PWMU.CO – Sadar akan pentingnya penguatan budaya keilmuan di lingkungan Universitas Muhammadiyah(UM) Surabaya, Fakultas Agama Islam (FAI) UMSurabaya mengadakan ‘Kuliah Umum Internasional’ di Gedung G Lantai 6 Kampus setempat, Kamis (20/10).
Kegiatan yang wajib diikuti oleh segenap civitas FAI UMSurabaya, baik dosen maupun mahasiswa ini menghadirkan narasumber Dr Qutbudin dari Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India. Peneliti, juga dosen ini mengupas tuntas tentang tema ‘Islam, Multicultural dan Citizenship’.
(Baca: Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Tonggak Kultur Keilmuan Persyarikatan dan 3 Faktor yang Pengaruhi Maju-Mundurnya Pendidikan)
Qutbudin mengawali pemaparannya dengan memberi contoh kasus tentang kehidupan keberagamaan di negara kelahirannya, India. Qutbudin menjelaskan, di Negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Hindu, sikap toleran tumbuh dengan baik dan terlihat jelas. Dimana umat Islam di perlakukan sejajar dalam konteks hak-hak sosial, ekonomi maupun hak berpolitik.
Walaupun demikian, Qutbudin tidak bisa dipungkiri bahwa di India tetap ada masalah intoleransi dan mengakibatkan terjadinya gesekan. ”Untuk dapat membangun masyarakat yang multikultural, maka dibutuhkan kesadaran dan sikap yang toleran. Terutama dalam praktek dan konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,” papar Qutbudin.
(Baca juga: FKD FAI: Penulisan Sejarah Islam Harus Objektif dan Konflik Antarumat Beragama Seringkali Diciptakan untuk Kepentingan Tertentu)
Sementara itu, Wakil Dekan FAI UMSurabaya Isa Anshori mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari pembangunan budaya keilmuan di lingkungan UMSurabaya. Dalam kesempatan ini, lanjut Isa, topik kajian yang diangkat dan dipilih dalam berkaitan dengan tema multikultural.
”Semoga dari kegiatan ini mahasiswa dapat memperkaya wawasan multikultural. Sehingga mampu menyikapi realitas perbedaan di masyarakat secara arif dan bijaksana,” harpnya. (sholik/aan)