PWMU.CO – Yukata dan Sumpit Jepang di (OST) Olahraga Seni dan Teknologi Bahasa Jepang SD Muhammadiyah 2 (Berlian School) GKB Gresik dilaksanakan, Kamis (6/8/2020).
Dalam kegiatan OST—sejenis ekstrakurikuler—yang dilakukan secara Zoom ini siswa Berlian School mengenalkan budaya baju tradisional Jepang Yukata.
Wakil Jepala Sekolah Bidang Kesiswaan Irma Sonya Suryana SKom mengatakan kegiatan pembinaan OST Bahasa Jepang dengan Zoom ini sebagai gong dimulainya seluruh kegiatan pembinaan OST di Berlian school.
“Sementara kegiatan OST tapel 2020-2021 menggunakan metode daring dan luring karena kegiatan pembinaan OST harus tetap berjalan seiring dengan pembelajaran akademik yang masih menggunakan sistem PJJ karena masih dalam masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Pembina OST bahasa Jepang Mayang Farida SPd mengungkapkan pertemuan dengan Zoom ini hal yang bagus. “Jadi siswa langsung belajar tapi tidak sepaneng semuanya santai, persiapannya bagus dan apik sekali,” katanya.
Alumnus Prodi pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya ini mengaku kaget dengan antusiasme siswa. Karena pembelajaran Bahasa Jepang umumnya ada di tingkat SMP atau SMA.
Untuk pengenalan huruf, sambungnya, biasanya juga di tahap SMA. Tapi ternyata, di Berlian School banyak anak yang antusias, khususnya terhadap budaya Jepang dan daya tangkap siswa yang menurut saya termasuk fast learner.
“Sehingga saya juga belajar hal baru, mengajar dengan enjoy melalui pembelajaran pendekatan budaya Jepang,” imbuh pengajar yang hobi jalan-jalan ini.
Mengenal Baju Tradisional Jepang
Di depan 115 partisipan Zoom, Mayang ditemani siswa peserta OST Bahasa Jepang Daviza Kelsa Putri, Kelas V Hagia Sophia sebagai model untuk memakai Yukata.
Sambil mempraktikkan cara pemakaian yukata pada Kelsa, Mayang menjelaskan yukata adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai orang Jepang di musim panas.
Meski terlihat sama dengan kimono, lanjutnya, namun penggunaan yukata berbeda dengan kimono. Yukata digunakan pada kesempatan santai atau acara nonformal, misalnya sewaktu melihat festival kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon sedangkan kimono digunakan pada acara yang lebih formal.
Seni Makan Memakai Sumpit
Dalam kesempatan yang sama, Mayang juga mengenalkan bagaimana umumnya orang Jepang makan. Ciri khasnya menggunakan sumpit. Di depan meja yang sudah tersaji makanan ala Jepang.
Dia menjelaskan ada banyak hal yang menarik ketika mempelajari bagaimana orang Jepang ketika makan. Sedari kecil orang Jepang sudah dibiasakan memegang sumpit dengan benar.
Terlihat ekspresi peserta Zoom semakin tertarik ketika Mayang menjelaskan etika tentang pemakaian sumpit. Misalnya, menusuk makanan dengan sumpit, memilih-milih makanan sambil memegang sumpit, serta memasukkan sumpit ke dalam mulut dan sebagainya adalah hal yang dinilai tidak sopan.
“Mungkin kalau kita makan dengan sumpit dan melakukan itu semua, hal yang wajar ya, namun kalau di Jepang itu dinilai sangat tidak sopan,” jelasnya sembari mempraktikkan langsung makan dengan sumpit.
Mayang mengungkapkan kebiasaan untuk menghargai makanan dengan mengucapkan salam saat sebelum dan sesudah makan. Dalam setiap makanan, terdapat roh, dan mengucap Itadakimasu dengan arti menerima roh dari makanan tersebut. Gochisosama diucapkan setelah selesai makan sebagai rasa terima kasih. Kebiasaan tersebut merupakan hal yang mendasar di Jepang.
Kelsa mengaku tertarik belajar Bahasa Jepang terutama dalam hal budayanya. “Selain mempelajari bahasa Jepang, di OST ini banyak hal baru dan menarik yang saya pelajari dari budaya Jepang,” ujarnya tersenyum. (*)
Penulis Anita Firlyando. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.