Muhammad Bukan Sekadar Nama, kolom ditulis oleh Estu Rahayu, Guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
PWMU.CO – Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyulut permusuhan dengan Islam setelah ia menyatakan tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad. Bahkan ia mengatakan Islam adalah agama yang bermasalah dan perlu dikontrol.
Dengan kontroversinya itu, nama Emmanuel Marcon saat ini sedang hits. Bahkan dia lebih terkenal dari Sammuel Petty—guru sejarah di College du Bois d’Aulne yang menampilakan karikatur Nabi Muhammad di depan murid-muridnya yang multietnis. Guru itu akhirnya dibunuh Abdoullakh Anzorov, remaja berusia 18 tahun.
Tapi yang tetap tak terbayangkan oleh para penghina Nabi Muhammad itu, semakin dihina, namanya semakin disebut orang dan dibela. Apalagi peristiwa Prancis itu menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Nama Terpopuler
Jika kita mencari nama yang sering digunakan di seluruh dunia pada mesin pencarian Google misalnya, maka yang muncul adalah nama Muhammad. Mengapa demikian?
Mengutip dream.co.id, ternyata nama Muhammad bukan hanya digunakan oleh yang berasal dari negara Islam. Karena banyak negara yang mayoritas non-Muslim menggunakan nama ini.
Di negara Inggris misalnya, yang agama Islam merupakan agama minoritas, tetapi banyak bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad. Dan saat ini nama Muhammad sedang trend. Bahkan di negara lain di dunia, nama Muhammad adalah nama yang berada di urutan pertama paling banyak digunakan.
Bagi seorang Muslim menggunakan nama depan Muhammad seperti sebuah keharusan, suatu yang lumrah. Bahkan seorang mualaf yang baru masuk Islam, pun mengganti namanya dengan nama depan Muhammad.
Jika Anda seorang guru—seperti saya—maka pada absensi kelas dipastikan tertera nama siswa yang menggunakan nama depan Muhammad. Ada yang tertulis Mochammad, Mohammad, atau Muhammad. Itupun bisa lebih dari tiga atau empat orang. Sehingga ketika disapa, cenderung menggunakan nama berikutnya, setelah nama Muhammad.
Nama Nabi Muhammad setelah Nama Allah
Seseorang yang hendak menyatakan atau mengikrarkan diri sebagai seorang Muslim, sebagai tanda keabsahannya, dia harus membaca syahadat: Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
Tertera di sana nama Nabi Muhammad SAW setelah nama Allah. Kalimat pertama—asyhadu alla ilaha illallah—disebut syahadat tauhid. Hal ini sebagai persaksian bahwa tidak mengakui adanya Tuhan yang patut disembah selain Allah.
Kalimat kedua: wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah adalah persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah rasul atau utusan Allah. Hal ini sebagai pengakuan bahwa Muhammad adalah Nabi yang mendapat wahyu yang menjadi utusan Allah untuk disampaikan kepada umat manusia.
Nama Nabi Muhammad SAW juga dibaca ketika seorang Muslim akan melangsungkan ijab kabul dalam akad nikah. Calon pengantin dan wali atau orangtua mempelai putri diminta untuk membaca syahadat terlebih dahulu sebelum prosesi pernikahan dimulai.
Sebuah persaksian kepada Allah untuk menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Terkadang situasi yang membuat hati gemetar, grogi dan serga salah ini, membaca kalimat syahadat perlu dituntun kembali.
Dalam kitab suci al-Quran terdapat satu surat yang bernama Surat Muhammad. Surat Muhammad terdiri atas 38 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, karena diturunkan di kota Madinah.
Nama Muhammad sebagai nama surat ini diambil dari perkataan Muhammad yang terdapat pada ayat 2. “Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad; dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka; Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka.”
Nama Muhammad juga menjadi nama sebuah organisasi Islam besar di Indonesia: Muhammadiyah, yang saat ini memiliki cabang istimewa hampir di semua negara.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, sebutan nama Nabi Muhammad SAW sering diucapkan. Dalam sehari, nama Muhammad diucapkan dalam bacaan adzan dan iqamah. Pada keduanya terdapat kalimat syahadattain. Jika dalam sehari ada lima kali adzan dan lima kali iqamah maka sepuluh kali dalam sehari nama Muhammad bergema. Bahkan bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid lain, di seluruh dunia.
Jika permukaan bumi terbagi menjadi 24 jam, maka dalam waktu yang bersamaan ada lima adzan untuk panggilan shalat. Yaitu Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib dan Isyak. Sehingga jika bumi terus berputar, maka ada lima adzan yang terus diperdengarkan dengan tempat yang terus bergeser mengikuti arah perputaran bumi.
Setelah itu, sebutan nama Muhammad diucapkan ketika mengerjakan shalat. Yaitu ketika membaca tahiyat awal: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Dan tahiyat akhir, Allahumma shalli ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ali Ibrahim. Wabaarik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ali Ibrahim. Innaka hamidun majid.
Bacaan tahiyat akhir yang panjang ini sering disebut shalawat Ibrahimi, karena terdapat sebutan nama Nabi Ibrahim setelah Nabi Muhammad SAW. Jadi, nama Nabi Muhammad SAW tak pernah berhenti disebut manusia, di seluruh dunia.
Nama Nabi Muhammad Berderajat Tinggi
Nama Nabi Muhammad SAW mempunyai derajat yang tinggi. Hal itu karena namanya disebut setelah nama Allah dalam kalimat syahadat. Dalam al-Quran Surat asy-Syarh atau al-Insyirah ayat 4, Allah berfirman, “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (namamu Muhammad).”
Dalam Tafsir Al-Misbah, Quraisy Syihab menyebutnya sebagai anugerah Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu meninggikan atau mengangkat nama Nabi Muhammad SAW di atas nama-nama yang lain.
Ketinggian nama Nabi Muhammad SAW tercermin antara lain dengan adanya ketetapan Allah untuk tidak menerima suatu pengakuan tentang keesaannya kecuali berbarengan dengan pengakuan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Demikian pula dengan digandengkannya nama Allah SWT dengan nama Nabi Muhammad SAW dalam syahadat, adzan, iqamah, dan kewajiban taat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.
Di samping itu setiap Nabi yang akan diutus telah mengikat janji dengan Allah untuk mempercayai dan membela Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu dalam Kitab Perjanjian Lama, Kitab Ulangan pasal 33 ayat 2 disebutkan, “Bahwa Tuhan telah datang dari Torsina dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir, kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari Gunung Paran.”
Gunung Paran, menurut Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian pasal 21 ayat 21, adalah tempat putra Ibrahim, yaitu Nabi Ismail, bersama ibunya Hajar. Ini berarti tempat yang dimaksud adalah Makkah.
Dan dengan demikian apa yang tercantum dalam Kitab Ulangan di atas merupakan tempat terpancarnya wahyu Ilahi, yaitu bukit Tursina tempat Nabi Musa, Seir tempat Nabi Isa, dan Makkah tempat Nabi Muhammad SAW
Pengakuan Objektif
Keterangan di atas merupakan petunjuk ketinggian atau keagungan Nabi Muhammad SAW. Tetapi ini bukan berarti bahwa ketinggian nama Nabi Muhammad SAW tidak dapat dibuktikan secara logis dan ilmiah.
Menurut pandangan beberapa ahli yang tidak mengunakan tolak ukur agama, pun mengakui ketinggian dan keagungan nama Muhammad.
Thomas C Carlyle menggunakan tolak ukur kepahlawanan; Marcus Dods menulis dalam bukunya Muhammad, Budha and Crist dengan tolak ukur keberanian moril.
Lalu Wil Durant dalam bukunya The Story of Civilizattion dengan tolak ukur hasil karya; dan Michael H Hart dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah dengan tolak ukur pengaruh.
Dan masih banyak lagi yang lainnya yang kesemuanya berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalalah seorang manusia yang agung bahkan manusia yang terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan.
Annie Besant menulis dalam bukunya The Life and Teaching of Muhammad,” Mustahil bagi siapapun yang mempelajari kehidupan Muhammad SAW hanya mempunyai perasaan hormat saja terhadap Nabi mulia itu. Ia akan melampauinya meyakini bahwa beliau adalah salah satu Nabi terbesar dari Sang Pencipta.”
Nah, jika saat ini nama Emmanuel Macron disebut orang karena penghinaan kepada Nabi Muhammad, maka nama Nabi Muhammad SAW sesungguhnya sangat mulia dan agung. Tidak perlu diperdebatkan apalagi menjadi sekadar bahan karikatur.
Benar apa yang ditulis Annie Besant, jika mempelajari kehidupan Nabi Muhammad SAW, tidak hanya mempunyai perasaan hormat. Tetapi sungguh Nabi Muhammad SAW adalah Nabi tebesar dari Sang Pencipta, Allah SWT.
Jadi belajarlah! (*)
Muhammad Bukan Sekadar Nama, Editor Mohammad Nurfatoni.