• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Walikota Mbok-mbok’en

Jumat 4 Desember 2020 | 09:15
in Kolom
0
390
SHARES
398
VIEWS
Buzzer, Influenzer, dan Manipulator Media, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior tinggal di Surabaya.
Dhimam Abror Djuraid, penulis Walikota Mbok-mbok’en

Walikota Mbok-mbok’en, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid.

PWMU.CO – Mbok-mbok’en itu istilah khas Suroboyoan untuk menyebut “anak mama”, seseorang yang, meskipun sudah tua, tapi tetap tidak bisa mandiri dan selalu bergantung pada ibunya.

Mbok-mbok’en lebih punya konotasi negarif. Sudah tua tapi masih suka membanggakan kehebatan orangtua, masih tetap ndompleng popularitas dan kekuasaan orangtua, malah masih suka “ngempèng” menyusu ke ibunya.

Beberapa hari terakhir istilah mbok-mbok’en viral di mana-mana, terutama karena kaitannya dengan pernyataan Dahlan Iskan soal “walikota mbok-mbok’en“.

Dalam video durasi pendek itu Dahlan menyebutkan bahwa dia marah kalau ada orang yang menjelek-jelekkan kinerja Risma, terutama kinerja pembangunannya di Surabaya. Menurut Dahlan, kinerja Risma bagus.

Di ujung video itu Dahlan berbicara mengenai walikota pengganti Risma. Dengan tegas Dahlan menyebut dia tidak mendukung calon walikota yang “mbok-mbok’en“, alias mendompleng nama “Si Mbok Risma”.

Siapa Calon Walikota Mbok-mbok’en?

Siapa calon walilota “mbok-mboke’en” itu? Dahlan tidak menyebut nama. Tapi, tentu, tidak perlu menyebut nama, karena Dahlan dengan jelas dan tegas menyatakan dukungannya terhadap pasangan “Maju”, Machfud Arifin-Mujiaman, yang disebutnya sebagai pasangan yang mandiri, visioner, dan punya kemampuan memajukan pembangunan Surabaya supaya naik kelas ke level yang lebih tinggi dari sekarang.

Video ini kemudian diedit oleh tangan-tangan kreatif yang jahil, dipotong sana-sini, diselipi beberapa gambar dan footage baru sehingga menjadi berubah seolah-olah Dahlan hanya mengatakan “Saya marah kalau ada orang menjelek-jelekkan Bu Risma”.

Baca Juga:  Harian DI'sWay dan Kisah Pengusaha Cat

Tentu saja pernyataan editan seperti ini menyesatkan dan keluar konteks, apalagi kalau pernyataan itu dibelokkan seolah-olah Dahlan membela Risma yang belakangan diserang dengan yel-yel “Hancurkan Risma”.

Padahal, Dahlan tegas. Kalau urusan prestasi pembangunan ia apresiasi Risma. Tapi urusan lain-lain yang membuat Risma jadi sasaran “yel-yel hancurkan”, Dahlan menyatakan tidak tahu-menahu.

Mengapa muncul “yel-yel hancurkan”? Kemungkinan itu luapan kekecewaan karena adanya indikasi Bu Risma mulai membangun oligarki dan politik dinasti. Juga ada tudingan yang mengaitkan Bu Risma dengan makelar proyek di Pemkot Surabaya.

Tudingan itu tidak datang dari partai lain tapi dari kader partai PDIP, partainya Risma sendiri. Kader senior seperti Abah Mat Mochtar dan kader 24 karat seperti Jagad Hariseno, kecewa berat terhadap kepemimpinan Risma. Mereka menyeberang jalan mendukung Machfud Arifin dengan segala risiko.

Tudingan ini ramai ke permukaan bersamaan dengan kasus sinkhole amblesnya Jalan Gubeng pada Desember 2018, persis dua tahun yang lalu. Lagi-lagi tudingan ini bukan datang dari orang lain, tapi dari kader PDIP Armuji sendiri, yang ketika itu menjadi Ketua DPRD Surabaya.

Belakangan, ketika sudah didapuk menjadi calon walikota mendampingi Eri Cahyadi, mendadak Armuji jadi atlet lari sprinter, suka lari-lari kalau dikejar wartawan soal pernyataan makelar proyek itu.

Baca Juga:  Politik Vaksin, Rakyat Jadi Taruhan

Ada juga yang tiba-tiba menjadi atlet lempar batu sembunyi tangan, mengedarkan selebaran menuduh Dahlan Iskan bermain proyek di Pemkot Surabaya dan menjadi backing pengusaha hitam yang kecewa terhadap Risma.

Kata jamaah Ampel, “Laa yaghribu syariq illa syariq“, tidak ada yang tahu maling kecuali orang itu juga maling.

Orang-orang sufi mengatakan, tidak ada yang tahu wali kecuali orang itu juga wali.

Kalau Anda menudingkan satu jari ke orang lain maka tiga jari lain mengarah ke dirimu sendiri

Peran Dahlan Iskan

Semua orang tahu siapa Dahlan Iskan. Coba kita flashback 10 tahun yang lalu. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, ketika itu, 2010, Bu Risma bukan siapa-siapa, no body. Ia hanya seorang kepala dinas yang punya etos kerja kuat, kerja, kerja, kerja.

Nama Risma disodorkan ke Dahlan untuk dijadikan sebagai calon walikota didampingi Bambang DH sebagai wakil walolikota. Dahlan cocok dengan tipe worker seperti Risma. Jauh sebelum ada “Kabinet Kerja”, ketika itu Jawa Pos sudah memakai tagline “Kerja, Kerja, Kerja”.

Dahlan pun bekerja sepenuh hati mempromosikan Risma. Dahlan juga memaksimalkan jaringan bisnisnya dari kalangan Tionghwa untuk mendukung Risma. Lahirlah kolaborasi besar jaringan media dan bisnis yang kemudian memuluskan jalan Risma menduduki kursi nomor satu Balai Kota.

Dahlan tidak pernah menagih jasa baik ke Pemkot dengan meminta proyek. Semua tahulah siapa “Trio Burulu” di belakang Risma. Semua tahu siapa yang main proyek besar dan bagi-bagi proyek penunjukan langsung kecil-kecilan yang disebut “proyek tiktok” diketik langsung diketok.

Baca Juga:  Korporasi Nggragas Para Taipan

Kepada Risma Dahlan sampai sekarang tetap tawaddu’ dalam arti respek dan menghormat. Beda dengan kebanyakan pendukung Risma sekarang yang “tawadu” (tahu warna duit), kerjaannya main proyek melulu.

Dahlan tidak butuh proyek dari pemkot. Dahlan sudah khatam dalam urusan cari duit. Dalam istilah Robert Kiyosaki (Rich Dad Poor Dad, 1997) Dahlan sudah masuk dalam kuadran aman. Bukan dia yang cari duit, tapi duit cari dia.

Kata Basman dan Kartolo, Dahlan “sugih bonda bandu, sigih bebek sugih meri, ngadep ngalor sugih, ngadep ngidul sugih“. Kaya tujuh turunan. Kalau ada anaknya yang miskin berarti dia keturunan kedelapan.

Dahlan punya ketajaman feeling untuk memilih pemimpin yang tepat. Itu dibuktikannya ketika membangun imperium media Jawa Pos Group. Ia juga membuktikannya ketika memimpin BUMD Jatim. Ia lalu membuktikannya di level yang lebih tinggi ketika menjadi menteri BUMN.

Karena itu Dahlan tidak main-main ketika meng-endorse dan mendukung Machfud Arifin untuk menjadi walikota Surabaya mengganti Risma. Dahlan sudah pasti tidak mau meng-endorse dan mendukung calon walikota “mbok-mbok’en“. (*)

Penulis, mantan anak buah Dahlan Iskan di Jawa Pos.

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Dahlan IskanDhimam Abror DjuraidTri Rismaharini Walikota Surabaya
Share156SendTweet98

Related Posts

Pigai, Say No to Racism
Kolom

Pigai, Say No to Racism

Sabtu 9 Januari 2021 | 16:54
31k
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Manusia-Manusia Telanjang

Sabtu 2 Januari 2021 | 12:42
493
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Skenario Kilometer 24

Senin 28 Desember 2020 | 15:43
701
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Resafel Salah Nama

Rabu 23 Desember 2020 | 05:32
5.2k
Wangsa Politik Joko Widodo
Kolom

Wangsa Politik Joko Widodo

Senin 14 Desember 2020 | 11:07
418
Gus Dur dan Polisi
Kolom

Gus Dur dan Polisi

Sabtu 12 Desember 2020 | 11:23
1.6k
Next Post
Adzan jihad.

Adzan Jihad Menunggu Nasibnya

Siswa Spemdalas Juara Baca Puisi dan Mendongeng

Siswa Spemdalas Juara Baca Puisi dan Mendongeng

Pilkada

Pilkada, Pertaruhan Nasib Rakyat atau Cukong

JK, Olok-Olok Chaplin yang Menyakitkan

JK, Olok-Olok Chaplin yang Menyakitkan

SDMM pantau PAS Online taun pelajaran 2020/2021 lewat aplikasi Zoom Cloud Meetings di tengah keputusan pemerintah memindahkan tempat belajar dari sekolah ke rumah karena Covid-19.

SDMM Pantau PAS Online lewat Zoom

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
690

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
199

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
379

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
459

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Jalan Mamuju longsor

Jalan Mamuju Longsor, Kiriman Bantuan Terhambat

Selasa 19 Januari 2021 | 16:05
Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Selasa 19 Januari 2021 | 13:10
Bencana Indonesia, Salah Siapa: Hujan, Global Warming?

Bencana Indonesia, Salah Siapa: Hujan, Global Warming?

Selasa 19 Januari 2021 | 10:26
Lompatan Jokowi

Gaya Lompatan Jokowi Atasi Krisis

Selasa 19 Januari 2021 | 09:55
Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Senin 18 Januari 2021 | 21:47
Guru besar UMY

Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

Senin 18 Januari 2021 | 20:15
Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Senin 18 Januari 2021 | 19:57
Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Senin 18 Januari 2021 | 16:51
Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Senin 18 Januari 2021 | 15:40
Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Senin 18 Januari 2021 | 14:34

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    470498 shares
    Share 188199 Tweet 117625
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    22511 shares
    Share 9004 Tweet 5628
  • Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

    1845 shares
    Share 738 Tweet 461
  • Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

    1175 shares
    Share 470 Tweet 294
  • Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

    1262 shares
    Share 505 Tweet 316
  • Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

    3985 shares
    Share 1594 Tweet 996
  • Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

    1639 shares
    Share 656 Tweet 410
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    9264 shares
    Share 3706 Tweet 2316
  • Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

    3202 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Dr Adriani Kadir, Pimpinan Aisyiyah Itu Wafat saat Gempa Mamuju Mengguncang

    3147 shares
    Share 1259 Tweet 787
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama