PWMU.CO– Tarung duel lazim dilakukan sebagai pemanasan dan pembuka di perang terbuka antara dua kelompok yang sedang berhadapan. Seperti juga dalam Perang Badar antara pasukan Nabi Muhammad saw dengan kafir Mekkah.
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan Tahun 2 Hijriyah atau 13 Maret 624 M. Ini pertempuran besar pertama antara umat Islam. Lokasinya di padang Badar, 190 Km selatan kota Madinah. Rasulullah turun memimpin perang ini membawa 313 pasukan menghadapi kelompok Mekkah dengan 1.000 pasukan.
Tantangan tarung duel pertama disampaikan Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi dari kafir Mekkah. Dia keluar dari barisan pasukannya. Maju ke tengah lapangan di antara dua pasukan yang berhadapan.
Tantangan itu disambut Hamzah bin Abdul Muththalib yang langsung maju menghadapinya. Saat keduanya bertemu, Hamzah langsung memukul Aswad dengan pedangnya, ketika musuhnya oleng langsung ditebas kakinya hingga tersungkur.
Aswad merayap berusaha menghindar, Hamzah langsung mengakhirinya dengan tusukan pedang. Duel berjalan sangat singkat.
Melihat jagoannya kalah, pasukan kafir Mekkah panas. Sesepuh mereka Utbah bin Rabi’ah maju. Diikuti saudaranya, Syaibah bin Rabi’ah, dan anaknya, Walid bin Utbah.
Dari pasukan muslim maju tiga pemuda Anshar. Auf bin Harts, Muawwidz bin Harts, dan Abdullah bin Rawahah menghadapi mereka.
Utbah berteriak kepada mereka. ”Siapa kalian? Kami tidak punya urusan dengan kalian. Kami ingin duel dengan kaum kami sendiri. Hai Muhammad, keluarkan yang sepadan dengan kami.”
Rasulullah lalu meminta Ubaidah bin Harits, Hamzah, dan Ali bin Abu Thalib maju.
Utbah berseru,”Nah, kalian orang-orang yang sepadan dengan kami.”
Ubaidah duel melawan Utbah. Hamzah melawan Syaibah. Ali berhadapan dengan Walid.
Pertarungan terjadi. Hamzah tidak butuh waktu lama membunuh Syaibah. Ali juga mengalahkan Walid. Sedang Ubaidah dan Utbah masih saling baku pukul meski berdarah-darah.
Hamzah dan Ali yang sudah menang menuju ke Utbah langsung menyabetkan pedangnya. Utbah tewas. Sementara Ubaidah juga roboh dengan luka parah yang akhirnya meninggal juga.
Kematian Abu Jahal
Setelah tarung duel selesai. Kedua pasukan segera bersiap dengan senjatanya. Bergerak mendekat dengan siaga menunggu perintah komandan. Saat jarak anak panah terjangkau, Rasulullah memerintahkan pasukan panah menyerang. Musuh bergelimpangan tertembus panah. Melihat serangan ini musuh langsung menyerang maju untuk mendekat dan berhadap-hadapan. Mereka segera memainkan pedang dan tombak berusaha membunuh lawan.
Rasulullah saw memerintahkan mencari Abu Jahal. Muadz bin Amr menemukan Abu Jahal di bawah pohon. Dia serang Abu Jahal dengan menebas kakinya. Tapi Ikrimah, anak Abu Jahal, membantu ayahnya. Dia membacok pundak Muadz hingga tangannya tak bisa dipakai berperang lagi.
Muawwadz bin Afra’ datang ganti menyerang Abu Jahal yang sudah terluka dengan pedangnya. Tapi Muawwadz ganti diserang musuh hingga gugur.
Abdullah bin Mas’ud mendekati Abu Jahal yang terluka parah. Dia injak lehernya sambil berkata,”Apakah Allah telah menghinakanmu, hai musuh Allah?”
”Dengan apa Allah menghinakanku? Katakan kepadaku, milik siapa kemenangan pada hari ini?” kata Abu Jahal.
”Milik Allah dan RasulNya,” jawab Ibnu Mas’ud.
Kemudian dipenggallah kepala Abu Jahal untuk dibawa kepada Rasulullah.”Rasulullah, inilah kepala musuh Allah, Abu Jahal,” ujar Ibnu Mas’ud.
Melihat kematian Abu Jahal, Rasulullah langsung berseru,”Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia.” (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto