PWMU.CO – Nasyiatul Aisyiyah (NA) menurut Diyah Pusiptarini bukanlah organisasi kaleng-kaleng. Namun ortom putri Muhammadiyah ini telah banyak berkontribusi untuk sesama.
“Sudah banyak capaian dan kontribusi yang diberikan oleh NA bersama Muhammadiyah, Aisyiyah baik pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan,” ujarnya pada Pembukaan Tanwir III Nasyiatul Aisyiyah, Ahad (5/9/2020)
Ketua Umum PPNA ini menyatakan, NA pada perjalanan usianya selama 89 tahun Masehi dan 92 Hijriah ini bahkan sekarang semakin diminati banyak kalangan.
“Munculnya perempuan muda di ruang publik menjadikan NA semakin diminati. Namun ini harus menjadi catatan untuk kita semua bahwa NA harus mampu mengikuti pergerakan zaman,” tegasnya.
Mengusung tema Bangkit Hadapi Covid-19: Terus Berkontribusi untuk Negeri, Tanwir III NA ini ingin memberikan pesan bagi kader dan masyarakat luas bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Covid-19 masih saja terjadi. Namun kader NA harus bangkit menghadapi pandemi ini dengan segala kemampuan yang dimiliki,” ujarnya.
Diyah berpesan, jika kader NA adalah seorang tenaga kesehatan (nakes) maka ia mengajak mereka untuk tetap berada di garda terdepan dalam mengatasi pandemi ini.
“Jika kader NA adalah seorang pendidik maka lakukanlah inovasi pembelajaran tanpa meninggalkan esensi nilai, etika, dan moral,” pesannya.
Jika kader NA adalah seorang wiraswasta, Diyah berharap agar mereka melakukan pekerjaan dengan profesional tanpa meninggalkan aspek keselamatan.
“Dan jika kader NA adalah seorang ibu rumah tangga, maka dampingi keluarga dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi Covid-19” harapnya.
Menurutnya, saat ini kekuatan keluarga adalah benteng terakhir pertahanan dalam menekan laju persebaran Covid-19 yang semakin cepat.
Bangkit Hadapai Covid-19
Pesan Bangkit Hadapi Covid-19 ini bagi Diyah merupakan seruan bagi semua pihak baik individu, gerakan, maupun pemerintah agar bersungguh-sungguh memikirkan keselamatan rakyat Indonesia agar dapat terlindungi dari wabah.
“Ketika pemerintah satu suara dalam melakukan penanganan yang serius maka seluruh elemen masyarakat tentu akan bersatu padu bergerak bersama,” tandasnya.
Sedangkan Kontribusi untuk Negeri, Diyah menjelaskan, ini memberikan makna bahwa kader NA harus terpanggil untuk membantu sesama dan yang terpenting adalah menjaga agar virus ini tidak menyebar semakin besar.
“NA memanggil serta mengajak kadernya bahagia dalam menjalankan roda organisasi, terdidik tiap hari, bekerja digemari dan kemuliaan islam dicari,” jelasnya.
Bagi Diyah, kader NA adalah kader pilihan yang ditempa dengan keikhlasan, pengorbanan dan jerih payah, meski terkadang sedikit berkeluh kesah.
“Kader NA bukanlah kader biasa. Di tengah karir dan keluarga namun tetap memilih untuk berorganisasi. Ini adalah prinsip dan jalan hidup,” ucapnya.
Diyah menegaskan, NA adalah rumah besar yang jangan sampai tergadaikan apalagi dijualbelikan atau dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun sesaat.
“Sungguh susah merawat rumah besar yang hampir berusia satu abad ini, namun tampak mudah jika pimpinan dan kader NA masih menjalankan prinsip organisasi ini dengan sebaik-baiknya,” tandas mantan Kepala SMP Muhammadiyah 2 Depok tersebut.
Diyah menjelaskan, Tanwir ini mengajak seluruh kader NA agar menjaga rasa ikhlas, berdedikasi, berkomitmen tinggi, berkhidmat, dan bekerjasama menjaga kebersamaan, bekerja teratur, serta memperkuat gerak NA dalam memajukan umat bangsa dan alam semesta. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni