PWMU.CO– Cuti bersama yang ditetapkan pemerintah akhir pekan ini, 28-30 Oktober 2020, menjadi ironi dan kontradiksi di masa pandemi covid-19.
Ironi karena cuti bersama mendorong masyarakat berkerumun di tempat wisata saat masa pandemi. Akibatnya mempertinggi penularan covid-19.
Kontradiksi karena setelah menetapkan cuti bersama lalu para pejabat ramai-ramai membuat pernyataan melarang masyarakat berliburan.
Seperti diberitakan, setelah menetapkan cuti bersama dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk berupaya mencegah peningkatan penularan covid-19 selama libur panjang.
Bahkan Jokowi mengingatkan pengalaman long weekend pada Agustus 2020 yang mengakibatkan kasus corona meningkat. Lalu presiden mengajak para menterinya menyusun strategi agar peristiwa itu tidak terjadi lagi. Jangan sampai kasus corona di Indonesia naik akibat libur panjang.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga melarang warga membuat kerumunan. Tidak liburan ke tempat keramaian seperti kawasan Puncak Bogor, atau destinasi wisata di Bandung maupun pantai.
”Kita ingat klaster keluarga, satu terkena semua terkena. Karena itu satu menahan diri untuk tidak berlibur ke tempat yang akan banyak kerumunan,” kata Mendagri Tito seperti laporan detik.com, Selasa (20/10/2020).
Sebagai tindakan antisipasi, Tito akan memberikan instruksi kepada seluruh daerah maupun Forkopimda untuk mengidentifikasi daerah-daerah lokasi hiburan. Pemerintah ingin agar para pengelola tempat hiburan dapat menerapkan protokol kesehatan.
Lebih aneh lagi Kementerian Perhubungan. Menyadari ada cuti bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menerbitkan Surat Edaran tentang Pembatasan Operasional Angkutan Barang pada Masa Arus Mudik dan Balik Libur Nasional dan Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 Hijriah.
Tujuan surat edaran itu demi menjaga lalu lintas di saat libur panjang agar tetap lancar dan tidak menimbulkan kemacetan.
Nah, bingung kan menyimak keputusan dan omongan para pejabat ini. Kalau sadar kerumunan orang menularkan covid ya semestinya tidak memutuskan ada cuti bersama yang mendorong orang liburan.
Pengalaman Cuti Bersama Agustus
Presiden Jokowi mengingatkan pengalaman long week end pada Agustus 2020 yang mengakibatkan kasus corona meningkat. Semestinya kalau sudah punya pengalaman buruk tentang cuti liburan tak sepatutnya diulangi lagi. Kalau nekat bisa kejeglong di lubang yang sama.
Kita lihat grafis penularan covid-19 setelah liburan panjang 21 Agustus lalu. Pada hari itu angka terinfeksi covid 149.408 orang. Tiap hari penularan terus naik hingga sepekan kemudian mencapai 169.195 orang pada 28 Agustus 2020.
Puncaknya pada Selasa 8 September 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 mencapai angka 200.035, meninggal 8.230, dan sembuh 142.958. Hari itu penularan covid sudah tembus 200.000 orang lebih.
Sayangnya, infografis infeksi covid 1-10 September 2020 terhapus di website covid.go.id. Bersyukur PWMU.CO pernah menuliskan pecah rekor positif covid lebih 200.000 itu sehingga masih ada datanya.
Sekarang data 30 Oktober 2020 jumlah positif covid menurut covid.go.id sebanyak 406.945 orang, sembuh 334.295 orang, dan meninggal 13.782 orang. Kita menunggu dampak cuti bersama ini pada angka penularan covid pada sepekan mendatang. Semoga saja tak muncul lagi klaster cuti bersama.
Percaya Diri
Mungkin pemerintah membuat ironi dan kontradiksi soal covid ini karena percaya diri. Presiden Joko Widodo menyebut sejauh ini penanganan covid-19 di Indonesia sudah cukup baik dibandingkan dengan negara berpenduduk padat di dunia.
Total tes covid-19 yang dilakukan di Indonesia pun sudah mencapai 3.488.141 kali atau 12.718 tes per satu juta penduduk.
Menurut data covid worldometers.info, 30 Oktober 2020, memang angka penderita covid berada di bawah negara-negara besar. Amerika Serikat dengan penduduk 331 juta menempati nomor satu dengan jumlah penderita covid 9.316.297 orang.
Kedua, India yang jumlah penduduk 1,3 miliar total penderita covid 8.137.119 orang. Ketiga Brasil penduduknya 213 juta total warga infeksi covid 5.519.528 orang. Keempat, Rusia berpenduduk 145 juta jumlah infeksi covid 1.599.976.
Prancis hanya berpenduduk 65 juta menempati urutan kelima. Jumlah penderita covid 1.331.984 orang. Spanyol yang jumlah penduduknya hanya 46 juta, terinfeksi covid 1.264.517 orang.
Indonesia ternyata menempati urutan 19 dengan jumlah penduduk 274 juta, penderita covid 406.945 orang. Bandingkan dengan negara kecil seperti Israel jumlah penduduknya cuma 9 juta ternyata penderita covid mencapai 313.701 orang. Begitu juga Kuwait penduduknya hanya 2 juta namun penderita covid mencapai 132.343 orang.
Dibandingkan data covid dunia posisi, memang Indonesia lebih sedikit jumlahnya. Tapi janganlah membuat pemerintah percaya diri berlebihan. Apalagi sampai membuat keputusan yang ironis dan kontradiksi. Rakyat yang bingung. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto