Ini Penjelasan Tiga Instrumen Asesmen Nasional Pengganti UN yang disampaikan Anim Hadi Susanto MPd pada saat Workshop Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), Kamis (26/11/2020).
PWMU.CO – Pada tahun 2021, pemerintah resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional, sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang ditelorkan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.
Tujuan utama penggantian UN menjadi Asesmen Nasional ini untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dalam Asesmen Nasional mutu pendidikan diukur menggunakan tiga instrumen.
Dalam workshop yang diselenggarakan oleh Foskam Jatim bersama Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur melalui Zoom Clouds Meeting itu, Anim menjelaskan Asesmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
Tiga Instrumen Asesmen Nasional
Fasilitator Direktorat SMA itu mengungkapkan, ada tiga instrumen dalam Asesmen Nasional. Pertama, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Pada asesmen ini yang diukur adalah literasi membaca dan numerasi. Literasi membaca dan numerasi ini menjadi dasar dan modal utama untuk peserta didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Menurutnya, ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan anatar AKM dan UN. “Perbedaan tersebut berkaitan dengan peserta didik. Kalau UN diberikan kepada peserta didik yang akan selesai dalam pendidikan. Sedangkan AKM diberikan kepada satu tahun sebelum peserta didik itu lulus,” terangnya.
Kedua, survei karakter. Yang diukur dalam instrumen ini yaitu karakter profil pelajar Pancasila, meliputi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, gotong royong, serta kreatif.
“Mengapa karakter harus diukur? Karena pendidikan memiliki tujuan mengembangkan potensi siswa secara utuh. Juga mendorong mengembangkan sikap, nilai (values), dan perilaku yang mencirikan pelajar Pancasila,” jelasnya.
Ketiga, survei lingkungan belajar. Dalam hal ini yang harus diukur yaitu segi iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan sekolah, indeks sosial ekonomi, kualitas pembelajaran, dan pengembangan guru.
Sasaran Asesmen Nasional
Adapun yang menjadi sasaran Asesmen Nasional yakni siswa, guru, dan kepala sekolah. Polanya siswa kelas V, VII, dan XI nanti mengerjakan AKM literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan. Sedangkan untuk guru dan kepala sekolah hanya survei lingkungan belajar.
“Output nanti, dari AKM literasi membaca dan numerasi hasilnya belajar kognitif. Untuk survei karakter hasilnya belajar sosial-emosional. Dan survei lingkungan hasilnya karakteristik input dan proses belajar,” ujarnya.
Menurut Anim, dalam proses pelaksanaan Asesmen Nasional itu akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud siapa yang menjadi responden. Maksimal 30 siswa SD dan 45 siswa SMP/SMA/SMK.
“Tes dan kuesioner siswa diadministrasikan menggunakan komputer dalam kondisi terawasi. Beda halnya dengan guru dan kepala sekolah, semuanya menjadi responden yang nantinya pengisian kuesioner dilakukan secara daring tanpa pengawasan,” terangnya.
Dia menambahkan, beberapa tujuan Asesmen Nasional di antaranya untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai petunjuk arah tujuan dan praktik pembelajaran, menjadikan sekolah yang efektif, serta untuk memotret mutu sekolah. (*)
Penulis Fidyah Izzul. Editor Mohammad Nurfatoni.