PWMU.CO – Saat Rektor dan jajaran pimpinan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengenakan baju adat, Senin (28/9/2020)
Rektor Unisa Yogyakarta Warsiti SKp MKep Sp Mat yang dalam hal ini memakai baju adat Sulawesi Selatan mengatakan, pemakaian baju adat menjadi simbol Unisa memiliki keberagaman.
“Ini adalah salah satu simbol bahwa Unisa Yogyakarta memiliki keberagaman suku, daerah, bahasa, agama, ras dan juga golongan yang semua terangkai dalam Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19 dan meskipun hanya bisa menyapa wali mahasiswa baru via Zoom, Warsiti mengaku bersyukur justru kehadiran wali mahasiswa baru lebih banyak dari biasanya.
“Ini menjadi kesyukuran kita, karena biasanya kita mengadakan kegiatan silaturrahim dengan wali mahasiswa baru paling banyak 60 persen yang bisa bergabung dengan kami,” terangnya.
Warsiti juga mengucapkan selamat kepada wali mahasiswa baru atas keberhasilan putra-putrinya lolos seleksi di Unisa Yogyakarta.
“Selamat kepada bapak ibu wali karena putra-putri bapak ibu telah lolos seleksi dan menjadi anak-anak pilihan,” tuturnya.
Terima Mahasiswa Baru dari Afrika
Dia menjelaskan, tahun ini Unisa Yogyakarta menerima 1.535 mahasiswa baru dan terhitung ada 23.533 pendaftar yang ingin studi di Unisa Yogyakarta dari 34 provinsi.
“Tahun ini kami juga menerima mahasiswa baru dari Uganda, Afrika,” terangnya.
Rektor yang terpilih kembali untuk masa jabatan 2020 – 2024 ini juga menyampaikan terima kasih kepada wali mahasiswa baru yang telah memilih Unisa Yogyakarta.
“Insya Allah bapak ibu tidak salah pilih. Karena Unisa adalah amal usaha di bidang pendidikan yang berada langsung di bawah organisasi perempuan islam terbesar yaitu Aisyiyah,” tandasnya.
Aisyiyah, lanjutnya, telah memiliki modal sosial yang kuat sebagai gerakan perempuan yang berkiprah untuk kesejahteraan masyarakat, mencerdaskan umat dan bangsa.
“Unisa Yogyakarta juga sudah memiliki pengalaman panjang dalam mengelola pendidikan. Sejak Tahun 1963 sebagai sekolah bidan, Tahun 1991 bertransformasi menjadi Akademi Keperawatan Aisyiyah dan terakhir bertransformasi menjadi Universitas Aisyiyah Yogyakarta pada Tahun 2016,” ungkapnya.
Di tengah kondisi Covid-19 yang masih terjadi, Warsiti mengaku prihatin karena dampaknya dirasakan oleh semua sektor tidak terkecuali sektor pendidikan. Sehingga Perguruan Tinggi juga harus beradaptasi pada tatanan kehidupan baru.
Oleh sebab itu, Warsiti mengatakan, sejak bulan Maret 2020, semua layanan mahasiswa maupun stakeholder Unisa Yogyakarta dialihkan dalam sistem online.
“Pilihan ini memang bukan pilihan ideal, tapi terbaik di tengah pandemi. Semua harus kita pahami sebagai ikhtiar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Untuk itu melalui pertemuan ini akan kita sampaikan kebijakan akademik maupun non akademik,” jelasnya.
Luncurkan Beasiswa 3 Miliar
Warsiti menjelaskan, dampak Covid-19 ini juga dirasakan pada angka pendapatan penduduk yang berdampak pada kemampuan ekonomi bagi sebagian mahasiswa Unisa untuk melangsungkan studi.
“Namun dengan dilandasi spirit al-Maun, Unisa juga hadir untuk memberikan kesempatan meraih beasiswa. Saat ini kami memiliki lebih dari 10 skema beasiswa baik bersumber dari internal maupun eksternal,” terangnya.
Total beasiswa yang diberikan Unisa Yogyakarta untuk Mahasiswa Baru Tahun 2020 – 2021 sebesar Rp 3.130.745.000 (tiga miliar seratus tiga puluh juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah).
Selain Rektor, dalam kegiatan sambut wali mahasiswa baru ini para pimpinan Unisa juga mengenakan baju adat diantaranya Wakil Rektor I Taufiqur Rohman mengenakan baju adat Nusa Tenggara Barat (NTB), Rektor II Yuli Isnaini mengenakan baju daerah Minangkabau dan Wakil Rektor III Mufdilah menggunakan baju adat Jawa.
Sedangkan di tingkat fakultas, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Moh Ali Imron mengenakan baju adat Papua, Dekan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (Feishum) Mega Ardina mengenakan baju adat daerah Kalimantan dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Hapsari mengenakan baju adat Bali. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni