PWMU.CO– Ummu Jamil, istri Abu Lahab sangat tersinggung dan sewot ketika turun surat al-Lahab. Sebab namanya disebut-sebut dengan perilaku buruk.
Ummu Jamil dalam surat itu dijuluki si pembawa kayu bakar. Menurut kitab Sirah Ibnu Ishaq, dia dijuluki begitu karena membawa duri dan menyebarkan di jalan yang biasa dilalui Rasulullah saw.
Kalau zaman sekarang perbuatan itu seperti dilakukan orang-orang yang menyebarkan ranjau paku di jalan agar pengendara kendaraan bocor bannya.
Surat al-Lahab artinya sebagai berikut Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitupula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Mendengar diri dan suaminya diolok-olok oleh wahyu yang diturunkan kepada kemenakannya, Muhammad, Ummu Jamil keluar mencari Rasulullah yang ketika itu duduk di samping Kakbah ditemani Abu Bakar.
Bibinya datang dengan membawa batu. Ketika dia telah berdiri di tempat Nabi, anehnya dia hanya melihat Abu Bakar. ”Hai Abu Bakar, mana temanmu itu? Aku dengar dia mengolok-olokkan aku. Demi Allah, jika aku bertemu dengannya, aku pukul mulutnya dengan batu ini,” katanya dengan geram.
Kemudian ia bersyair
Mudzammam, kami tidak taat kepadanya
Kami membangkang perintahnya
Dan kami benci kepada agamanya
Mata Ummu Jamil Ditutup
Usai berkata begitu, dia pergi. Lalu Abu Bakar berkata kepada Rasulullah,”Ya Rasulullah, apakah dia tidak melihatmu?”
Rasulullah berkata,”Dia tidak bisa melihatku, karena Allah memalingkan penglihatannya dariku.”
”Ketahuilah, tidakkah kalian merasa heran bagaimana Allah melindungiku dari gangguan orang-orang Quraisy? Mereka mencela dan mengolok-olok nama Mudzammam, padahal aku adalah Muhammad,” ujar Nabi lagi.
Asbabun nuzul surat ini seperti riwayatkan Shahih Bukhari hadits berasal dari Ibnu Abbas menceritakan, suatu hari Rasulullah saw naik ke puncak bukit Shafa lalu bersuara lantang mengumpulkan orang-orang.
”Hai kaum Quraisy, marilah kita kumpul!” Semua orang berkumpul di antaranya terdapat Abu Lahab. Lalu Rasulullahberkata, “Hai kaum Quraisy, bagaimana pendapatmu jika aku kabarkan bahwa musuh akan datang besok pagi atau besok petang. Apakah kamu percaya?”
Jawab mereka,”Kami percaya sepenuhnya.”
Kata Rasulullah lagi,”Aku peringatkan kepadamu, bahwa siksa Allah yang sangat ganas dan keji pasti akan datang menimpa.”
Mendengar itu, mereka mencemooh. Abu Lahab langsung marah. Ia berkata, ”Celakalah kamu Muhammad! Apakah hanya dengan maksud seperti itu kamu mengundang kami berkumpul?”
Allah kemudian menurunkan wahyu surat al-Lahab menjelaskan keadaan Abu Lahab dan istrinya yang terlalu cerewet dan usil. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto