PWMU.CO – Kisah Perjodohan Din Syamsuddin dengan Cucu Pendiri Pondok Gontor. Din Syamsuddin menikah lagi, Ahad (3/1/2021). Istrinya, Dr Rashda Diana Lc MA, adalah cucu KH Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jatim.
Acara akad nikah dihadiri segenap pimpinan pondok. Bertindak sebagai saksi dari pihak pengantin pria adalah Wakil Ketua Umum MUI Dr Anwar Abbas. Sedangkan dari pihak pengantin wanita Prof Amal Fathullah Zarkasyi, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Ketiga putra Din juga hadir. Yakni Farazandi Fidinansyah SE MSi Mihra Dildari SE, dan Fiardhi Farzanggi, SE MM. Beberapa sahabat Din dari juga hadir. Antara lain Rektor UMJ Prof Syaiful Bakhri, Wakil Ketua Umum DN-PIM Prof R. Siti Zuhro dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Syafiq A Mugni, dan Wakil Ketua PWM Jatim Prof Ahmad Jainuri.
Ketemu Jodoh di Gontor
Mustofa Nahrawardaya, orang dekat Din Syamsuddin yang turut menghadiri pernikahan tersebut menceritakan awal mula pertemuan Din dengan Rashda. “Pak Din itu anggota Majelis Wakaf Pondok Pesantren Gontor. Jadi ada pertemuan rutin setiap bulan di pondok,” ungkapnya.
Menurut pegiat media sosial tersebut, pada pertengahan November 2020 lalu merupakan momen pertama kali Din bertemu dengan Rashda. “Namun hanya pertemuan biasa. Anehnya, setelah itu hilang kontak. Tak bisa berkomunikasi,” terang Tofa, sapaan akrabnya.
Dia menjelaskan, sejak ditinggal wafat suaminya, Rasdha menutup rapat dari semua kawan-kawan suaminya. Dia tak mau menerima kontak lelaki. “Bahkan semua daftar nomor dengan nama lelaki di kontak telepon miliknya di-block, termasuk nomor Pak Din,” jelasnya.
Perempuan bergelar Doktor Bidang Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini sebelumnya adalah istri dari Dr Dihyatun Masqon, Wakil Rektor III Unida yang wafat pada tahun 2018 lalu. Dia berstatus janda tanpa anak.
“Pak Din penasaran dengan hal itu. Kenapa dirinya di-block oleh Bu Rashda. Dari paman Bu Rashda lah, diketahui alasannya kenapa hal itu terjadi,” tambah dia.
Din Syamsuddin, menurut informasi yang dia terima, semula biasa-biasa saja. Namun seiring dengan waktu, maka Din intensif menemui paman Rashda. “Singkat waktu, pada sekitar 20-an Desember 2020, saya lupa tepatnya, Pak Din memberanikan diri bertanya pada paman Bu Rashda, tentang ponakannya itu,” jelasnya.
“Pak Din sepertinya kebawa suasana diri. Karena saat itu beliau sudah digugat cerai oleh Bu Linda (Novalinda Jonafrianty) istri Pak Din sebelumnya,” terang Tofa.
Seperti diketahui, pada 16 Desember 2020 Din Syamsuddin dapat panggilan sidang gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan. “Tapi Pak Din tidak bisa hadir. Sidang itu berlangsung setelah awal November, qadarullah Bu Linda telah mengajukan gugatan cerai. Kok tiba-tiba ada gugatan?” jelasnya.
Sepengetahuan Tofa, sejak Juni 2020 Novalinda Jonafrianty sudah tak ada di rumah. “Pak Din sendirian di rumah. Setiap ada kegiatan, saya hanya melihat Pak Din sendirian. Sejak Juni itu, beliau hanya ditemani kucing kesayangannya: si Mahir,” lanjutnya.
Dia juga menceritakan, berkali-kali ada usaha ishlah tapi tampaknya tidak membuahkan hasil. “Berkali-kali ikhtiar penyatuan, gagal terjadi. Saya kasihan juga melihat begitu. Banyak tamu ke rumah, banyak kegiatan Pak Din, ternyata nggak didampingi istri,” terangnya.
“Meski begitu, beliau sabar. Namun, sebagai tokoh, sebagai public figure, saya rasa memang beliau nggak mungkin sendirian terus seperti itu. Berbulan-bulan sendiri, tampaknya membuat beliau harus cepat melakukan ikhtiar lain,” terang Tofa.
Apalagi, sambungnya, ternyata setelah pekan pertama November dilalui, ternyata Bu Linda benar-benar mengajukan gugatan perceraian.
“Saya yakin Pak Din akan cepat lakukan langkah karena pasangannya yang sudah setengah tahun pergi dari rumah, ternyata sudah ambil tindakan hukum, minta cerai. Jadi itu yang saya kira menjadi suasana batin Pak Din saat itu di Gontor. Begitu resmi cerai 16 Desember, Pak Din makin sering berkomunikasi dengan Gontor,” jelasnya
Menurut Tofa, Din Syamsuddin mengkhitbah Rashda melalui paman-pamannya pimpinan Pondok Gontor menjelang tahun baru. “Namun Mbak Rashda baru diberitahu khitbah itu, baru beberapa waktu kemudian. Saya dengar Bu Rashda tak langsung menjawab. Perlu shalat istikharah, sebelum akhirnya menerima khitbah Pak Din yang disampaikan paman-paman beliau.
“Jadi pernikahan ini terkesan mendadak, ya wajar. Karena sebenarnya memang Pak Din harus segera mencari pasangan hidup. Jika boleh saya katakan, bahwa sebenarnya Pak Din sudah lama sendirian,” ujarnya.
Menurut Tofa, Din Syamsuddin menikahi Rashda Diana karena yang bersangkutan dianggapnya berwawasan keagamaan dan keilmuan yang luas. “Dan berniat untuk setia mendampingi suami dalam menjalani kehidupan dan perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran yang penuh tantangan,” terangnya.
Siapa Rashda Diana?
Rashda Diana lahir di Ponorogo, 5 Mei 1973. Cucu KH Imam Zarkasyi ini merupakan alumni Fakultas Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Ia kemudian melanjutkan studi S2 pada Program Studi Pemikiran Jurusan Hukum Islam UMY, lulus dengan disertasi berjudul Pelembagaan Politik Negara Modern Al-Mawardi pada tahun 2019 lalu.
Rashda Diana mengajar Sekolah Banding Fikih di Universitas Darussalam (Unida) Gontor. Pada situs Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas), Rashda Diana juga menjabat sebagai lektor di bidang keilmuan Syariah dan Ilmu Hukum.
Putri kedua dari almarhum KH Imam Subakir Ahmad Bin KH Ahmad Ridwan dan almarhumah Hj Khurriyah Zarkasyi ini merupakan salah satu pelopor kemajuan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Perempuan 48 tahun ini juga dikenal sebagai penulis. Beberapa tulisannya pernah di muat di Jurnal Tsaqafah sepertitulisan Partisipasi Politik Muslimah dalam Pandangan Yusuf Qardhawi, Al-Mawardi dan Konsep Kenegaraan dalam Islam, atau Etika Politik dalam Perspektif al-Mawardi.
Pernikahan Ketiga Din Syamsuddin
Sebagaimana yang diketahui, dengan Rashda Diana ini merupakan pernikahan ketiga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu. Istri pertama Din adalah Hj Fira Beranata, yang meninggal dunia Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Jakarta Selatan, 29 Juli 2010 karena jantung.
Pasangan berbeda usia 9 tahun itu menikah pada tanggal 2 Februari 1986. Bersama Hj Fira Baranata, Din dikaruniai tiga orang anak, yakni Farazandi Fidinansyah, Mihra Dildari, dan Fiardhi Farzanggi.
Kemudian, pria asal Sumbawa ini menikahi Novalinda Jonafrianty alias Bu Linda setahun kemudian, yakni pada tanggal 13 Maret 2011 di Masjid At-Taqwa Muhammadiyah, komplek Kantor PP Muhammadiyah.
Janda tiga anak ini, merupakan seorang notaris yang tinggal di Perumahan Pesona Wahidin Blok B-31, Kecamatan Kebomas, Gresik. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (1998) ini merupakan sepupu Hj Fira Beranata, istri Din sebelumnya.
Bersama Novalinda Jonafrianty, Din tidak dikaruniai buah hati. Setelah sembilan tahun bersama, akhirnya berdasarkan putusan PA Jakarta Selatan, tanggal 16 Desember 2020, Din Syamsuddin dan Novalinda resmi berpisah.
Selamat Pak Din! (*)
Penulis Hendra Hari Wahyudi Editor Mohamad Nurfatoni.