
PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Keluarga besar Muhammadiyah berduka. Bu Rono, pendiri Aisyiyah Malang Raya, telah berpulang ke rahmatullah hari ini, Ahad (23/10) pukul 04.30 wib.
Almarhumah yang bernama asli Hj Sofiah meninggal pada usia 100 tahun 3 bulan, setelah menjalani perawatan di RS Permata Bunda, Malang. Rencananya, jenazah akan dimakamkan pukul 10.00 wib di Pemakaman Kutho Beda, Malang. Demikian informasi yang pwmu.co peroleh dari dr Munir, anak bungsu dari 10 saudara putra-putri Bu Rono.
Direktur RS Permata Bunda itu terlihat sangat kehilangan atas kepergian Bu Rono, ibu sekaligus seorang guru kehidapannya. “Beliau selalu berpesan pada kami agar selalu menjadi orang yang ikhlas dalam setiap tindakan’,” kata Munir. “Bahkan saat menjalani perawatan dengan kondisi yang lemah, kata ikhlas .. ikhlas .. ikhlas … selalu terucap dari ibu.”
(Baca: Sambil Menangis, Pendiri Aisyiyah Malang Berusia 100 Tahun Ini Semangati Kadernya dalam Berjuang)
Berpulangnya Bu Rono meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga, kerabat, murid, dan siapa saja yang pernah langsung bersentuhan dengan almarhumah. Seperti sebuah ungkapan populer: ketika bayi lahir maka ia akan menangis sementara orang tua dan kerabatnya akan tersenyum, namun jika seseorang meninggal, orang-orang terdekat yang menangis tapi jenazah yang tersenyum. Itu pula yang pwmu.co saksikan pada wajah terakhir Bu Rono. Senyum itu tampak jelas di wajah pejuang dakwah itu.
Seperti diberitakan pwmu.co pada 14 Oktober 2016, Bu Rono adalah pendiri Aisyiyah di Malang. Wanita kelahiran Yogyakarta itu diutus langsung oleh Madrasah Mu’allimat Yogyakarta untuk meletakkan dasar keorganisasian Aisyiyah di wilayah Malang, Jawa Timur.
Saat acara syukuran ulang tahun ke-100, 17 Juli 2016 lalu, Bu Rono masih sempat berpesan pada para kader Aisyiyah agar tetap semangat dan konsisten ber-Muhammadiyah. “Di mana dan kapan pun kalian harus tetap berjuang,” tuturnya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Waktu itu Bu Rono dalam kondisi tubuh yang sudah sangat lemah dan terbaring sakit.Peristiwa itu terjadi saat pwmu.co mengunjunginya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-100, Ahad (17/7), beberapa waktu lalu.
Kini beliau telah pergi untuk selamanya. Semoga segala jejak kebajikan yang pernah ditorehkan, menjadi amal shaleh yang diterima Allah. Dan mudah-mudahan, generasi penersunya bisa meneruskan perjuangannya, amin. (Uzlifah)
Discussion about this post