PWMU.CO – Sekolah Tetap Asyik dan Seru di Masa Pandemi di Masa Pandemi disampaikan konseptor sekolah kreatif Heru Tjahyono dalam Webinar, Sabtu (7/11/2020).
Webinar yang bertema Sekolah Tetap Asyik dan Seru di Era Pandemi Sekolah SD Muhammadiyah 16 Surabaya (SD Kreatif) ini diikuti kepala sekolah, guru, dan wali murid Taman Kanak-Kanak.
Heru menjelaskan yang membuat asyik dan seru dalam pembelajaran itu adalah hasil dari olahan penyajian materi yang dibuat oleh tim guru.
“Kalau dulu sebelum pandemi pembelajaran lebih fokus pada guru di sekolah hampir 100 persen lebih dominan, namun ketika di masa pandemi ini jadi berubah atau beralih lebih kepada orangtua. Jadi semacam ada pembagian job,” ujarnya.
Ada Budaya Baru
Heru mengungkapkan, pembelajaran pada awalnya menggunakan metode teacher center, sekarang menjadi parents center.
“Ini menjadi budaya baru yang membuat surprise atau shock therapy, tetapi kita harus bisa mengambil sisi positifnya,” jelasnya.
Menurut dia di masa pandemi ini—yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah—ada hikmah bagi orangtua. Yang biasanya mereka tidak tahu kebiasaan anaknya sehari-hari di kelas tetapi saat pandemi jadi tahu. Bagaimana model belajarnya dan kebiasaannya saat belajar.
“Jadi sekarang orangtua bisa merasakan bagaimana suasana ketika guru mengajar di kelas,” katanya.
Guru Tidak Jelas Jam Kerjanya
Heru memaparkan, di awal-awal memang ada semacam kesalahpahaman dalam menyikapi ketika masa pandemi. Kesannya adalah tugas sekolah atau guru beralih pada orangtua.
“Sebenarnya tidak demikian. Orangtua beranggapan demikian sedangkan guru juga beranggapan yang berbeda juga. Guru itu ternyata dengan adanya pandemi ini tidak jelas jam kerjanya. Bisa sampai 24 jam melayani siswa. Dari jam pagi, siang, sore, atau malam, seperti model shift-shift-an,” candanya.
Dia lalu menggambarkan antara orangtua, guru, dan siswa dalam bentuk segitiga yang saling terhubung dan sinergi. Orangtua saya gambarkan model segi enam. Segi enam saya ibaratkan sarang lebah. Sarang lebah ini kalau disatukan tidak ada celah sama sekali dan menghasilkan madu yang banyak mengandung khasiat. “Luar biasa. Masyaallah,” ungkapnya.
Potensi Luar Biasa
Kekuatan orangtua, menurut Heru, adalah kekuatan yang sangat luar biasa. Filosofinya adalah satu orangtua jika banyak berkumpul bisa menjadi sebuah potensi yang luar biasa. Kalau di sekolah wali murid kalau berkumpul menjadi komite sekolah atau ikwam. Itu peranannya sangat kuat untuk supporting program sekolah atau sebagai partner dari sekolah.
“Guru saya ibaratkan sebuah bulat. Artinya guru punya kebulatan tekad, memberikan materi yang terbaik untuk anak didik di masa pandemi ini. Kalau dulu guru yang menjadi central ke anak kalau sekarang orangtua juga menjadi centralnya, tetapi intinya ada di guru,” jelasnya.
Alhamdulillah, sambungnya, pemerintah memberikan keleluasaan untuk mendesain kurikulum yang sesuai yang tidak memberatkan siswa. Kesan itu yang harus kita hilangkan yaitu kesan materi dari guru ke siswa menjadi berat buat siswa sehingga menjadi beban untuk orangtua.
Kemasan Materi
Heru pun menegaskan ketika guru memberi materi yang menyenangkan, maka suasananya menjadi seru dan mengasyikkan sehingga timbul ide, kreativitas, dan inovasi dari siswa dengan dukungan atau dorongan dari orangtua.
“Kalau dulu guru hanya dilihat siswa di kelas, namun sekarang guru dilihat semuanya. Jadi ketika guru menyajikan materi pelajaran tidak boleh sembarangan, harus disiapkan betul-betul dan murah senyum karena guru harus jadi artis yang menjadi idola siswa-siswanya ketika di depan kamera.
Jadi, tandasnya, guru dan kemasan materi sangat berperan sekali dalam proses pembelajaran sehingga tidak memberatkan dan membosankan siswa.
Penulis Riska Oktaviana. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.