PWMU.CO – UM Jember siap mengimplementasikan merdeka belajar. Hal itu disampaikan Dr Tanzil Huda MPd dalam Workshop Kurikulum Outcome Based-Education MBKM secara online, Senin, (28/9/2020).
Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) ini mengatakan Universitas Muhammadiyah (UM) Jember akan menyesuaikan dan menentukan program dengan standar. Kebijakan implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di UM Jember selaras dengan strategi pengembangan institusi.
“Terutama terkait dengan misi nomor satu yaitu menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan berakhir,” ujarnya.
Hal senada disampaikan anggota tim ahli Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi Kemendikbud yang sekaligus Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Dr Ir Syamsul Arifin MT. Dia menjelaskan capaian yang harus didapat yaitu mampu merekontruksi kurikulum pendidikan tinggi dalam implementasi kebijakan MBKM. “Hal ini sesuai dengan SN-Dikti dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE),” jelasnya.
Kampus Merdeka Belajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah mencanangkan omplementasi program MBKM. Tanzil Huda mengungkapkan UM Jember termasuk salah satu universitas yang mendapat hibah Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum ini.
“Sesuai Surat dari Kemdikbud Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2087/E2/BP/2020 bahwasannya UM Jember lolos evaluasi dan penilaian dari proposal yang diajukan untuk Penerima Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerjasama Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka,” jelasnya.
Dari total 28 Program Studi yang ada, lanjutnya, UM Jember mendapat bantuan paling tinggi dari seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yaitu 10 Program Studi (Prodi). Di antaranya adalah Prodi Agroteknologi, Prodi Akuntansi, Prodi Ilmu Komunikasi, Prodi Ilmu Pemerintahan, Prodi Manajemen, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Psikologi, Prodi Teknik Informatika, dan Prodi Teknik Sipil.
Kebiasaan Baru Dunia Pendidikan
Tanzil Huda memaparkan sejak terjadinya pandemi Covid-19 banyak kebiasaan yang berubah pula dalam dunia pendidikan. Pendidikan, menurutnya, adalah tombak dari pencetak generasi bangsa, penting adanya untuk tetap fleksibel dengan keadaan.
“Dibutuhkan sinergi dan inovasi dengan perspektif dari sudut pandang positif,” katanya.
Tantangan pendidikan abad 21, sambungnya, adalah peran dan strategi dalam menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di perguruan tinggi dengan dunia kerja dan kebutuhan inovasi. Salah satu pendekatan untuk mewadahi pendidikan abad 21 adalah OBE. Ini adalah pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif.
Prinsip Pendidikan Berbasis Capaian
Dia menjelaskan ada 5 konsep dan prinsip pendidikan berbasis capaian pembelajaran yaitu berfokus pada capaian pembelajaran; perancangan kurikulum berdasar capaian; keselarasan antara penilaian, proses pembelajaran, capaian pembelajaran; dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan penerapan siklus P-D-C-A (Plan, Do, Check, Act).
“Karateristik OBE berfokus pada hasil belajar CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan). Mengadopsi ketrampilan belajar abad 21 dan kemampuan di era industri 4.0/5.0. Kemudian menyusun kurikulum dan mata kuliah secara terstruktur dan sistematis berdasarkan penjabaran yang selaras dari CPL,” tandasnya. (*)
Penulis Disa Yulistian. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.