PWMU.CO– Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, telah wafat ibu saya (Kholifah), sore ini (Rabu, 2 Desember 2020), di Paciran-Lamongan. Mohon dimaafkan segala kesalahannya dan doanya semoga husnul khatimah. Mohon maaf juga, posisi saya sedang di NTB. (Nadjib Hamid).
Postingan itu muncul di grup WA Muhammadiyah Jawa Timur sore tadi. Sontak semua warga Muhammadiyah menyampaikan bela sungkawa kepada Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu.
Dihubungi melalui WhatsApp, Nadjib Hamid yang saat ini masih di Nusa Tenggara Barat membenarkan informasi yang ditulisnya di grup Family Gathering.
”Ibu saya meninggal dunia tadi sore sekitar jam 16.00. Insyaallah akan dimakamkan besok Kamis (3/12/2020) sekitar jam 09.00 di Paciran Lamongan. Menunggu saya dari NTB dan terbang via Bali,” ungkapnya.
Baca Berita Terkait: Mengenang Hj Khofifah, Ibunya para Aktivis IPM
Ibu Kholifah meninggal dalam usia 82 tahun. Mengalami penyakit degeneratif selama sekitar setahun. Suami almarhum bernama Abdul Hamid. ”Anak 8 orang, wafat 4 orang dan masih hidup 4 orang, yakni Nadjib Hamid, Masruroh, Hazim (lagi studi di Hongaria), dan Maftuhah,” sambungnya.
Menurutnya, almarhumah adalah pribadi yang sederhana dan lugu. ”Ibu saya itu petani tulen, jadi tidak neko-neko. Hidupnya juga sederhana dan tidak pernah mengeluh. Untuk pendidikan beliau menyerahkan ke putra-putrinya, karena kondisi ekonomi petani yang pas-pasan,” ujarnya.
Ibu Kholifah, lanjutnya, sempat berkali-kali tinggal di rumah Nadjib Hamid Jalan Ubi Surabaya. ”Tetapi dua bulan atau tiga bulan beliau minta pulang ke Paciran. Saat sakit juga lama di Ubi. Terus minta pulang hingga beliau wafat,” paparnya.
Wejangan hidup yang diberikan kepada putra-putrinya juga tidak banyak. ”Beliau hanya berpesan hati-hati dalam menjalani kehidupan. Insyaallah dengan berhati-hati akan selamat dunia akhirat,” kenangnya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto