PWMU.CO – Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Peribahasa itu nampaknya berlaku bagi anak-anak Sabilillah School Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 1 Ujungpangkah, Gresik. Bersama para guru, mereka setiap hari menyisihkan uang sebesar Rp 500–Rp 1000. Tapi ada yang terjadi dengan sedekah recehan itu dalam satu bulan?
Luar biasa. Setiap bulan mereka bisa menyantuni 15-20 kaum dhuafa atau janda dengan paket sembako senilai Rp 40-Rp 50 ribu dan uang Rp 25 ribu per orang. Kegiatan dilakukan Di desa Pangkahwetan dan Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik, secara bergiliran.
Menurut Kepala Sekolah Fauzi MPd, di sekolah yang ia pimpin, ada program bhakti sosial (baksos) yang dilakukan setiap awal bulan. Secara bergiliran siswa kelas I sampai dengan kelas VI tiap bulan dijadwalkan membagikan sembako pada masyarakat yang tidak mampu. “Kegiatan yang sudah berlangsung setahun ini bertujuan menanamkan jiwa sosial kepada anak-anak,” ujarnya kepada pwmu.co, Selasa (11/10) siang. Untuk bulan ini, baksos dilakukan pada Ahad (9/10) lalu.
Meski ‘hanya’ Rp 500 – Rp 1000, infak yang disisihkan tiap hari oleh 189 siswa, 20 guru, dan 2 tenaga kependidikan, tetapi dampaknya sangat terasa. “Sebulan bisa terkumpul Rp 1,5 – Rp 2 juta,” tutur Fauzi.
Fauzi sangat yakin, bahwa infak recehan itu bisa jadi bukit. Bukan saja nominlanya yang akan besar seperti bukit, tapi balasan kebaikannya bisa tumbuh berlipat-ganda seperti digambarkan dalam surat Albaqarah ayat Ayat 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (MN)