PWMU.CO – Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah disampaikan Al Masyhad SEI dalam Kultum Jumat Pagi yang diselenggarakan secara daring oleh SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jumat (15/1/2021).
Dalam kultum itu Ustadz Masyhad—sapaannya—mengatakan bahwa ketika kita saling bertemu mengucapkan, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, terdapat penggalan kata di akhir kalimat yaitu wabarakatuh, keberkahan dari Allah SWT.
“Keberkahan dari Allah SWT adalah suatu bentuk nikmat yang sangat agung, sesuatu yang sedikit itu menjadi banyak. Dan sesuatu yang banyak menjadi akan lebih banyak lagi,” ujarnya.
“Barakah adalah anugerah dari Allah SWT. Kita sering mendengar ayat-ayat al-Quran yang dimulai dengan tabarakalladzi atau tabarakallah. Contohnya tabarakalladzi biyadihil mulku wa huwa ala kulli syai-in qadir. Kemudian tabarakasmu jalali wal ikram,” jelasnya.
Menurutnya, keberkahan adalah nikmat yang hakiki bersama pemberi rezeki yaitu Allah SWT. Dialah yang meletakkan dan menetapkan keberkahan dalam setiap nikmat yang diterima oleh hamba-hambanya.
Pengertian Berakah
Pengajar diniyah kelas Muhammadiyah Boarding School SMA Muhammadiyah ini menguraikan kata barakah berasal dari kata birkah, yaitu tempat menyimpan air sehingga air itu menetap dan tidak ke mana-mana. “Onta itu menunduk, menetap nggak bergerak maka secara bahasa merupakan maksud dari barakah,” terangnya.
Jadi, lanjunya, barakah adalah menetap. Secara istilah barakah itu diartikan dengan menetapkan kebaikan dalam suatu perkara. Baik perkara itu berupa waktu, tempat, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Dia menjelaskan, barakah bukan berarti memiliki harta yang melimpah, kekayaan yang banyak, keluarga yang banyak atau anak keturunan yang banyak. Tetapi tetap keberkahan adalah berasal dari Allah SWT.
Dia mengungkapkan hadits yang menceritakan bahwa pada saat itu Nabi Ayub AS sakit yang tidak sembuh-sembuh lalu mandi. Kemudia berdoa, ‘Ya Rabb aku minta emas.’
Lalu emas-emas itu berjatuhan dan Nabi Ayub AS mengambilnya lalu dikumpulkan. Kemudian Allah SWT menegur, ‘Tidak cukupkah apa yang aku berikan kepadamu wahai Ayub.’
“Dari kisah ini menggambarkan bahwa Nabi Ayub AS tidak pernah merasa cukup menerima barakah dan selalu membutuhkan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT, ujar pengasuh Pondok Putra Madinatul Ilmi ini.
Cara Mendapat Keberkahan
Ustadz Masyhad menjelaskan, orang-orang saleh memperoleh keberkahan dari Allah SWT dalam segala aspek yang ia miliki. Pada keluarga, harta, dan pekerjaan mereka. Sedangkan orang-orang yang durhaka tidak mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dalam keluarga, harta, pekerjaan dan apapun yang mereka miliki.
“Orang-orang yang tidak akan memperoleh keberkahan dari Allah SWT adalah orang yang jauh dari Allah SWT yaitu orang-orang yang berpaling dari mengingat Allah SWT,” tuurnya.
Mereka itu, lanjutnya, memiliki kehidupan yang sempit di dunia dan akhirat. Kemudian mereka mengeluh kepada Allah dan dijawab oleh Allah SWT, ”Demikianlah ayat-ayat kami telah datang kepadamu karena engkau lupakan kamu abaikan begitu saja. Maka pada hari ini (akhirat) kamu diabaikan.”
Selain itu keberkahan adalah perkara yang diminta oleh para nabi dan rasul Allah. Nabi Muhammad SAW berdoa ketika makan, ‘Allahummaghfirli dzunubi wabarikli firrizqi, ya Allah ampunilah dosaku dan keberkahan untukku dalam rezekiku.”
Tempat dan Waktu yang Diberkahi
Ustadz Masyhad Allah SWT juga menjadikan beberapa tempat dan waktu dipenuhi oleh keberkahan. Di antaranya adalah kota Mekah dan Al Masjidil Aqsa yang diberkahi. “Subhanalladzi Asra biabdihi lailam Minal Masjidil Haram Ilal Masjidil Aqsa.” (al-Isra 1)
Selain itu, ada waktu-waktu yang penuh keberkahan dijelaskan oleh Allah adalah Lailatul Qadar dalam surat al-Qadar: “Inna anzalnahu fi lailatul mubarakah. Sesungguhnya kami menurunkannya di malam yang penuh berkah.
Sedangkan di antara waktu yang terdapat keberkahan didalamnya adalah bulan Romadhon. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda jaakum syahrul mubarok, syahrul mubarok telah datang kepada kalian yaitu Romadhon, bulan yang penuh keberkahan
kemudian keberkahan Allah SWT juga diturunkan berupa al-Quran, kitabun anzalnahu mubarok. Al-Quran adalah satu keberkahan. Dan keberkahan yang paling agung adalah Nabi Muhammad SAW. beliau adalah keberkahan bagi kita dan seluruh alam.
Peninggalan dan Keberkahan
Dia lalu menjelaskan kisah tentang keberkahan pada masa Daulah Bani Abbasiyah ketika Abu Ja’far al-Mansur didaulat menjadi khalifah.
“Beliau memanggil seorang ulama untuk memberikan nasihat yang bernama Muqatil bin Sulaiman. Muqatil bin Sulaiman ini kemudian bertanya kepada Abu Ja’far al-Mansur Apakah yang ingin engkau dengar nasihat dariku. Apakah dari penglihatan atau pendengaran,” urainya.
Kemudian, lanjutnya, Abu Ja’far al-Mansur menjawab dari penglihatan lalu melanjutkan nasihatnya. Muqatil bin Sulaiman memberikan kisah Umar bin Abdul Aziz cucu dari Umar bin Khattab yang ketika wafat meninggalkan 11 orang anak dengan 15 dirham. Yaitu 4 dirham digunakan untuk biaya kematian mengurus jenazahnya, 11 dirham diberikan sebagai peninggalan untuk anak-anaknya.
Kemudian dia membandingkan dengan Hisyam bin Marwan. Salah satu khalifah Bani Umayyah meninggal. Dia meninggalkan empat orang istri. Setiap istri mendapat seperdelapan warisan sebesar 20.000 dinar.
“Perbedaan antara Umar bin Abdul Aziz dengan Khalifah Hisyam bin Marwan, dua orang khalifah yang berbeda dalam hal peninggalan, tapi nanti keberkahan akan kita dapatkan dalam kisah ini,” ujarnya.
Dia menerangkan, begitu sedikitnya peninggalan yang diberikan oleh Umar bin Abdul Aziz dan begitu banyak peninggalan warisan yang ditinggalkan oleh Hisyam bin Marwan. Namun kelak sejarah membuktikan bahwa anak keturunan Umar bin Abdul Aziz menyumbang ribuan dirham untuk biaya berperang kaum muslimin.
“Sedangkan anak keturunan Hisyam bin Marwan yang ditinggali begitu banyak harta warisan, didapati oleh kaum muslimin anak keturunan menjadi peminta-minta. Ini adalah gambaran dari keberkahan yang ditinggalkan oleh seorang<‘ kata dia.
Agar Keberkahan Tidak Dicabut
Wakil Mudir Pondok Pesantren Madinatu Ilmi ini menjelaskan tentang perkara-perkara yang harus diperhatikan agar keberkahan tidak dicabut. Pertama adalah perkara yang menyebabkan keberkahan bagi kita adalah iman dan takwa.
Dalam satu ayat dijelaskan oleh Allah, “Walau anna ahlal qura amanu la fatahna alaihim barakati minas samai wa ardhi. Kalau seandainya penduduk suatu bangsa itu beriman dan bertakwa maka akan kami bukakan bagi mereka keberkahan dari langit dan bumi.”
Ustadz Masyhad menyampaikan, kunci pertama supaya waktu dan pekerjaan kita berkah adalah iman dan takwa. Menuutnya, banyak sekali kemungkaran-kemungkaran di zaman ini. “Itulah yang menjadikan berkurangnya keberkahan,” ujarnya.
Kedua adalah senantiasa bersyukur kepada Allah SWT sambil menyitir Surat Ibrahim 11. “Lain syakartum la azidannakum wala in kafartum Inna azabi lasyadid. Jika kalian bersyukur aku tambah nikmatku kepadamu dan jika kufur maka sesungguhnya azabku sangat pedih.”
Ketiga, kejujuran. Dia mengatakan, jika dalam transaksi jual beli terjadi kejujuran di antara penjual dan pembeli, serta tidak saling menipu maka didoakan oleh oleh Rasulullah SAW untuk keberkahan bagi kedua orang tersebut.
Keempat adalah memperbanyak istighfar. Sebagamana dalam Surat Nuh ayat 10-13, “Fakultus taghfiru robbakum innahu kana ghaffara, yursila samaa a ‘alaikum midrara, swyumdidkum bi amwaalin wa baniina wa yaj’allakum anhaaro, maa lakum laa tarjuuna lillahi wa qaara.
Maka aku berkata kepada mereka mohonlah ampunan kepada Tuhanmu sungguh Dia Maha Pengampun. niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit. Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu dan kebun-kebun dan sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?.”
Penghalang Keberkahan
Dia menyampakan, yang menjadi penghalang sehingga tidak mendapat keberkahan dari Allah adalah, pertama, banyaknya dosa dan maksiat yang dilakuan. “Kalau seandainya dosa memiliki bau maka tidak akan ada seorang pun yang kuat berada di dekat kita,” tuturnya.
“Kedua adalah sering bersumpah atau janji kemudian tidak ditunaikan. Dan ketiga tidak membiasakan diri memulai sesuatu dengan mengucapkan bismillah. Dalam hadits Rasulullah SAW menjelaskan, setiap amalan yang tidak diawali dengan bismillah maka akan berkurang keberkahan,” terang dia.
Ustad Masyhad lalu mengajak kepada hadirin, “Marilah membiasakan mengawali segala sesuatu dengan membaca bismalah agar Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada kita!” (*)
Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah: Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.