• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Juli 6, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Menangislah Sekali Saja!

Selasa 13 Oktober 2020 | 09:45
5 min read
647
SHARES
2k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Nur Cholis Huda, penulis Menangislah Sekali Saja!

Menangislah Sekali Saja! Ditulis oleh Ustadz Nur Cholis Huda, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Tulisan ini pernah dimuat dalam buku karyanya: Hidup Bermakna dengan Memberi (Hikmah Press, Surabaya).

PWMU.CO – Kubuka surat dari ibuku dengan hati berdebar dan tangan gemetar. Ibu terpaksa tinggal di rumah sakit paru-paru di luar kota. Sudah lama ibu mengidap penyakit itu namun tidak dihiraukan. Siang malam terus bekerja menjahit konfeksi. Akhirnya ibu harus mematuhi anjuran dokter, istirahat. Kubaca surat dari ibu dengan cermat.

Surat untuk Anakku Tercinta

Ibu ucapkan selamat atas prestasimu menjadi lulusan terbaik tingkat SD se-kabupaten. Ingin sekali ibu menciummu. Tak ada kegembiraan yang ibu rasakan melebihi berita yang kamu kirimkan lewat suratmu. Air mata ibu meleleh deras karena bangga. Kau sejak dulu memang putra ibu yang luar biasa. Kau pantas menjadi juara.

Foto yang kamu kirimkan bersama surat itu, oh … alangkah gagahnya. Kamu seperti almarhum bapakmu. Kamu pantas menjadi presiden atau wakilnya. Dan ibu yakin sesungguhnya kamu dapat asal tekun belajar dan berbudi baik.

Percayalah, sebab pernah ada seorang presiden termasyhur berasal dari keluarga lebih miskin daripada kita. Namanya Abraham Lincoln. Kamu tentu tahu sejarah hidup Lincoln.

Anakku tercinta,
Keluhan tentang sepatumu yang sudah tua dan terbuka ujungnya sehingga kelihatan jempol kakimu, sungguh menyedihkan hati ibu. Maafkan ibu, anakku, karena belum bisa mengirimkan uang untuk membeli sepatu.

Alangkah gagahnya ketika menerima hadiah kejuaraan nanti kamu memakai sepatu baru disaksikan kawan-kawanmu dan para wali murid. Tapi sayang, kita masih dalam keprihatinan. Inilah kesalahan ibu paling besar kepadamu. Tetapi kamu bersedia memaafkan ibu bukan?

Jika setelah menerima surat ini kamu bersedih dan ingin menangis, maka menangislah sepuasmu. Menangis karena sedih tidak apa-apa. Tetapi ibu minta sungguh-sungguh, menangislah sekali saja! Ya, menangis hanya sekali saja! Setelah itu tidak lagi. Jika kamu bisa melakukan hal ini, kamu kelak akan menjadi orang besar. Ibu percaya kamu bisa.

Anakku, kiranya ibu akhiri surat ini sampai di sini. Hati-hatilah jika kamu bersepeda mengantar koran dan susu. Sebab sekarang makin banyak mobil dan kendaraan di jalan raya bukan? Salam dari ibumu yang mengagumimu.

Naik Panggung Perpisahan Sekolah

Kucium surat ibu berkali-kali. Oh, alangkah baik hatinya. Sayang ibu tidak bisa berkumpul denganku. Tiba-tiba dadaku terasa sesak. Aku sedih sekali. Aku tidak tahu kesedihanku ini karena ibu belum juga sembuh ataukah karena aku tidak bisa membeli sepatu baru. Tanpa terasa airmataku sudah berderai di pipi. Aku terisak sendirian. Lama sekali.

Pagi hari setelah shalat Subuh, seperti biasa aku mengantar koran. Sore hari aku mengantar susu. Aku teringat ucapan kepala sekolah: “Bersedih saja tidak bisa menyudahi kesulitan jika kamu tidak berusaha.”

Ya, kalau aku hanya bersedih dan tidak berusaha, maka tidak mungkin sepatu itu datang sendiri. Aku kemarin sudah cukup lama menangis, maka sekarang tidak boleh menangis lagi. Cukup sekali saja!

Mungkin karena tekad tidak ingin bersedih itu, sekarang hatiku terasa ringan dan gembira. Sambil mengayuh sepeda aku pelan-pelan berdendang menyanyikan lagu, sepotong lagu, meloncat ke lagu lain, lalu ke lagu lain lagi. Kadang dengan bersiul.

Ketika hari penyerahan ijazah dan perpisahan tiba, sekolahku ramai sekali. Aku belum punya sepatu baru. Gaji mengantar susu dan mengantar koran tidak cukup untuk membeli sepatu. Harus kutabung sebagian untuk nanti biaya masuh SMP, membeli seragam dan buku-buku. Setiap kali aku akan menangis, aku teringat pesan ibu. Menangislah sekali saja. Dan kemarin aku sudah menangis.

Semua temanku datang besama orangtua mereka. Dengan ayah ibunya. Ada yang dengan ayahnya atau ibunya saja. Mereka naik sepeda motor, bahkan ada yang naik mobil. Hanya aku sendiri yang naik sepeda dan tanpa orangtua. Perasaan sedih mulai menyelinap ke dalam hatiku tetapi segera kuusir. Aku tidak boleh sedih, apalagi menangis.

Kepala sekolah menyampaikan sambutan, memberi penjelasan panjang lebar tetang kelulusan kepada wali murid. Kemudian beliau berkata: “Akan saya perkenalkan kepada bapak dan ibu sekalian siswa yang berhasil mencapai nilai gemilang, nilai tertinggi dari semua peserta ujian se-kabupaten.”

Terdengar namaku dipanggil dan diminta tampil ke panggung. Tepuk tangan riuh sekali. Aku gemetar ketika berjalan menuju panggung. Aku juga teringat sepatuku yang terbuka depannya.

Di hadapan sekian banyak orang yang seluruhnya memandang kepadaku, aku menjadi gugup. Dan tiba-tiba aku teringat ibu. Alangkah senang hati ibuku sekiranya dia bisa menyaksikan. Aku ingin sekali menyenangkan hati ibu.

Sayang beliau sakit, tidak bisa hadir. Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Tetapi segera terngiang kembali pesan ibu: “Menangislah sekali saja!” Dan aku kemarin sudah menangis. Air mata itu tidak jadi jatuh dan akhirnya mengering sendiri.

Kepala sekolah secara singkat menerangkan tentang diriku, pekerjaanku dan nilai-nilai ujianku. Suasana menjadi hening. Tampaknya mereka ikut bersedih mendengar tentang hidupku.

Kepala sekolah menerangkan ibuku di rumah sakit dan ayahku sudah wafat. Aku dikatakan hidup seorang diri, mencari biaya sekolah dan biaya hidup sendiri.

Akhirnya kepala sekolah bertanya kepadaku: “Apa cita-citamu, Nak?”

Aku tidak segera menjawab. Aku kaget karena tidak menyangka akan ditanya seperti itu. Seketika aku teringat surat ibu dan kemudian dengan suara lantang aku menjawab: “Aku ingin menjadi presiden, kalau tidak bisa, jadi wakil presiden pun aku mau.”

Suasana menjadi riuh oleh tawa dan tepuk tangan. Mereka ternyata tidak merendahkan diriku meskipun di atas panggung itu dengan jelas mereka dapat melihat sepatu tuaku yang terbuka bagian depannya.

“Tahukah kamu syarat menjadi seorang presiden?” tanya kepala sekolah.

“Tahu!” jawabku tegas. “Kata ibu, syaratnya rajin belajar, jujur, berbudi baik dan tidak mudah menangis.”

Ruangan itu sekarang senyap. Tidak ada tepuk tangan. Tidak ada tawa.

“Ke mana kelak kamu melanjutkan sekolah?”

“Ke SMP. Saya sudah punya uang tabungan untuk membeli buku, seragam, dan membayar sekolah nanti,” kali ini aku menjawab dengan bangga dan mantap karena tabunganku cukup.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba air mata kepala sekolah meleleh ke pipi. “Maafkan Bapak-ibu sekalian, saya menangis karena bangga campur haru. Inilah murid sekolah yang terbaik selama saya menjadi guru di sini” katanya.

Kemudian kepadaku beliau berkata: “Kalau kamu nanti membutuhkan sesuatu, bapak siap membantu. Datanglah kepadaku!”

Beberapa wali murid berdiri mengacungkan tangan dan menyatakan siap membatu biaya sekolahku.
Aku menggelengkan kepala.

“Terima kasih, Pak. Tetapi calon presiden harus sanggup berusaha sendiri,” kataku dengan senyum.

Ketika aku turun dari panggung dengan membawa hadiah, kawan-kawanku dan para undangan menjabat erat tanganku sambil memberi selamat. Tidak kusangka banyak ibu-ibu yang basah matanya. Menangis. Aku sendiri tetap tersenyum. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Cerpen dengan Pesan MoralCerpen InspiratifMuhammadiyah JatimNur Cholis Huda
SendShare259Tweet162Share

Related Posts

Binalah Cinta dengan Agama Bukan dengan Uang, Khutbah Nikah

Jumat 27 Mei 2022 | 16:57
2.5k

Dari kiri Anton Hadiwinoto, Ramandito Kurnia Pratama Hadiwinito, Ustadz Nur Cholis Huda, Agus Andrianto (saksi...

Hari Raya dan Idul Fitri Ini Bedanya

Rabu 11 Mei 2022 | 21:03
271

Nur Cholis Huda mengisi halal bihalal Smamda Sidoarjo. (Ernam/PWMU.CO) PWMU.CO- Hari raya bisa dinikmati semua...

Bahagia dalam Segelas Jus

Rabu 13 April 2022 | 13:44
25.1k

Ilustrasi istimewa Bahagia dalam Segelas Jus, oleh Ustadz Nur Cholis Huda, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah...

Buku Sang Penggoda Diluncurkan, Ini Ayat yang Menginspirasinya

Minggu 3 April 2022 | 12:11
397

Dari kiri: Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni, Ketua PWA Jatim Dra Hj Siti Dalilah Candrawati MAg,...

Enam Ciri Islam Berkemajuan

Jumat 25 Maret 2022 | 12:44
109

Nur Cholis Huda saat menyampaikan pengajian pra-Ramadhan PDM Gresik (Mahfudz Efendi/PWMU.CO) Enam Ciri Islam Berkemajuan,...

Dilema Wanita Pekerja

Rabu 19 Januari 2022 | 19:54
36.7k

Nur Cholis Huda: Dilema Wanita Pekerja (Sketsa ulang foto oleh Atho' Lhoironi/PWMU.CO) Dilema Wanita Pekerja,...

Menikmati Hidup Mudah dengan Rumus 6M

Senin 10 Januari 2022 | 15:43
420

Nur Cholis Huda (kanan) (Ma'rifah Ramadhona/PWMU.CO) Menikmati Hidup Mudah dengan Rumus 6M, laporan Ma'rifah Ramadhona, kontributor...

Buku-Buku Inspiratif Nur Cholis Huda Ternyata Dijual di Kalsel

Minggu 26 September 2021 | 09:10
274

Buku-buku ter bita Hikmah Press, termasuk karya Nur Cholis Huda di Kantor PWM Kalsel (Sugiran/PWMU.CO)...

Perceraian Tinggi, Ini Nasihat untuk Suami-Istri

Sabtu 25 September 2021 | 05:15
1.2k

H Nur Cholis Huda: Suami yang Baik dan Istri Shalehah. (Tangkapan layar Musyrifah/PWMU.CO) PWMU.CO —...

Tuhan Ada atau Tidak, Anakku? Cara Indoktrinasi PKI

Jumat 24 September 2021 | 15:08
2.7k

Ustadz Nur Cholis Huda penulis Tuhan Ada atau Tidak, Anakku? Cara Indoktrinasi Komunis. (Dokumentasi PWMU.CO)...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    6791 shares
    Share 2716 Tweet 1698
  • Semua Orang Itu Penting, Ini Branding Empat Sekolah GKB

    3552 shares
    Share 1421 Tweet 888
  • Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM Bima

    3830 shares
    Share 1532 Tweet 958
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki Nomplok

    3045 shares
    Share 1218 Tweet 761
  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah Digital

    3660 shares
    Share 1464 Tweet 915
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2086 shares
    Share 834 Tweet 522
  • Pentas Dalang Cilik Spemdalas Bawa Pesan Peduli Lingkungan

    3263 shares
    Share 1305 Tweet 816
  • Jamaah Masjid Sujud Diingatkan Karakter Internet yang ‘Khalidina fiha Abadan’

    2712 shares
    Share 1085 Tweet 678
  • Tim Kompak di Balik Sukses Graduation XIX Spemdalas

    2229 shares
    Share 892 Tweet 557
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    2395 shares
    Share 958 Tweet 599

Berita Terkini

  • Lazismu Bojonegoro
    Lazismu Bojonegoro Gelar Workshop Manajemen Kurban saat Wabah PMKSelasa 5 Juli 2022 | 20:33
  • Kasus ACT
    Kasus ACT, Begini Komentar Abdul Mu’tiSelasa 5 Juli 2022 | 19:49
  • Gedung panti
    Gedung Panti Ini Butuh Dana Rp 2 MSelasa 5 Juli 2022 | 16:07
  • Peranan Media Sosial dalam Marketing PariwisataSelasa 5 Juli 2022 | 15:50
  • Bersiap Tarwiyah sebelum Wukuf, KBIH Baitul Atiq BerkoordinasiSelasa 5 Juli 2022 | 14:32
  • Menggoda setan
    Masuknya Virus Salafi ke Jantung MuhammadiyahSelasa 5 Juli 2022 | 14:00
  • Amankan Aset
    Amankan Aset, Majelis Wakaf Kenalkan Program SIMAMSelasa 5 Juli 2022 | 13:55
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-HaramSelasa 5 Juli 2022 | 13:52
  • Quote untuk Guru: Teruslah Menggergaji, tapi Jangan Lupa MengasahnyaSelasa 5 Juli 2022 | 13:28
  • Pemuda Tangkas, tindak lanjut Baitul Arqam Dasar (BAD) PDPM Tulungagung. Liputan Ubaidillah Alif Alwan, kontributor PWMU.CO Tulungagung.
    Pemuda Tangkas, Tindak Lanjut BAD Pemuda Muhammadiyah TulungagungSelasa 5 Juli 2022 | 13:13

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In