan.
Semisal, ketika kita membuat tulisan lokasi wisata yang masih ‘alami’, maka hal pertama yang dilakukan adalah gaya bahasa apa yang cocok dan konten apa yang akan dibahas. Bukan sekadar bahas air terjun, lokasinya di mana, bagaimana suasananya, atau dingin airnya semata.
Tulisan harus diberi sentuhan keunikan. Kupas yang bisa menguras emosi melalui narasi dan deskripsi secara detail sehingga pembaca seolah-olah ada di lokasi dan bisa merasakan sendiri. Sob, hal ini adalah langkah dalam membuat ‘sesuatu’ dalam tulisan kita.
“Jangan menulis yang biasa-biasa saja, karena pembaca akan mencari hal yang luar biasa. Ini yang harus dipahami penulis kebanyakan.”
Menggabungkan unsur narasi (cerita) dan deskripsi (penggambaran) merupakan cara ampuh supaya kita bisa menjaga emosi pembaca tetap berada di dalam tulisan kita. Narasi lebih menekankan bagaimana kita melewati jalan setapak sebelum melihat curuq (air terjun) yang masih alami. Melewati jalan setapak dengan didampingi kabut dan hawa dingin yang menusuk tulang.
Deskripsi akan mengajak pembaca sebagai pelaku atau aktor dalam tulisan. Penulis akan membawa pembaca melalui olahrasa. Tujuannya supaya pembaca memiliki perasaan berada di lokasi walaupun membaca tulisan di rumah atau kantor.
Lebih dalam Isinya
Sob, menulis tidak perlu tanggung-tanggung, harus totalitas. Artinya, isi bahasannya harus sampai akhir. Jangan hanya di bagian kulitnya saja. Harus mampu menuntaskan sampai bahasan materi tulisan tuntas.
Suatu ketika kita ingin menulis tentang nasi krawu, kuliner khas Gresik. Maka, data harus lengkap sebelum menulis. Mulai dari asal usul makanan, resep bumbunya, ciri khas, cara membuat, buka dan tutup jam berapa, berapa penghasilan, berapa kilo beras dan daging yang dihabiskan dalam 1 hari, sudah berapa lama penjual menjual nasi krawu.
“Perlu juga dilakukan wawancara dengan pembeli. Bagaimana komentar mereka sampai rela ke Gresik dan masuk gang kecil untuk mendapatkan nasi krawu ini.”
‘Skenario’ tulisan tersebut sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tulisan yang lebih dalam. Hal yang sama ketika kita membahas kuliner asli dari daerah lain. Harus ada pertimbangan lebih awal terkait dengan cakupan materi sebagai mind map.
Orientasi Headline Menarik
Sob, headline (berita utama) harus dibuat menarik. Mampu menghadirkan headline yang kuat diyakini mampu membangkitkan minat pembaca. Pembaca pertama kali membaca headline yang kita buat. Ketika dia tertarik, maka dengan mudah membawa mereka melanjutkan proses membacanya.
Kebalikannya, headline yang kita buat tidak sesuai dengan ekspektasi, buruk, maka tulisan biasanya dianggap angin lalu bagi pembaca. Kita akan merasa ‘sia-sia’.
Sob, pekerjaan rumah penulis yang utama ketika membuat tulisan adalah menjawab pertanyaan, seberapa menarik headline? Bagaimana sih membuat headline yang menarik pembaca? Pertama, mampu menyentuh rasa ingin tahu pembaca. Kalimat tidak panjang, tetapi memiliki nilai rahasia yang mem-bikin pembaca menyentak rasa pingin tahu.
Kedua, menggunakan angka atau data dalam headline. Ketiga, jangan membuat headline dengan kalimat yang sulit dipahami. Keempat, gunakan kata-kata seperti tips, alasan, strategi, fakta, prinsip, ide, rahasia, atau cara yang bisa membuat pembaca ingin mendalami isi tulisan kita.
Tawarkan Perspektif Baru
Sob, tulisan yang bagus adalah mampu menawarkan pengetahuan, inspirasi, dan sekaligus menghibur. Ada perspektif baru yang belum didapat pembaca sebelumnya. Untuk itu, tugas penulis membuat pembaca bertanya-tanya, memberikan kesan, dan menyukai cerita yang kita hadirkan.
“Tulisan yang mengandung pertanyaan bukan berarti tulisan belum final, tetapi pembaca diajak untuk merefleksikan, bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan atau materi yang telah diberikan.”
Sob, resep menulis dengan tips klepon di atas bisa kita coba untuk bisa memberikan nuansa baru tulisan kita. Menambah kekuatan atau daya magis tulisan sehingga pembaca bisa benar-benar menikmati karya kita.
Silahkan mencoba, Sob! Semoga berhasil.
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.