PWMU.CO – Sebelum konsep Full Day School (FDS) resmi diujikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendi, SMP Muhammadiyah 9 yang beralamat di Jalan Jojoran 1/50 Surabaya lebih dulu sukses memberlakukan konsep FDS.
Sudah jauh-jauh hari SMPM 09 Surabaya sudah menerapkan FDS, sebelum konsep FDS menuai beragam tanggapan miring dari masyarakat. ”FDS yang diterapkan di sekolah berupa hafalan Al-qur’an, futsal, muhadhoroh, dan kegiatan IPM,” kata Kepala SMPM 09 Surabaya Imam Sapari MPdI.
(Baca: Hikmah di Balik Wacana FDS: Mendikbud Sukses Ingatkan Kita untuk Kembali Peduli Pendidikan)
Imam menyampaikan, model FDS dinilai sangat tepat diterapkan untuk penguatan karakter anak didik. Karena FDS mampu mendidik perilaku dan mengajarkan anak didik dalam bertutur kata yang sopan dan santun.
”Selain mata pelajaran (mapel) wajib, model FDS cocok diterapkan untuk pendidikan karakter. Sesuai dengan visi sekolah yakni ”Unggul dalam Akhlaq, Ibadah, Prestasi, Terampil dan Mandiri”.
Imam menambahkan, setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, para siswa diajak untuk murojaah surat pendek dan surat pilihan, serta siswa diajak berdzikir pagi. Siswa lantas diminta untuk menghafal doa, baca tilawati dan tausiyah pagi.
(Baca: Inilah Tanggapan Mendikbud Muhadjir Effendy pada Petisi Tolak Pendidikan “Full Day” di Indonesia)
Salah seorang walimurid Sabrina Az-Zahra mengatakan, penerapan FDS sedikit banyak mengurangi kegelisahan orang tua. Karena sistem FDS membuat lingkungan bermain anak lebih terjaga dan steril. Selain itu banyak kesibukan positif untuk anak-anak di sekolah.
”Banyak sisi positif konsep FDS, yakni perubahan perilaku anak menjadi lebih baik. Kemudian anak bisa pulang bareng bersama orangtua yang merupakan pekerja,” tandasnya. (fery/aan)