PWMU.CO – PWM Jatim membangun jaringan ke New York, Amerika Serikat, disampaikan Dr M Saad Ibrahim MA ketika memberi sambutan pada acara puncak Milad Ke-55 SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Senin (7/9/20) melalui Zoom.
Ketua PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) Jawa Timur Saad Ibrahim mengatakan sangat bersyukur kepada Allah karena bisa menyimak apa yang baru saja disampaikan Dr Imam Shamsi Ali Lc MM Imam Masjid Islamic Center New York dan juga Ketua PCIM Amerika.
“Kami bekerja sama dengan Konjen Amerika. Kami diundang ke Amerika pada Agustus kemarin ini mestinya. Salah satu agendanya ialah untuk ke New York, khusus bertemu dengan Imam Shamsi Ali di Yayasan beliau di pondok pesantren Nur Ika Nusantara Madani,” katanya.
Saya sangat bersyukur, sambungnya, karena pada hari ini bisa bertatap muka walaupun dengan cara Zoom ini. “Dari pembicaraan yang disampaikan dan semangat beliau, kami di PWM Jawa Timur masih siap untuk menampung semangat beliau,” ujarnya.
Semoga, harapnya, pada bulan November 2020 nanti, ketika kami mengadakan milad Muhammadiyah beliau bisa menyisihkan waktunya.
Bertebaran di Luar Negeri
Saad menyampaikan satu sisi saja dari apa yang didapatkan melalui Imam Shamsi Ali. “Kalau tadi disebutkan Kepala Smamsatu, Ainul Muttaqin sekian banyak alumninya yang kemudian kuliah di banyak negara di luar negeri, termasuk dua yang ditampilkan dari Republik Rakyat China dan al-Azhar Kairo Mesir.
“Maka sekali lagi ini adalah bagian penting untuk membangun dunia ini dengan paradigma Islam,” ucapnya.
Dia mengatakan, kita diperintahkan berdakwah Allah pada seluruh jengkal buminya. “Tetapi sekali lagi selalu menyatakan anak-anak kita yang sekarang ini bertebaran di luar negeri itu sudahlah sekarang ini kalian tetap berada di luar negeri,” ujarnya.
“Sering saya sebutkan dalam ceramah-ceramah tentang Imam Shamsi Ali ini. Dia tamatan Pondok Pesantren Darul Arqam milik Muhammadiyah di Sulawesi Selatan lalu belajar di Pakistan, setelah itu menjadi dosen di Saudi Arabia dan 22 atau 23 tahun terakhir tinggal di New York,” jelasnya.
Jaringan Jawa Timur—New York
Saad mengatakan pentingnya membangun jaringan dengan Pak Imam Shamsi Ali. ”Saya akan kirimkan anak-anak dari Jawa Timur. Yang kemudian bisa belajar ke New York sana. Kemudian di sana bisa membantu di pondok pesantren yang didirikan. Belajar tentang peran yang dimainkan Pak Imam Shamsi Ali ini lalu suatu hari tidak di New York, tetapi dikirim ke Washington, Canada, atau London dan sebagainya,” harapnya.
Maka, menurutnya, hal yang demikian inilah yang menjadi bagian penting bagi kita. Biarlah Indonesia kami urus Islamnya dan peradabannya.
Peran KH Ahmad Dahlan
Saat mengungkapkan KH Ahmad Dahlan belajar ke Makkah, Arab Saudi, kemudian beliau pulang karena masih diperlukan untuk konteks Indonesia menjadi besar. Termasuk dengan kebesaran Muhammadiyah sekarang ini.
Tetapi, lanjutnya, sekarang sudah waktunya kita keluar. Kemudian tidak pulang kembali ke Indonesia. Kalian nanti nggak usah pulang. Nanti juga jangan tinggal di Pakistan, pergilah kalian ke Australia, tinggalah kalian di Amerika, pergilah ke London dan sebagainya. Dengan cara ini, menurutnya, insyaallah suatu hari nanti, kita ini didefinisikan banyak kawasan, negara-negara besar.
“Saya percaya dan selalu berusaha memohon kepada Allah, suatu hari nanti Amerika itu akan didefinisikan anak cucu kita. Termasuk dan khususnya anak cucunya Pak Imam Shamsi Ali. Suatu hari nanti walikotanya, gubernurnya itu bisa berasal dari Islamic Foundation yang didirikan oleh Imam Shamsi Ali itu,” katanya.
Bahkan suatu hari nanti, lanjutnya, presidennya pun insyaallah diberikan oleh Allah peluang. Maka dengan cara itulah kita mendefinisikan dunia ini.
Konteks Kebesaran Islam
Saad percaya, rintisan-rintisan yang Imam Shamsi Ali lakukan itu bagian penting untuk koteks kebesaran Islam. “Saya senang dan apresiasi, membanggakan, bahkan apa yang telah diperjuangkan dan penuh keyakinan dengan penuh jihad dan optimisme itu yang suatu hari kita bisa mendefinisikan sebuah negara besar seperti Amerika,” ujarnya.
Saad menceritakan dia mendapat kabar kegiatan Islamic Foundation Sabtu lalu ada kajian Islam for the Others, Alislam bil Khair. Lalu kemudian ada satu atau dua orang yang memeluk Islam. Maka kalau ini terus-menerus dilakukan, maka insyaallah dengan cara seperti itulah Islam. Tidak dengan cara berperang seperti pada masa dahulu.
Yang sekarang sudah di China, pesannya, biarlah tetap tinggal di sana. Yang ada di Mesir, jangan tinggal di Mesir, tinggalah di kawasan-kawasan yang lain. Seperti Jepang itu adalah masa depan. Dan Australia adalah masa depan Islam.
“Insyaallah inilah mindset yang kita bangun,” tambahnya.
Tahun 2017, tegasnya, PWM Jatim mendatangkan Imam Shamsi Ali dengan tujuan mengubah maindset. Dengan maindset itulah yang beliau berjihad dan kita doakan, berpartisipasi untuk konteks yang seperti itu.
“Maka di antara Muhammadiyah Jawa Timur dan New York ini ada kerjasama yang bersifat proyektif ke depan. Kita berharap sekali lagi, Islam kemudian betul-betul menjadi sebuah agama yang membawa peradaban tinggi termasuk di berbagai wilayah,” harapnya.
Penulis Estu Rahayu. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.