PWMU.CO – Wafat Mendadak, Suami-Istri Aktivis Muhammadiyah Pacitan. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Berita duka ini mengejutkan. Sepasang suami istri ini meninggal mendadak di rumahnya, Dusun Wetih, Desa Purwosari, Kecamatan Kebonagung, Ahad (13/12/20) sekitar pukul 19.00 WIB.
Keduanya dikenal akivis Muhammaidyah-Aisyiyah. Slamet Riyanto (59) adalah Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebonagung. Sedangkan Yetti Arifah Marhamah (49) adalah Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kebonagung.
Wafatnya Slamet Irianto dan Yetty Arifah Markamah mengagetkan semua pihak. Keduanya meninggal dunia secara bersamaan di rumahnya yang diduga karena keracunan gas. Senin (14/12/2002) pagi jenazahnya masih diotopsi di Rumah Sakit Muwardi Solo.
“Ahad jam 16.26 Bu Yetty masih komunikasi WharsAp (WA) di Grup MAM 2 Tulakan dengan teman-teman Guru. Sehingga saat mendapat kabar meninggalnya beliau berdua, saya seperti tidak percaya,” kata Dwi Nurhidayani, salah satu guru Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 2 Tulakan, tempat Yetty Arifah Markamah mengabdi sebagai kepala sekolah.
Dewi Nurhidayani menceritakan pada Ahad (13/12/2020) itu Yetty masih memberikan motivasi pada para guru MAM 2 soal pengurusan pencairan dana BOS. “Segera tuntaskan. Ojo wedi kangelan. Ini adalah amanat dari negara untuk anak bangsa. Madrasah hari Selasa 15 Desember adalah hari terakhir pencairan,” tulis Yetti dalam grup percakapan WA.
Menurut Dewi, saat meminta para guru mengurus BOS itu, Yetti tetap mengingatkan agar mereka tetap patuh pada protokol kesehatan.
Karena itu guru dan karyawan MAM 2 Tulakan tidak pernah mengira jika itu adalah pesan terakhir dari kepala madrasahnya. “Saya tidak mengira jika itu adalah pesan terakhir beliau,” kata Paeran, guru MAM 2 Tulakan. “Insyallah besok (Selasa) pagi, pesan terakhir beliau ini akan kami laksanakan sepenuhnya.”
Ketua Ketua Muhammadyah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pacitan Agus Hadi Prabowo juga memberi kesaksian betapa pasangan ini sangat peduli dengan Covid-19.
“Saat pemasangan spanduk sosialisasi pencegahan Covid-19 di Kecamatan Kebonagung (22/11/2020), Pak Slamet mengikuti proses pemasangannya,” kenangnya.
Respon Beasiswa Anak
Meninggalnya suami istri aktivis ini langsung mendapat respon. Ketua Lazismu Jawa Timur drh Zainul Muslimun langsung menelepon untuk menanyakan tentang bagaimana kelanjutan pendidikan putra-putrinya
“Tolong Mas Isa pastikan, bagaimana kelanjutan pendidikan putri dan putra beliau berdua,” kata Zainul Muslimun melalui saluran telepon.
Slamet Irianto dan Yetty Arifah Markamah meninggalkan dua anak. Yaitu Hazimah Fairuz Azizah yang masih kuliah semester VII dan sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Adapun adiknya, Naufal Zaky, masih kelas I di MAN Pacitan. Keduanya sedang tidak berada di rumah saat orangtuanya meninggal. Hazimah berada di Surakarta dan Naufal saat itu di rumah neneknya Bu Surati.
Tidak hanya dari Lazismu, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi juga merespon cepat.
“Umsida turut berbela sungkawa atas wafatnya pejuang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Pacitan ini. Apalagi beliau berdua adala suami istri. Karena itu Umsida berempati dan ikut bertanggung jawab atas pendidikan putra-putri beliau yang tentu perlu mendapat support penuh dalam meraih masa depannya yang gemilang,” ujarnya
“Bismillah, semoga Allah memudahkannya, amin. Terhadap putranya yang masih sekolah di MAN ini Umsida siap memberi beasiswa penuh sampai lulus di Umsida,” kata Hidayatulloh. (*)
Penulis Muh. Isa Ansori. Editor Mohammad Nurfatoni.