In Memoriam H Abdullah Ilyas, Saudagar Muhammadiyah Bawean. Rumahnya selalu jadi jujukan tamu-tamu Muhammadiyah yang sedang berkunjung ke Pulau Bawean.
PWMU.CO – Keluarga Besar Muhammadiyah di Pulau Bawean Kabupaten Gresik kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, H Abdullah (66)—-atau yang sering disebut H Abdullah Ilyas (Ilyas nama ayahnya).
H Abdullah meninggal dunia, Kamis (19/11/20) pukul 07.30 WIB di kediamannya di Kampung Tuku Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean. Kepergiannya tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga namun juga bagi keluarga besar Muhammadiyah, khususnya di Pulau Bawean.
H Abdullah yang lahir di Pulau Bawean, 17 Juli 1954 merupakan saudagar bahan bangunan yang cukup sukses pada era tahun 1990-an. Jabatannya di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sangkapura Bawean adalah bendahara beberapa periode. Rumahnya terbilang paling bagus dibanding milik anggota Muhammadiyah lainnya.
Rumahnya Jadi Tempat Inap Tamu Penting
Menurut keponakan almarhum, Ir H Asy’ari MM, setiap ada kunjungan pimpinan Muhammadiyah baik pusat, wilayah, hingga daerah, maka dengan senang hati H Abdullah menyiapkan rumahnya menjadi tempat menginap. “Beliau selalu menyiapkan jamuan yang pantas bagi para pimpinan Muhammadiyah yang datang ke Pulau Bawean,” ungkapnya.
Seperti halnya ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr M Amien Rais. Ketika datang di Pulau Bawean tahun 1996 untuk meresmikan Balai Kesehatan Islam (BAKIS) milik PCM Sangkapura, menginapnya di rumah H Abdullah.
Demikian juga setiap kali perhelatan Musyawarah Cabang (Musycab) Muhammadiyah Sangkapura yang digelar setiap lima tahun sekali. Biasanya selalu hadir dari PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) Jawa Timur dan PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Gresik. Maka rumah H Abdullah yang menjadi prioritas utama.
Almarhum KH Mu’ammal Hamidy misalnya. Ketika diundang untuk memberi pengajian keluarga besar Muhammadiyah Bawean, maka menginapnya juga di rumah H Abdullah.
Hidupkan Dakwah Muhammadiyah di Bawean
Ketua Umum Persatuan Saudagar Bawean (PSB) se-Nusantara H Asy’ari, mengungkapkan, H Abdulah mempunyai jasa besar menghidupkan dakwah Muhammadiyah di Pulau Bawean.
“Tidak hanya menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu-tamu penting Muhammadiyah yang berkunjung ke Pulau Bawean, almarhum juga sangat peduli dalam pembangunan amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan, masjid, atau kesehatan,” ujarnya, Kamis (19/11/20).
Hal senada juga disampaikan Muhammad Djufri BE SSos—rekan almarhum semasa SMA Muhammadiyah 1 Gresik sekitar tahun 1972. Ketua PCM GKB Gresik ini mengatakan H Abdullah aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Gresik.
“Maka tak heran bila di masa dewasa H Abdullah menjadi penggerak Muhammadiyah di kampung halamannya, yaitu Pulau Bawean,” ujarnya.
Ketua PDM Gresik Dr Taufiqullah MPdI menilai H Abdullah adalah orang yang sangat memperhatikan urusan ibadah. Terbukti di depan rumahnya beliau membangun mushala khusus untuk keluarga. Beliau juga memiliki semangat agar orang lain menjadi hamba Allah yang ahli ibadah.
“Ini dibuktikan dengan keaktifannya menjadi pengurus Masjid Shalihien (yang menjadi pusat dakwah Muhammadiyah Sangkapura),” katanya.
Semangat itulah, lanjutnya, yang menjadikan beliau merangkul semua orang dengan latar belakang paham agama dan organisasi apapun. Yang penting bagi beliau bisa bersaudara dengan siapa saja melalui masjid.
Taat Beragama dan Istikamah
Ketua PDM Gresik periode 2005-2010 dan 2010-2015 Drs H Muhammad In’am MPdI mengatakan H Abdullah yang dikenalnya sejak tahun 1995 adalah pribadi yang baik, taat beragama, dan istikammah dalam menjaga shalat berjamaah dan mengurus masjid.
“Orangnya familiar, suka menjamu tamu, terutama para tamu terkait dengan urusan persyarikatan yang datang dari Pulau Jawa. Hampir pasti selalu menginap di rumah beliau. Mislanya kehadyah KH Mu’ammal Hamidy. Sudah ada kamar khusus untuk beliau dengan segala fasilitasnya,” jelasnya, Sabtu (21/11/20).
Beliau, sambungnya, menerima kehadiran dan menjamu tamunya layaknya keluarga sendiri. Ketika pada tahun 1996 Pak Amien Rais selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah datang berkunjung ke Bawean dalam acara Musyawarah Cabang PCM Sangkapura dan Tambak, beliau dan tamu dari PDM Gresik juga bermalam di rumahnya.
“Begitupun kalau ada tamu dari PWM Jatim, semisal Prof Dr Thohir Luth MA mesti bermalam di rumah beliau. Saya sendiripun bersama KH Muchlas Hamim (mantan Ketua PDM Gresik) hampir pasti ketika ke Pulau Bawean selalu bermalam di rumahnya.”
Sebagai warga Muhammadiyah, sambungnya, kita merasa sangat kehilangan. “Semoga beliau husnul khotimah dan semoga Allah berikan ampunan atas dosa maupun kekhilafannya,” ungkap In’am.
Warga Muhammadiyah Sangat Kehilangan
Aktivis Hizbul Wathan (HW) dan Ketua Muhammadiyah Development and Training Center (MDTC) PDM Gresik Turhan Husnan yang pernah empat kali menginap di kediaman almarhum memberi kesaksian bahwa hidup H Abdullah diperuntukkan untuk umat.
“Saya tahu betul di masa beliau masih jaya dan kuat sampai dalam kondisi fisik beliau kurang baik, tetap saja ghirah sosialnya luar biasa,” ujarnya, Jumat (20/11/20).
Setiap pukul dua malam, lanjutnya, beliau bangun dan shalat malam. Terus jalan ke pantai untuk mandi air laut sebagai terapi kesehatannya yang dilakukan secara rutin. “Rumah beliau ada kamar khusus untuk tamu-tamu penting dan ada mushalah di depan rumahnya serta ada area untuk menjamu makan para tamu,” ungkapnya.
Penerus Dakwah Muhammadiyah
Turhan Husnan mengungkapkan, Koko Sujatmiko—putra pertama almarhum H Abdullah yang pernah menjabat Kepala SMP Muhammadiyah 3 Bawean—diharapkan bisa melanjutkan perjuangan dakwah Muhammadiyah di Pulau Bawean.
“Saya kenal dekat dengan Mas Koko. Semoga beliau mampu melanjutkan perjuangan ayahnya,” harapnya.
H Abdullah menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Muhammadiyah 3 Sangkapura. Kemudian melanjutkan di SMA Muhammadiyah 1 Gresik dan meraih gelar sarjana muda Bachelor of Arts (BA) di sebuah sekolah tinggi akuntansi di Surabaya.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Ruro Anggraini, dan tiga orang anak: Koko Sujatmiko, Retnah Diyahpramuni, dan Cahyo Nurindah. Serta lima orang cucu, yaitu: Naurah Nadifah, Arsyil Ramadhan, Jakfar Shadiq Elbarqy, Mahira Azkiya Wahya, dan Fahreza Ismail Wafi.
Selamat jalan pejuang, semoga Allah SWT memasukkan beliau ke dalam golongan hamba-Nya yang saleh. (*)
Penulis Kemas Saiful Rizal. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.