In Memoriam Muhammad Saikun, Komandan Kokam yang Humoris, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan; Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan tahun 1999-2004.
PWMU.CO – Di mana Pemuda Muhammadiyah berkegiatan, di situlah Kokam menunjukkan jati dirinya. Demkian juga setiap ada kegiatan Muhammadiyah, Kokam tampil menjadi pengawal keamanan bersama AMM (angkatan muda Muhammadiyah) lainnya.
Pada saat reformasi, beberapa aset Muhamamdiyah di Lamongan mengalami gangguan. Kokam (Komando Kesiap-siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) berada di garda terdepan dalam menjaga aset yang saat itu sedang terancam.
Untuk menghindari benturan itu, diperlukan komandan lapangan yang cerdas dan berwibawa. Di situlah kiprah Muhammad Saikun—sebagai Komandan Kokam Lamongan—sangat berperan.
Anak Keluarga Miskin
Muhammad Saikun lahir di Surabaya, 29 Nopember 1967. Ia putra dari Mat Cholil dan Sari. Pasangan suami-istri yang sangat sederhana. Mat Cholil adalah buruh serabutan. Kalau tidak ada pekerjaan maka ia mengayuh becak. Sedangkan Sari bekerja membantu tetangganya.
Pendidikan Saikun dimulai dari SDN di Surabaya lulus tahun 1981, Sekolah Tehnik (ST) Negeri—sekarang SMPN 4—Lamongan (lulus tahun 1984), MAM 9 Lamongan (lulus tahun 1988), dan STIT Muhammadiyah Lamongan (lulus tahun 1993).
Kepala MAM 9 Lamongan Mujianto menjelaskan, Muhammad Saikun adalah alumni angkatan pertama madrasah ini dengan nomor induk 005.
“Setelah lulus dari STIT Muhammadiyah Lamongan, ia mengabdi sebagai guru. Setelah tidak mengajar karena kesibukan sebagai dewan, ia masih sangat perhatian pada madrasah dan anak-anak panti asuhan,” ujarnya.
Saikun menapaki organisasi di Pimpinan Cabang (PC) IPM Cabang Lamongan (1988); Wakil Ketua PC IMM Cabang Lamongan (1993-1995); Anggota Bidang Organisasi PDPM Lamongan (1995-1999); Komandan Kokam Lamongan (1999-2004); dan anggota Majelis Wakaf dan ZIS PDM Lamongan (2005-2010).
Selain di Muhammadiyah, Saikun juga aktif di tempat lain. Pernah jadi Wakil Ketua KNPI Lamongan. Sementara di partai politik dia adalah aktivs PAN. Pernah sebagai Ketua DPC PAN Deket, dan Wakil Ketua DPD PAN Lamongan.
Karirnya dimulai sebagai guru MI Darussalam Lamongan, MTsM Lamongan, SMKM 4 Lamongan. Da pernah menadi Guru dan Wakil Kepala SMKM 4 Lamongan.
Selain guru, Saikun menjadi pegawai pencatat Nikah, tenaga honorer Pemkab Lamongan, dan Anggota DPRD Lamongan dari Fraksi PAN selama dua periode yaitu 2004-2009 dan 2009-2014.
Muhammad Saikun menikah dengan Hartatik—putri dari H. Zainuri dan Hj Farida—pada tanggal tanggal 31 Agustus 1995. Hartatik yang alumni STIT Muhammadiyah Lamongan saat itu sama-sama mengajar di MI Darussalam Lamongan.
Dari perkawinan itu lahir si buah hati Ainoen Moetieara Savietrie yang saat ini sedang menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Pribadi Menyenangkan
Hartati mengungkapkan, suaminya adalah pribadi yang menyenangkan. Bahkan bisa dikata tidak pernah terlihat bersedih.
“Mas Muhammad Saikun orangnya selalu bercanda dan selalu bertanggung jawab pada keluarga. Mengutamakan kepentingan orang lain dan selalu membantu menolong orang lain,” ujarnya pada PWMU.CO, Jumat (6/11/2020).
Di mata para koleganya di Kokam, Saikun dikenal sebagai pribadi yang sangat familier. Rasa humornya yang tinggi membuat suasana kegiatan Kokam semakin menyenangkan.
Waktu itu, sebagai komandan lapangan Muhammad Saikun dibantu oleh Komandan Harisudin Audah, Komandan Ranu, Komandan Suparno, Komandan Syukri.
Menurut Harisudin Audah, saat menjadi Komandan Kokam, Muhammad Saikun akalnya banyak. “Tidak ada kamus permasalahan yang tidak bisa diselesaikan. Walau dalam kondisi keterbatasan keuangan dan logistik, Muhammad Saikun masih bisa mengusahakan,” ungkapnya.
Rasa humor Saikun juga diakui Adi Sucipto Jaiz—kawannya semasa di MAM, IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, dan PAN. “Muhammad Saikun itu orangnya humoris, bicaranya ceplas-ceplos. Bahkan kadang los. Ia meyakini bahwa yang disampaikan adalah benar. Ia hampir tidak pernah sakit. Selalu periang dan ringan kaki,” ungkapnya.
Sementara itu Komandan Kokam Jatim Al Muslimun mengatakan, Muhammad Saikun menjadi inspirasi bagi kader-kader Kokam. “Kegigihan dan kiprahnya di berbagai tempat menjadi penanda bahwa beliau pantang putus asa-meski berangkat dari keluarga pas-pasan,” ujarnya.
Muhammad Saikun, sambungnya, terus bergerak mencapai cita dalam mewujudkan misi organisasi. Dia menjalankan amanah yang diembannya dengan baik.
“Generasi sekarang patut meniru semangat juang beliau. Semoga jasa-jasanya menghantarkan curahan rahmat bagi beliau dan sebagai amal jariyah,” ungkapnya.
Muhammad Saikun meninggal dunia Sabtu, 3 Oktober 2020 dalam usia 53 tahun, setelah beberapa lama mengalami sakit. Dia dimakamkan di Pemakaman Islam Desa Plosobuden, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan (*).
Editor Mohammad Nurfatoni.