ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Kamis, Maret 23, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Leviathan, Perang Monster Istana Vs Petamburan

Sabtu 21 November 2020 | 21:31
7 min read
1.3k
SHARES
3.9k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Dhimam Abror Djuraid penulis Leviathan, Perang Monster Istana Vs Petamburan

Leviathan, Perang Monster Istana Vs Petamburan, kolom ditulis oeh Dhimam Abror Djuraid, waratawan senior.

PWMU.CO – Tidak seperti biasanya, raut muka Presiden Joko Widodo kali ini tegang dan serius, dan pernyataan yang ia ucapkan sangat serius. “Negara tidak boleh kalah.”

Waduh. Tak boleh kalah lawan siapa, nih?

Malam sebelumnya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga tampil tak kalah sangar. Dengan seragam loreng dan kumisnya yang tebal Panglima TNI akan menindak semua ancaman terhadap negara kesatuan NKRI.

Flashback lagi. Malam sebelumnya secara mendadak dua kapolda, Metro dan Jabar, diganti di tengah malam karena dianggap tidak mampu mencegah kerumunan massa di tengah kondisi pandemi yang masih panas.

Flashback lagi beberapa hari sebelumnya, tepat 10 November, Habib Rizieq Shihab (HRS) baru mendarat dari Arab Saudi setelah tiga setengah tahun menetap di sana.

Ini dia rupanya pangkal persoalannya. Kedatangan HRS yang dilanjut dengan pengumpulan massa puluhan ribu di Petamburan menimbulkan ketegangan yang benar-benar tegang seperti ada monster lepas. Monster yang mengancam kesatuan. Monster yang mengancam jalan demokrasi.

Jalan demokrasi adalah jalan panjang, terjal, berbatu, licin, gelap, dan berbahaya. Di kanan kiri terdapat jurang menganga yang curam dan membahayakan. Terpeleset ke kiri bisa bahaya, terpelanting ke kanan bisa celaka.

Jalan demokrasi ibarat lorong sempit yang tidak gampang untuk dilalui, sekali kita masuk ke dalamnya buka berarti kita akan aman dan bisa terus-menerus berada di jalur yang benar. Lengah sedikit kita akan terpelanting dan teperosok keluar dari koridor sempit itu, dan bisa terhempas kedalam jurang yang menyakitkan.

Monster Leviathan

Di kiri-kanan lorong sempit itu hidup sesosok monster yang siap memangsa kita setiap saat. Thomas Hobbes (1588-1679) menggambarkan makhluk itu sebagai Leviathan, berbentuk monster laut berwajah ganda, di tangan kanan memegang pedang besar, di tangan kiri memegang tongkat raja.

Hobbes menjadikannya sebagai judul buku yang diterbitkan pada 1651. Dengan pendekatan empirisme-materialisme Hobbes menggambarkan manusia hidup dalam kondisi ”warre”, saling memangsa satu sama lainnya. Hidup dalam kondisi “warre” adalah hidup yang “short, brutish, nasty, poor, solitary” (pendek, brutal, keji, melarat, dan sepi).

Kondisi yang buruk, manusia saling memangsa, “homo homini lupus“, manusia adalah srigala bagi sesamanya. Hidup manusia digambarkan menjadi pendek, brutal, keji melarat, dan sepi.

Karena kondisi yang buruk dan saling memangsa itu maka harus ada kekuatan yang bisa mengatasi.
Maka negara hadir menjadi kekuatan monster Leviathan untuk mengatasi kekacauan dan memberi kesejahteraan.

Namanya juga monster berwajah ganda, Leviathan bisa menjadi monster baik budi yang mewujudkan commonwealth, kesejahteraan umum, tapi juga bisa menjadi monster pemangsa yang ganas.

Negara harus hadir dengan kekerasan untuk mengatasi kekerasan. Karena itu monster Leviathan bertangan ganda, bisa membawa kesejahteraan dan juga bisa menciptakan penderitaan.

Karena itu keseimbangan harus dijaga. Negara tidak boleh terlalu kuat sehingga menjadi semena-mena, tapi juga tidak boleh terlalu lembek karena bakal kehilangan wibawa.

Kalau negara kehilangan wibawa dan masyarakat menjadi terlalu kuat yang muncul kemudian adalah anarkisme.

Hampir 450 tahun berselang sejak Hobbes memublikasikan Leviathan, kondisi hidup manusia modern ternyata tidak banyak berubah. Leviathan jahat masih tetap bermunculan di mana-mana. Kita semua masih harus terus berjuang menghadapi sang monster jahat itu. Pada sisi lain, anarkisme juga masih tetap menjadi ancaman yang harus kita waspadai.

Daron Acemoglu dan James Robinson (2019) melihat bahwa sejarah masyarakat dunia berada dalam bayang-bayang Leviathan, dan harus selalu berjuang untuk mencapai keseimbangan sehingga ancaman Leviathan jahat dalam bentuk kekuasaan yang otoriter bisa dihilangkan. Di sisi lain, masyarakat tetap hidup tenteram tanpa gangguan anarkisme dari kekuatan masyarakat yang tidak terkontrol.

Dalam buku The Narrow Corridor: State, Societies, and the Faith of Liberty (2019) Acemoglu dan Anderson mengatakan bahwa demokrasi adalah lorong sempit (the narrow corridor) yang rumit dan sulit untuk dimasuki. Untuk bisa menembus lorong itu masyarakat harus bisa menjinakkan sang monster Leviathan jahat, dan setelah itu harus bisa menjaga keseimbangan tatanan masyarakat.

Ketika Leviathan jahat berkuasa maka negara akan menjadi despotik, otoriter, dan anti-demokrasi. Hak-hak rakyat akan dikebiri dan hidup rakyat senantiasa dalam bahaya karena kebebasan (liberty) sudah diberangus. Negara menjadi terlalu kuat dan yang berkuasa pada keadaan seperti ini adalah monster Leviathan yang despotik (Despotic Leviathan).

Tapi, ketika masyarakat bisa menundukkan Leviathan maka tidak otomatis kondisi akan baik. Bisa jadi kondisi akan sama buruknya karena ketiadaan Leviathan bisa jadi akan diisi oleh kekuasaan masyarakat yang anarkis yang menghasilkan chaos karena absennya hukum setelah monster Leviathan sudah tidak ada lagi. Inilah kondisi yang disebut Absent Leviathan.

Lantas bagaimana solusi idealnya? Acemoglu dan Anderson menawarkan konsep keseimbangan antara kekuatan negara dan civil society (masyarakat madani), sebagaimana yang dikenal dalam konsep checks and balances.

Negara tidak boleh terlalu kuat supaya tidak menjadi despotik dan melahirkan “Despotic Leviathan“. Sebaliknya, masyarakat tidak boleh menjadi terlalu kuat karena akan terjadi anarki karena tidak adanya kekuatan Leviathan (Absent Leviathan).

Keseimbangan ini amat rumit dan tidak bisa dianggap remeh, taken for granted, dan membutuhkan perjuangan dan komitmen yang terus-menerus.

Konsep keseimbangan ini oleh Acemoglu dan Anderson disebut sebagai “Efek Ratu Merah” (Red Queen Effect) yang diambil dari kisah klasik “Alice in Wonderland” (Lewis Carrol, 1865). Dalam sebuah episode digambarkan Alice tetap berjalan di tempat kendati sudah berlari kencang untuk mengejar Ratu Merah. Alice tidak akan bisa mengejar Ratu Merah selama sang ratu tidak memperlambat jalannya sehingga Alice bisa menyusul.

Dalam terminologi modern Efek Ratu Merah ibarat orang berjalan di atas treadmill, tidak boleh terlalu cepat tapi tidak boleh terlalu lambat, harus selalu pas dan sejajar untuk menjaga keseimbangan.

Ketika kekuatan masyarakat dan negara berada pada keseimbangan, maka demokrasi berada pada posisi ideal. Ketika tercapai keseimbangan itu maka koridor akan terbuka dan masyarakat akan menikmati kebebasannya.

Acemoglu melihat Amerika sebagai contoh ideal negara yang masuk dalam koridor demokrasi, karena keseimbangan kekuatan negara vs masyarakat yang seimbang karena saling mengontrol. Sedangkan China dianggap berada di bawah kekuasaan monster Leviathan yang despotik karena kekuasaan negara yang terlalu kuat.

Tetapi, empat tahun terakhir pemerintahan Donald Trump ada kecenderungan Amerika bergeser ke arah Despotic Leviathan. Banyak yang bersyukur Trump yang despotik akhirnya kalah oleh Joe Biden yang akan membawa kembali Amerika ke jalur tengah dengan pendekatan Biden yang centris-right, kanan tengah.

Dimana Indonesia berada? Adakah kita berada di dalam koridor sempit demokrasi? Beberapa perkembangan terbaru membuat kita harus waspada supaya Efek Ratu Merah tetap bisa kita pertahankan, karena potensi Despotic Leviathan maupun Absent Leviathan ada di depan mata.

Beberapa perkembangan mutakhir menunjukkan kecenderungan pemerintah untuk menjadikan negara menjadi lebih kuat dibanding civil society. Saat ini, praktis tidak ada kekuatan oposisi yang efektif untuk mengontrol negara.

DPR nyaris mutlak dikuasai partai-partai pendukung kekuasaan. Lembaga anti-korupsi seperti KPK telah terkooptasi menjadi bagian dari korporatisme negara. Pengesahan UU Cipta Kerja yang tetap mulus meskipun demo buruh dan mahasiswa kencang juga menjadi bukti tambahan.

Media yang diharapkan menjadi pilar keempat demokrasi pengontrol kekuasaan belum bisa berperan optimal.

Perkembangan ini membuat kekuasaan negara makin kuat vis a vis masyarakat. Potensi Despotic Leviathan sudah menjunjukkan tanda-tanda kemunculan.

Kemunculan kembali HRS akankah membawa keseimbangan kembali ke jalan demokrasi yang sempit atau malah akan tergelincir ke kiri atau ke kanan?

Tarik-menarik itulah yang sekarang tengah terjadi. Kekuatan monster negara vs kekuatan monster civil society. Kekuatan Istana vs kekuatan Petamburan.

Di tengah tarik-menarik yang penuh ketegangan ini ada sedikit hiburan yang lumayan mengendorkan saraf. Selebgram Nikita Mirzani menyeruak seperti sideshow, pertunjukan sampingan, dengan pernyataan yang sekadar bunyi tapi ternyata banyak menuai reaksi.

Pernyataannya soal habib jualan obat seperti memancing di air keruh yang ternyata berhasil mendapatkan banyak ikan juga.

Reaksi yang bermunculan bermacam-macam, ada yang simpati ada yang mencaci. Ada yang lebay sampai mau menggeruduk rumah segala.

Adu perang meme di medsos tak kalah ramai.
Ada tiga foto berjejer. Foto pertama perempuan cantik dengan caption: Nikita Willy. Gambar kedua ada foto seksi dengan caption: Nikita Mirzani. Gambar ketiga ada foto dengan caption: Nikita Lengserin. (*)

Leviathan, Perang Monster Istana Vs Petamburan: Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Dhimam Abror DjuraidHRSPetamburanTNI
SendShare504Tweet315Share

Related Posts

Anies Mengukur Gelombang Perubahan dari Jawa Timur

Minggu 19 Maret 2023 | 19:12
402

Anies Baswedan di acara Chief Editor Dialog di Sangri-La Hotel, Kunat (17/3/2023. (Mohammad Nurfatoni/ PWMU.CO)...

Sulap Sepak Bola Indonesia

Jumat 17 Maret 2023 | 08:18
1.2k

Dhimam Abror Djuraid Sulap Sepak Bola Indonesia; Oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Para pesulap...

Siswa SD Mudabo Diajak Mengenal Senjata TNI

Jumat 10 Februari 2023 | 08:32
77

Siswa SD Mudabo diajari praktek mengopersaikan senjata secara sederhana. Serunya Siswa SD Mudabo Kenali Senjata...

Sukadiono atau Tidak Suka-diono

Selasa 27 Desember 2022 | 13:36
1.6k

Dhimam Abror Djuraid Sukadiono atau Tidak Suka-diono oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Musyawarah...

The Real Winner is Qatar

Selasa 20 Desember 2022 | 18:40
364

Lionel Messi memakai bhist saat menerima trofi Piala Dunia di Qatar. The Real Winner is...

Franchise Muhammadiyah

Jumat 18 November 2022 | 19:22
897

Dhimam Abror Djuraid Franchise Muhammadiyah, Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Ada dua peristiwa yang terjadi...

Muhammad

Sabtu 8 Oktober 2022 | 20:53
231

Dhimam Abror Djuraid Muhammad tulisan opini Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Sebuah survei di...

PAUD ABA III Bojonegoro Outbound bareng TNI

Selasa 4 Oktober 2022 | 21:03
340

Seru, siswa - siswi PAUD Aisyiyah III Bojonegoro saat bersama TNI, Sabtu (1/10/2022) untuk memperingati...

Dirintis KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan Jadi Monumen Sejarah Muhammadiyah Surabaya Barat

Kamis 18 Agustus 2022 | 10:35
11.4k

Penampakan Masjid Al-Manar yang sedang dalam proses pembangunan. KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan...

Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi?

Kamis 28 Juli 2022 | 12:41
760

Dhimam Abror: Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Kolom oleh Dhimam Abror...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    14474 shares
    Share 5790 Tweet 3619
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    4517 shares
    Share 1807 Tweet 1129
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    434 shares
    Share 174 Tweet 109
  • Telusuri Sejarah Gresik, Siswa SD Mugres Mengunjungi Kampung Kemasan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau?

    2210 shares
    Share 884 Tweet 553
  • Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih Formasi 4-4-3

    4769 shares
    Share 1907 Tweet 1192
  • Anids Camp, Bakat Siswa Muncul di Sini

    307 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6463 shares
    Share 2762 Tweet 1542
  • Agar Tak Ada yang Kebakaran Jenggot, Perlunya Sinergi Majelis dan Lembaga PWM Jatim

    244 shares
    Share 98 Tweet 61
  • DPW PAN ke Kantor PWM Jatim Bahas Empat Isu Ini

    158 shares
    Share 63 Tweet 40

Berita Terkini

  • Kosegu dan Kokam Ikut Sukseskan Musyda Muhamamdiyah TulungagungRabu 22 Maret 2023 | 22:26
  • Buku Sejarah Muhammadiyah Tulungagung Terbit, Begini Perasaan PenulisnyaRabu 22 Maret 2023 | 22:05
  • Lembaga Pemeriksa Halal
    Lembaga Pemeriksa Halal Gelar Raker, Ini ProgramnyaRabu 22 Maret 2023 | 21:40
  • Padus IPM Sendangagung Tampil Memukau di Musypimcab PaciranRabu 22 Maret 2023 | 21:32
  • Jika Ingin Besar, Pendiri dan Pengelola RSMA Harus Saling MendukungRabu 22 Maret 2023 | 21:02
  • Pawai Becak TK Aisyiyah 2 Kota Probolinggo Sambut RamadhanRabu 22 Maret 2023 | 20:38
  • Edukatif, Tarawih Ramah Anak SDMM Terbuka untuk UmumRabu 22 Maret 2023 | 19:50
  • Ramadhan, Kiblat Rumah Dakwah PCIM Malaysia Kini AkuratRabu 22 Maret 2023 | 17:50
  • PCNA Brondong Turba Ke Ranting MencorekRabu 22 Maret 2023 | 17:28
  • 26 siswa Sdamada mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Suprarasional; Liputan Alfiatun Naimah, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    26 Siswa Sdamada Ikut Semifinal Kompetisi Matematika SuprarasionalRabu 22 Maret 2023 | 17:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!