PWMU.CO – PJJ produktif berlangsung di SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi. Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), para siswa menghasilkan produk teknologi.
Begitulah yang disampaikan Zahrotul Janah SKom, guru dari SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi dalam acara Webinar Pembelajaan Jarak Jauh (PJJ) Efektif Ke-3, Selasa (13/10/2020).
Webinar diselenggarakan oleh Foskam (Forum Silaturrahmi dan Komunikasi Kepala Sekolah Muhammadiyah) bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Melalui Zoom Clouds Meetings, ia menyampaikan pengalaman menjalani PJJ di sekolahnya pada salah satu sesi acara tersebut. Ia merupakan salah satu dari tujuh pemantik best practice dari sekolah atau madrasah yang berkesempatan menyampaikan pengalaman PJJ.
Menurut Zahrotul, selama PJJ siswa SMK Muhammadiyah 8 Siliragung membuat produk dari apa yang dipelajari siswa di beberapa skill kompetensi keahlian.
“Sekolah fokus untuk membentuk karakter siswa sambil kita membuat produk,” ujar guru pengajar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Ia menjelaskan, pembuatan produk dimulai dari identifikasi dan analisis kebutuhan pasar dan industri. Kemudian siswa membuat schedule produksi dari produk yang akan dibuat, siswa harus melatih inovasi, dan dapat memodifikasi produk.
Menurutnya sekolah ingin ada PJJ produktif dan efektif. Maka sekolah berinisiatif untuk meminjamkan beberapa perangkat komputer kepada siswa yang tidak memilikinya untuk belajar di rumah. Guru akan kesulitan saat memberikan materi jika siswa tidak memiliki komputer, apalagi pelajaran produktif yang berkaitan dengan skill kompetensi keahlian siswa.
“Daripada komputer nganggur di sekolah, jadi kami berupaya untuk meminjamkan ke siswa yang di rumahnya tidak ada komputer. Sehingga metode PJJ ini lebih efektif”, tutur Zahrotul.
Sekolah yang berada di Kabupaten Banyuwangi ini aktif dalam mengikuti berbagai even lomba. Ini sebagai momentum di mana sekolah tidak ditekan oleh kurikulum.
“Kurikulum juga terserah sekolah, maka momentum ini untuk mewujudkan prestasi anak sesuai dengan prestasinya”, ujar Zahrotul.
Siswa SMKM 8 Siliragung berhasil membuat produk berupa automatic pump untuk handsanitizer otomatis. Tidak berhenti hanya membuat produk tetapi mereka memberikan produk tersebut ke beberapa instansi. Sehingga inovasi ini tidak berhenti pada produk laboratorium tetapi dapat bermanfaat bagi sekitar.
Romantika PJJ di Masa Realitas Baru
Pada kesempatan berikutnya, pemantik Muh Kholil MPdI menyampaikan bahwa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo mengambil beberapa langkah untuk menghadapi PJJ.
Langkah pertama adalah mempersiapkan guru. “Karena guru sebagai ujung tombak jadi harus dibangun pola pikirnya,” ujarnya. Menurutnya, guru harus akrab dengan IT, menguasai teknologi informasi, dengan menggunakan media dan aplikasi yang ada, sehingga persoalan IT tidak menjadi kendala di ranah guru.
Yang kedua secara intensif sekolah melaksanakan sosialisasi dengan wali siswa tentang program serta teknik PJJ, sehingga nyambung antara program sekolah dengan wali siswa.
Tidak kalah penting sekolah juga menyiapkan berbagai media dan aplikasi belajar siswa, mulai dari Google Class Room, Google Meet, termasuk Group Whatsapp yang dibangun di setiap kelas. Sehingga diharapkan dari media tersebut guru menguasai IT saat melaksanakan PJJ.
Guru juga harus menyesuaikan jenis media dengan materi maupun kecocokan dengan siswa. “Memang ada beberapa siswa yang meminta untuk menggunakan aplikasi ini itu, ya kami layani saja agar anak menjadi nyaman dan senang,” ujar kepala SMAM 1 Ponorogo.
Salah satu kendala yang menjadi persoalan sekolah adalah adanya siswa yang berada di daerah kurang akses jaringan internet. Mereka yang terkendala tetap harus diberikan pelayanan.
“Beberapa upaya dari guru kami, mengoptimalkan pemanfaatan WA grup, dengan mengirimkan materi belajar ke WA grup”, tuturnya.
Sesekali sekolah memberikan layanan luring dengan menghadirkan siswa ke sekolah khususnya siswa yang terkendala jaringan internet. Kemudian sekolah memberikan layanan secara khusus baik penyampaian materi, tugas dan lain sebagainya, sehingga dengan layanan luring mereka tetap dapat mengejar ketertinggalan.
Menurut Kholil, sekolah terus melakukan komunikasi dengan wali siswa terutama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pendidikan Karakter lewat PJJ
Selama PJJ berlangsung, sekolah lebih menekankan pada pendidikan karakter siswa. Begitulah yang disampaikan pemantik Millazul Faidah MPd pada sesi best practice sesi berikutnya.
Pendidikan karakter pada MTs Muhammadiyah 2 Pondok Karangasem Paciran ini dibagi menjadi dua aspek, yaitu religious character dan discipline character.
Pada religious character, sebelum siswa melakukan PJJ guru selalu mengingatkan kepada siswa untuk shalat Dhuha, membaca al-Quran dan menghafal al-Quran.
Sedangkan aspek disiplin karakter yang pertama adalah beribadah. Guru mengingatkan siswa melalui group Whatsaap untuk selalu melaksanakan ibadah shalat lima waktu.
Kedua disiplin waktu, selama PJJ berlangsung sekolah membuat jadwal khusus dari hasil rekonstruksi kurikulum. Jadi ada waktu tertentu, seluruh siswa harus stanby di depan laptop atau HP-nya untuk setor hafalan al-Quran.
Ketiga yaitu tanggung jawab. Menurut kepala MTsM 2 Pondok Karangasem itu, pada aspek ini dibagi menjadi tiga indikator, yaitu tanggung jawab sebagai hamba Allah, tanggung jawab terhadap sekolah atau madrasah, dan tanggung jawab terhadap keluarga.
Hikmah Pembelajaran Jarak Jauh
Kepala MA Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran Nur Hidayati MPd memaparkan jadwal selama PJJ, permasalahan, dan solusi yang diambil oleh sekolah.
Dia juga menyampaikan hikmah di balik PJJ, yaitu hikmah sinergi antara pendidikan formal atau sekolah dengan informal atau keluarga. PJJ membuat komunikasi wali siswa dengan guru berlangsung intensif.
“Sebagai guru Muhammadiyah hendaknya segala aktivitas, kita awali dengan membaca basmallah dengan tulus dan ikhlas agar kita termasuk dalam khairunnas anfa’uhum linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” pesannya. (*)
Penlis Fidyah Izzul. Editor Mohammad Nurfatoni.