PWMU.CO – Penyebab terjadinya wabah berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH) setidaknya oleh tiga hal.
UAH menyampaikannya pada Pengajian Orbit Virtual dengan tema Pedoman al-Qur’an dan as-Sunnah dalam Mengatasi Wabah, Rabu (23/9/2020)
Dia mengatakan, suatu kali malaikat Jibril mendatangi nabi dan mengabarkan, akan datang suatu kejadian yakni datangnya wabah yang menyebar ke seluruh umat manusia dan itu menyebabkan banyaknya wafat umatku.
“Jadi jauh-jauh hari Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan, akan ada datangnya wabah, sebagian panas dan sebagian menyebabkan kematian secara massal,” tutur UAH.
Perbuatan Fakhisyah
UAH menjelaskan, penyebab terjadinya wabah yang pertama adalah adanya prilaku buruk, hubungan seksual yang menyimpang atau fakhisyah.
“Tidak akan tampak perbuatan fakhisyah menyebar ke suatu tempat dengan mudahnya dan terlihat sepele, biasa, gampang, maka itu adalah sebab pertama mudah tersebarnya wabah,” tandasnya.
Dia menegaskan, fakhisyah adalah perbuatan yang bersumber dari syahwat, pornoaksi, pornografi, LGBT, homoseksual, transgender, dan sejenisnya.
Tidak langsung mengaitkannya dengan Covid-19, namun UAH mengatakan, dengan adanya wabah Covid-19 mungkin hikmahnya kita bisa semakin mendalami paparan-paparan dalam al-Quran dan sunnah.
“Sekaligus mengecek kesalehan kita. Jangan-jangan selama ini kita banyak salahnya bukan salehnya,” ujarnya sambil tersenyum.
Konsumsi Makanan yang Haram
Penyebab kedua, perilaku manusia mengkonsumsi pada makanan-makanan yang oleh al-Quran dan sunnah haram mutlak.
“Contohnya tentang isu kelelawar. Isu di Wuhan adanya warung seafood yang menyajikan kelelawar, padahal kalau kita buka-buka secara spesifik hadits Nabi ada keterangan multak haramnya kelelawar,” ujar UAH.
Nabi mengatakan jangan bunuh kelelawar, karena secara spiritual, kelelawar membantu memadamkan api saat kaum yahudi membakar Baitul Maqdis.
“Dan ternyata ada penelitian, kelelawar adalah mamalia yang unik. Burung yang sangat sempurna, betinanya haid (menstruasi), melahirkan bukan bertelur, dan ternyata bisa menjadi formulasi yang sangat cepat inang dari virus,” papar UAH.
Penyimpangan Kekuasaan
Faktor ketiga adalah prilaku manusia itu sendiri. Menurut UAH, biasanya kalau ada kecenderungan perilaku manusia yang melakukan penyimpangan kekuasaan, yang level tertingginya ingin mengubah hukum Tuhan atau berkuasa di atas hukum Allah maka ini menjadi faktor potensial terjadinya wabah.
“Saya beri contoh Firaun. Di antara penyimpangannya dia ingin mengubah tatanan dunia, ingin menjadi tuhan. Bahkan Firuan mengatakan, saya tuhanmu yang paling hebat. Maka apa yang terjadi? Allah beri peringatan berupa datangnya thaufan,” papar UAH.
Menurut beberapa mufasir, thaufan bisa berarti badai. Namun juga ada yang memaknai thaufan adalah banyaknya orang yang meninggal—sesuatu yang menyebar di air dan penyebabnya adalah virus.
“Jadi kalau ada perilaku manusia yang menyimpang bisa menimbulkan wabah, tha’un, dan itu genetiknya ada dalam hadits,” tandas UAH.
Oleh sebab itu UAH mengajak umat Islam agar semua hal-hal yang Allah telah melarang harus kita hindari. “Hindari makanan yang memang haram dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang mari kita tinggalkan,” ajaknya (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni