PWMU.CO – Kisah MCCC Lamongan makamkan 80 Jenazah Covid-19 diutarakan Koordinator Teknis dan Lapangan Afan Alfian SIP MI Kom kepada PWMU.CO Rabu, (14/10/20).
Afan mengungkapkan, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Lamongan dalam proses pembentukan tim relawan pemakaman jenazah Covid-19 ini awalnya hanya sebatas perbincangan di grup Whatsapp.
“Lalu kami bertemu 10 orang dari unsur majelis, ortom dan relawan Muhammadiyah. Komitmen tersebut kami mantapkan dengan belajar ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML),” ucapnya.
Dia mengatakan, terkait pemulasaran jenazah pasien Covid-19 ini Tim MCCC Lamongan dibimbing langsung oleh dr Anas Makhfud, Wakil Direktur RSML agar sesuai dengan teori kedokteran dan protokol Covid-19.
10 Langkah Proses Pemakaman
Dalam melakukan proses pemakaman pasien Covid-19, Afan mengatakan, tim MCCC Lamongan melakukannya melalui 10 langkah.
“Langkah pertama setiap ada pasien Covid-19 yang meninggal, tim satgas RSML memberikan info kepada tim MCCC,” ucapnya.
Kedua, imbuhnya, sambil menunggu kesiapan pemulasaran yang dilakukan oleh Tim Binroh (Bimbingan Rohani) RSML serta proses penggalian kuburan, tim MCCC Lamongan melakukan koordinasi dan menentukan anggota yang bisa berangkat.
“Karena personil MCCC ini memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga kami koordinasikan siapa yang bisa dan siap berangkat hari itu,” tuturnya.
Ketiga melakukan edukasi kepada keluarga jenazah terkait proses pemulasaran, pemakaman, dan prosedur yang digunakan.
“Keempat, Tim Binroh RSML menyerahkan jenazah ke tim pemakaman MCCC. Dan sebelum berangkat, seluruh personil melakukan shalat jenazah di depan Gedung Ma’la atau kamar jenazah RSML dan mengajak serta keluarga jenazah,” katanya.
Kelima semua tim menggunakan seragam dinas RSML dan APD serta memastikan penggalian makam sudah selesai.
“Keenam, sesampainya di lokasi, kami memberikan kesempatan kepada keluarga dan warga untuk menshalatkan jenazah dengan syarat jenazah tetap berada di ambulan. Dan itu harus dilakukan di tanah lapang atau tempat terbuka dengan tetap menggunakan protokol kesehatan,” urainya.
Ketujuh, melakukan edukasi kepada petugas pemakaman dan warga yang ikut membantu pemakaman.
Kedelapan memakamkan jenazah meski masih berada di dalam peti dengan bantuan keluarga dan berapa petugas pemakaman.
“Yang kesembilan seluruh tim kembali ke RSML dan melakukan dekontaminasi di tenda yang disediakan RSML berikut dekontaminasi kendaraan yang digunakan. Kesepuluh tim pulang setelah proses dekontaminasi dan bisa beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Afan juga menjelaskan jika timnya hanya khusun menagni jenazah dari RSML. “Kami hanya melakukan pemakaman jenazah dari RSML saja, karena kami mengikuti proses edukasinya, proses pemulasarannya sehingga kami tidak ragu dengan keamanan jenazah yang kami makamkan. Siapapun yang meninggal di RSML dan diputuskan menggunakan protokol Covid-19 dari latar belakang apapun tetap kami antarkan,” tegas Afan.
80 Jenazah Sudah Dimakamkan
Afan menjelaskan, dari pemakaman yang dilakukan MCCC Lamongan tercatat sudah ada 80 jenazah sampai saat ini.
“80 jenazah itu tersebar di beberapa kabupaten di antaranya Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Gresik, Surabaya dan Sidoarjo dengan rincian Bulan Mei ada 4, Juni ada 12, Juli 17, Agustus 22, September 18 dan bulan Oktober ada 7 jenazah,” terangnya.
Dia mengatakan, pernah sekali menguburkan empat jenazah mulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 13.00 siang bahkan pernah juga semalaman tidak tidur sama sekali karena menguburkan tiga jenazah.
Terkait dengan penolakan jenazah, Afan mengatakan ada sekitar 30 persen lebih keluarga yang menolak, “Bahkan yang menjadikan ketakutan kami setelah ada insiden pemukulan terhadap tim pemakaman MCCC di luar Jawa beberapa waktu lalu,” katanya.
Tapi Afan mengaku, tim MCCC Lamongan memiliki strategi untuk mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan edukasi kepada keluarga, perangkat desa, pihak keamanan juga mengajak keluarga dalam proses pemakaman.
40 Kali Menolak Pemberian Uang
Untuk anggaran pemakaman jenazah Covid-19 Afan mengaku tidak menarik biaya sepeser pun.
“Karena status kami relawan, maka kami tidak mengharap apapun, tidak menarik biaya baik dari RSML maupun dari keluarga jenazah, bahkan lebih dari 40 kali kami menolak uang yang diberikan keluarga jenazah kepada kami,” ucapnya.
Dia mengatakan, mendapat uang operasional dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan untuk konsumsi dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Sebagai upaya menjaga kesehatan tim relawan, kami juga melakukan pemeriksaan rutin yang difasilitasi RSML,” katanya.
Empat Tahapan MCCC Lamongan Hadapi Covid-19
Selain berbagi kisah MCCC Lamongan makamkan 80 Jenazah Covid-19, Afan juga mengatakan MCCC Lamongan telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi pandemi Covid-19 sejak bulan Maret 2020 lalu.
“Pertama kami melakukan penyemprotan disinfektan di 1002 titik Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan tempat umum,” ujarnya.
Kedua, MCCC Lamongan membagikan sembako untuk masyarakat umum dan juga untuk warga Muhammadiyah.
“Yang ketiga kami melakukan pendampingan atau edukasi kepada masyarakat untuk hidup sehat dalam menghadapi pandemi dan yang keempat kami membentuk tim pemakaman untuk membantu masyarakat yang meninggal karena Covid-19,” terangnya. (*)
Penulis Slamet Hariadi Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni