PWMU.CO– Warganet mulai meninggalkan aplikasi WhatsApp sejak pengelolanya mengeluarkan aturan baru data penggunanya bisa diambil Facebook. Warganet memilih aplikasi alternatif seperti BiP dari Turki, Telegram dari Rusia, dan Signal dari AS.
Kaum muslim lebih memilih BiP karena faktor kedekatan sesama negeri Islam. Menurut laporan Daily Sabah, sekitar 2 juta pengguna per hari telah menginstal BiP. Aplikasi ini dikembangkan oleh operator telepon seluler Turkcell.
Manajer Umum Turkcell Murat Erkan mengatakan, angka tersebut melebihi jumlah unduhan sebelum 6 Januari, hari saat WhatsApp memperbarui persyaratan privasinya. WhatsApp sudah mempunyai pengguna 2 miliar, sebagian sudah migrasi ke aplikasi lain.
”Sekitar 6,4 juta orang telah beralih ke BiP sejak Jumat lalu. Dalam lingkungan ini, BiP dipandang sebagai aplikasi chatting yang aman. Kami akan berhadapan langsung dengan Telegram sekarang,” kata Murat Erkan. Aplikasi Telegram juga melonjak tinggi penggunanya.
Menurut dia, jumlah orang yang mengunduh aplikasi perpesanan BiP telah mencapai 60 juta. Dalam beberapa bulan ke depan dia melihat bisa melebihi 100 juta pengguna.
Diluncurkan pada 2013, BiP digunakan oleh jutaan orang di 192 negara, yang sebagian besar berada di Eropa. Jerman adalah salah satu pasarnya yang paling aktif, menurut Erkan. Jumlah unduhan terbanyak di Prancis dan Ukraina. ”Saat ini permintaan naik di Eropa dan Timur Tengah,” katanya.
Menurut data yang diberikan oleh Turkcell, sekitar 140 miliar pesan dikirim melalui aplikasi pada tahun 2020. Panggilan yang dilakukan melalui aplikasi tersebut mencapai 2 miliar menit. Sekitar 150 juta menit panggilan video dilakukan sepanjang tahun. BiP memiliki lebih dari 10 juta pengguna aktif bulanan.
Populernya BiP salah satunya didukung pemerintah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Seperti disampaikan Kepala Kantor Transformasi Digital Ali Taha Koc mengimbau warga Turki untuk meninggalkan aplikasi WhatsApp.
Rilis berita kepresiden mulai didistribusikan lewat BiP sehingga para wartawan negara itu mengunduh aplikasi. Presiden Erdogan juga mengajak rakyatnya pindah aplikasi menggunakan BiP.
Telegram
Sementara pendiri Telegram yang kelahiran Rusia, Pavel Durov (36), mengatakan, pada hari Selasa lalu aplikasi perpesanan terenkripsi telah mendaftarkan 25 juta pengguna baru dalam 72 jam terakhir.
Durov menambahkan jumlah pengguna Telegramnya sekarang mencapai 500 juta pengguna aktif pada pekan pertama Januari. ”Orang tidak lagi ingin menukar privasi mereka dengan layanan gratis,” kata Durov.
Telegram adalah platform media sosial yang populer di sejumlah negara, terutama di bekas Uni Soviet dan Iran, dan digunakan baik untuk komunikasi pribadi serta berbagi informasi dan berita.
Telegram juga didirikan pada 2013 oleh saudara Pavel dan Nikolai Durov, yang juga membuat jaringan media sosial Rusia VKontakte.
Aplikasi lainnya, Signal, juga melonjak penggunanya. Aplikasi ini dibantu oleh rekomendasi tweet dari SpaceX dan pendiri Tesla, Elon Musk.
Persyaratan privasi baru WhatsApp meminta pengguna menyetujui untuk mengizinkan perusahaan induk aplikasi Facebook dan anak perusahaannya mengumpulkan data WhatsApp yang mencakup nomor telepon pengguna, nomor telepon kontak, lokasi, dan lainnya.
Aturan itu juga diskriminatif karena dikecualikan untuk pengguna di Uni Eropa dan Inggris. Pengguna di luar Eropa harus menerima. Kalau menolak maka WA menghentikan akses layanannya mulai 8 Februari. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto