.
PWMU.CO – Pimpinan Aisyiyah harus punya empat kemampuan. Yaitu kemampuan intelektual, komunikatif, attitude, dan managerial.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah PWA Jatim Dra Siti Dalillah Candrawati MAg saat memberikan sambutan pada Sekolah Kader untuk Pimpinan.
Kegiatan ini digelar secara virtual oleh Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember, Sabtu (19/12/2020). Sekolah kader untuk pimpinan dilaksanakan 19-27 Desember 2020 setiap hari Sabtu dan Ahad. Sabtu dimulai pukul 13.00-17.00dan Ahad pukul 09.00-12.00.
Siapkan Kader Tiap Jenjang
Menurut Siti Dalillah Candrawati ada dua macam kader, yaitu kader pimpinan dan kader calon pimpinan.
“Berakhirnya periodesasi kepemimpinan Aisyiyah pada tahun 2022 mengharuskan pimpinan Asiyiyah di setiap jenjang kepemimpinan untuk menyiapkan kader-kader yang mampu menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Aisyiyah,” ujarnya.
Ada beberapa syarat, lanjutnya, menjadi pimpinan di Aisyiyah. Pertama intelektual. Menjadi seorang pimpinan harus berpengetahuan dan berwawasan luas.
“Kedua komunikatif. Seorang pimpinan harus punya kemampuan berbicara dengan pihak lain. Karena bagaimana pun Aisyiyah akan bekerja sama dengan pihak lain baik internal dan eksternal. Komunikatif juga bisa diartikan sebagai mudah bergaul, tidak diskriminatif terhadap anggota yang lain,” ungkapnya.
Ketiga, sambungnya, harus mempunya attitude. Keluarga Aisyiyah akan menjadi uswatun hasanah bagi masyarakat yang lain. Baik sebagai pribadi, keluarga dan anggota masyarakat.
“Dan yang keempat mempunyai kemampuan managerial. Pimpinan harus mampu mengolah dan mengatur pikiran, qolbu dan anggota,” jelasnya.
Pimpinan Butuh Empat Skill
Seorang pemimpin, menurutnya, juga membutuhkan empat kemampuan atau skill. Pertama human skill, yaitu harus menjadi pribadi yang positif.
“Kedua communication skill, yaitu mampu menyampaikan setiap informasi kepada anggota. Ketiga conceptual skill, yakni kemampuan untuk memahami persoalan secara menyeluruh. Dan keempat adalah technical skill yaitu kemampuan yang langsung bisa terlihat dan dipraktikkan,” urainya.
Sementara itu Ketua MPK PDA Jember Dra Khoiriyah MPd dalam sambutannya mengatakan sebanyak 2016 kader dari unsur PDA, PCA, PRA dan Angkatan Muda Muhamamdiyah mengikuti sekolah kader ini.
“Diharapkan dari sekolah kader ini mampu meningkatkan mutu kader Aisyiyah dan mempersiapkan kader untuk kepemimpinan yang akan datang. Baik di tingkat daerah, cabang atau ranting. Keberagaman pendidikan para peserta sekolah kader menjadi warna tersendiri bagi Aisyiyah ke depan,” harapnya.
“Letak geografis peserta pun juga beragam. Ada yang tinggal di perkotaan namun ada yang tinggal jauh di pedesaan. Jadi mohon untuk bersabar ya ibu-ibu jika nanti ada kendala dikarenakan sinyal kurang lancar,” imbuh Khoiriyah.
Lanjutkan Kelangsungan Organisasi
Ketua PDA Jember Menik Chumaidah SH MHum menegaskan bahwa sekolah kader merupakan salah satu program dari Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.
“Keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya diukur dari terlaksananya program yang mentereng dan spektakuler. Akan tetapi yang jauh lebih penting adalah melahirkan kader-kader yang mampu melanjutkan keberlangsungan organisasi,” paparnya.
Peserta yang tercatat dalam pendaftaran sekolah kader, lanjutnya, sebanyak 206 peserta. Tetapi ini tidak menutup kemungkinan ke depan akan lahir kader dengan jumlah lebih dari itu.
“Unsur penting dalam perjalanan organisasi ada dua yaitu pimpinan dan kader. Nah, 2022 adalah momen peralihan estafet kepemimpinan Aisyiyah baik di tingkat daerah, cabang dan ranting,” ungkap Menik.
Materi hari pertama sekolah kader adalah Ideologi di Era Milenium Baru yang disampaikan oleh Wakil Ketua PDM Jember Dr Aminullah Elhady. Materi kedua Manhaj Muhammadiyah yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember H Kusno SAg MPdI.
Untuk mengenalkan Zoom kepada peserta, Jumat (18/12/2020) panitia telah memberikan pelatihan menggunakan aplikasi ini. Namun meski demikian ada saja cerita lucu dibalik rempongnya emak-emak Aisyiyah mengikuti sekolah kader via Zoom.
Banyak masalah teknis yang terjadi seperti kesulitan memasang background, suara yang tak terdengar, suara yang tidak diunmute hingga percakapan dengan suami terdengar peserta lain hingga kebingungan mengapa video sebagian peserta tidak diaktifkan panitia. (*)
Penulis Humaiyah. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.