PWMU.CO – Cerita di Balik Viral Tempe Kacang Merah Smamsatu Gresik. Karya inovasi siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik berjudul Kacang Merah (Phaseolus vulgaris l) sebagai Alternatif Bahan Baku Utama Pengganti Kacang Kedelai dalam Pembuatan Tempe viral dan bisa Live Interview on Metro TV, Kamis (7/1/2021).
Tempe kacang merah merupakan Project Based Learning Kelompok 1 International Claass Oriented (ICO) Smamsatu Gresik. Diketuai Atiiq Anggraini Nur Syahbani, kelompok peneliti ini beranggotakan empat siswa. Yaitu Aminuddin Muhibullah, Amirul Hamdani Putra, Cahya Prismoida Sholihah, dan Cendekia Maharani.
Kepada PWMU.CO, Senin (11/1/2020) Atiiq Anggraini Nursyahbani menjelaskan mengapa kelompoknya meneliti tempe kacang merah sebagai project based learning.
Menurutnya pertimbangan utamanya karena Indonesia masih termasuk negara pengimpor kacang kedelai dan beberapa kali mengalami peristiwa kelangkaan bahan baku tersebut. Misalnya yang teraktual pada awal Januari 2021 ini.
“Bagi rakyat Indonesia ini sebuah masalah atau isu terhangat pada bulan ini. Dan dari isu itu kemudian terjadi banyak isu usulan. Seperti pegawai pabrik tahu tempe yang mogok akibat kenaikan kacang kedelai,” terangnya.
Maka, sambungnya, timbul ide bagaimana caranya Indonesia tetap menghasilkan tempe tetapi tidak mengandalkan kacang kedelai. Di sisi lain tempe adalah makanan keseharian dan populer di masyarakat.
Mengapa Kacang Merah
Atiiq menjelaskan, kelompoknya memilih kacang merah (Phaseolus vulgaris l) karena cukup mudah untuk mendaptkannya. Selain itu juga nutrisinya lebih baik daripada kacang kedelai. Hanya saja, kacang merah lebih mahal harganya.
“Harga yang sedikit lebih mahal itu dinilai pantas untuk kandungan nutrisi yang ada dalam kacang merah. Di antaranya karena kadar antioksidan yang lebih tinggi.
“Alasan lain karena petani yang menghasilkan kacang merah tidak kekurangan permintaan sehingga harganya stabil. Tentu kesejahteraan petani Indonesia juga akan lebih baik,” kata siswa peraih The First Champion (Gold Award) English Speech Contest pada Muhammadiyah Education Award Special Edition 2020 ini.
“Dan yang tak kalah penting, tempe kacang merah adalah keunikan sendiri di pasar,” ujar Atiiq yang mengaku apresiasi atas karya kelompoknya itu di luar ekspetasinya.
Menurutnya tempe kacang merah ini tidak hanya bisa menekan ketergantungan kacang kedelai sebagai bahan baku. Tetapi juga memberikan perspekif penggunakan kacang-kacangan lain sebagai solusi atas kelangkaan kacang kedelai yang sering terjadi di Indonesia.
Cerita Liputan Metro TV
Salah satu yang mengapresiasi karya inovasi siswa Smamsatu Gresik ini adalah Metro TV. Itulah yang dia sebut sebagai sesuatu yang di luar ekspetasi. Tugas akhir yang sebenarnya “cuma” dipresentaskan di hadapan 14 guru mata pelajaran itu ternyata mendapat apresiasi para profesor dan diliput televisi nasioanal.
Dia menceritakan asal-muasal Metro TV meliput karya kelompoknya itu. Mulanya tugas akhir ICO ini dipresentasikan dalam International Project Assessment Presentasi Karya Bioteknologi Peserta Didik Kelas Internasional Smamsatu yang digelar secara daring, Rabu (6/1/2021).
Lalu peresentasi itu mendapat tanggapan positif dari Prof Biyanto (Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah [PWM] Jatim, Arbaiyah Yusuf MA (Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim), dan Prof Setyo Budi Rektor UMG (Rektor Universitas Muhammadyah Gresik [UMG]).
“Lalu dibagikan di Facebook. Dan itu terdengar oleh wartawan Metro TV dan Kompas. Akhirnya mereka datang ke sekolah untuk memberitakan itu,” terang Atiiq.
Setelah diberitakan Selasa (5/2/2020) dalam Metro Siang, sambungnya, ternyata pihak Metro TV tertarik untuk mewawancarai secara live. “Karena mereka merasa, sekarang kedelai sedang langka. Dan ada hal yang baru yaitu kacang merah, maka dari situlah Metro TV minta siaran live,” kisahnya.
Dalam acara itu Atiq mengaku sangat tegang. “Tapi kami percaya bisa melakukan ini bersama. Setelah sesi presentasi selesai, kami merasa lega dan senang. Beberapa profesor memberi kami nasihat dan saran agar kami bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Keunggulan International Class Oriented (ICO)
Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin SP MPd menyatakan Project Based Learning ICO akan menjadi langkah terbaik dalam pengembangan model-model pembelajaran ke depan.
“Project based learning ini sangat bagus tidak hanya bagi masa pandemi, tetapi pada masa normal pun saya kira bisa menjadi sebuah pilihan yang baik,” ujarnya saat diwawancarai PWMU.CO, Sabtu (9/1/2021).
Dia menjelaskan, ICO didesain sebagai sebuah kelas unggul dengan penguatan bahasa Inggris dan berorientasi internasional.
“Selain itu, kelas ICO ini lebih ditekankan pada critical thinking, berpikir kritis dan berpikir analitis. Inilah kemudian yang menjadi di salah satu pembuktian bahwa kelas internasional dapat menghasilkan produk baik,” terangnya.
Hal itu dibuktikan, lanjutnya, ketika para siswa diberikan tanggung jawab untuk membuat project. Ternyata hasilnya luar biasa. “Salah satunya adalah karya Atiiq dan kawan-kawan pada pembuatan red bean tempe atau tempe dari kacang merah,” kata Ainul.
Menurutnya, tempe kacang merah menjadi solusi terhadap kelangkaan kacang kedelai sebagai bahan baku tempe. “Saya mengapresiasi betul pada anak-anak ini yang berfikir kritis dengan memberikan solusi masalah yang dialami oleh masyarakat. Dan hal itu perlu dikembangkan lebih lanjut,” ucap lulusan S-1 Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Gresik, Ir Dodik Priyambada SAkt menyatakan legiatan penelitian dan presentasi di depan publik oleh ICO Smamsatu Gresik ini adalah kegiatan yang dahsyat.
“Belajar membuat rancangan penelitian, meneliti, membuat laporan penelitian, mempresentasikan hasil penelitian dalam bahasa Inggris, adalah serangkaian experiential learning. Yaitu sebuah proses pembelajaran yang menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan value melalui pengalaman-pengalaman langsung yang terintegrasi dan sangat ideal,” terang dia.
Menurutnya penelitian Atiiq dan kawan-kawan ini adalah karya yang up to date dan solutif karena memberikan alternatif bahan baku pembuatan tempe.
“Atiiq dan kawan-kawan adalah anak-anak hebat, dan Smamsatu Gresik adalah sekolah yang memiliki program orientasi internasional yang efektif. Selamat!” ujarnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.