PWMU.CO – Sinergi Aisyiyah-Asia Foundation, ribuan orang terima manfaat. Hal itu diungkapkan oleh Advisor Program Keluarga dan Komunitas Lenting Aisyiyah, Hening Parlan.
Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah bekerja sama dengan The Asia Foundation menggelar Webinar Nasional Pembelajaran Program Membangun Keluarga dan Komunitas Lenting dalam
Masa Pandemi Covid-19 via Zoom, Kamis (6/11/2020).
Menurut Hening Parlan latar belakang program ini adalah pandemi Covid-19 beberapa bulan yang lalu dan masih berlangsung sampai sekarang.
“Sebenarnya kita punya rencana untuk tiga hal saja. Pertama bagaimana melakukan proses edukasi untuk mereka bisa hidup sehat terkait dengan kesehatan, lingkungan dan pendidikan untuk penguatan resiliensi keluarga Aisyiyah,” ujar dia. Kedua, sambungnya, mampu melakukan program inovasi di tengah pandemi Covid-19.
“Ketiga bagaimana membuat pembelajaran itu menjadi sesuatu yang bisa disebarluaskan sebagai media dakwah kita semua,” ungkapnya.
Libatkan 16 PWA
Hening Parlan menjelaskan, dalam struktur program para aktivs Aisyiyah yang ada di link advisor program menjadi seksi sibuk saja. Sementara tim di pusat dan di wilayah banyak sekali.
“Kenapa banyak? Bukan karena urusan uangnya besar atau kecil. Tetapi bagaimana kita melibatkan sekian banyak orang untuk ikut bergembira dan mensyukuri bahwa kita punya kesempatan untuk berbuat baik dengan support dari The Asia Foundation (TAF),” paparnya.
Menurutnya dana total yang ditransfer dari TAF adalah Rp 498.331.000. Aisyiyah bekerja di 16 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA). Yaitu Sumut, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jabar, DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kaltim, Kalbar, Sulteng.
“Apresiasi untuk semua bunda. Bisa menyelesaikan dengan tuntas kegiatan itu sebelum 10 Oktober,” urainya.
Program Tuntas
Program ini, lanjutnya, punya waktu dari Juli hingga Oktober 2020. Dan implementasi di Juli, Agustus, dan September. “Tuntas semuanya. Selesai. Lembur-lembur di titik akhir seperti biasa. Tetapi itulah dinamikanya,” ungkapnya.
Pembelajaran terpenting, menurutnya, dari program ini pertama bagaimana kita mengajak semua LLHPB 16 wilayah untuk giat bersama. Jadi dari target 16 wilayah kita sudah ada kegiatan.
“Kalau kita lihat kegiatannya banyak sekali. Kita mempunyai kegiatan untuk koordinasi saja 25 kali. Yang sifatnya nasional lima kali. Kami berusaha untuk mendekatkan diri dengan LLHPB wilayah. Itu sekitar 14 kali,” paparnya.
“Jadi intinya sukses atau tidaknya kegiatan kita adalah proses pendekatan yang kuat kepada wilayah. Jadi kalau komunikasi ditelateni, kalau dekat dengan mereka maka mereka akan melakukan ini dengan baik,” imbuhnya.
Kedua, target yang pertama di delapan wilayah. Yakni Bali, DI Yogyakarta, Jakut, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan Riau. Delapan wilayah ini melakukan penguatan resiliensi keluarga dengan titik pusat pada kegiatan kesehatan dan ekonomi.
“Hasilnya dari target adalah bahwa ada 715 KK di wilayah dan hasilnya adalah ada 507 KK dan ditambah guru karyawan sekitar 354 KK. Jumlah orang yang mendapatkan manfaat dari hasil mereka bersosialisasi sekitar 25.391 orang. Dan 71 Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) terlibat. Ini luar biasa,” ungkapnya.
“Kalau kita lihat lelenya, ini sampai 4500 ekor dan kita juga punya berbagai jenis sayuran seperti kangkung, sawi, timun dan yang lainnya,” tambahnya.
Ketiga, pengembangan inovasi ketahanan pangan di tingkat keluarga. Dilakukan di Pontianak, Samarinda, Bandarlampung, Lombok, Bengkulu, Palu, Medan, dan lain-lain.
“Kita ada di 328 KK. Juga ada anak-anak panti asuhan. Karena beberapa kita juga bekerja di panti asuhan. Kita melibatkan delapan PWA dan delapan PDA. Lelenya juga sekitar 7700. Dan ada lele remaja
Selain lele juga ada telur puyuh dan jenis ikan yang lain plus sayuran,” jelasnya.
Keempat tentang informasi. “Kita bersyukur bahwa sampai hari ini sudah terpublikasi sekitar 263 publikasi. Baik dalam bentuk tulisan maupun video selama tiga bulan,” kata Hening Parlan.
“Ini ada di media Aisyiyah dan Muhammadiyah. Juga di media luar Muhammadiyah Aisyiyah. Jadi video juga sangat banyak. Kita mengajari ibu-ibu untuk membuat video. Hasilnya 74 video yang semua ada di linknya di LLHPB,” terangnya.
“Apresiasi untuk Jatim dengan publikasi terbanyak. Karena Jatim memiliki published yang sangat tinggi, diikuti DIY, Bali Jateng dan NTB. Ada 15 media eksternal yang mendukung kita. Artinya syiar dan dakwah kita ternyata sangat menarik buat orang lain juga,” tambahnya.
Lembaga Baru Tancap Gas
Dari semua kegiatan yang dilaksanakan Aisyiyah mendapatkan dampak yang sangat luar biasa.
“Kita bisa membangkitkan semangat 16 wilayah dari sekitar 31 LLHPB di seluruh Indonesia. Kita sudah punya modal untuk melakukan kegiatan. Semoga mereka semua akan terus bergiat untuk berikutnya,” harapnya.
Menurutnya LLHPB merupakan lembaga yang lahir paling belakangan, tapi berusaha menunjukkan kegiatan yang nyata. Dan ini banyak mendapatkan respon sehingga ada proses proses kerjasama dan tindak lanjut dari hampir semua wilayah yang bekerja.
“Kalau lihat RTL-nya semua wilayah sudah ada. Ada yang MoU dengan Pemda, BPBD, Lazismu. Ada yang berkegiatan lintas majelis. Ada yang berkegiatan dengan kementerian. Ini adalah sesuatu yang harus kita syukuri,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.