PWMU.CO – Perempuan tangguh dan semangat juangnya menghadapi masa kini dan masa depan menjadi bahasan menarik dalam Webinar dan Konsolidasi Organisasi Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Ahad (17/1/2021).
Materi tersebut disampaikan dr Esty Martiana Rachmie MKes secara virtual via Zoom Clouds Meetings. Kegiatan konsolidasi organisasi tersebut dihadiri Pimpinan Daerah Nasyiatul Asiyiyah se-Jawa Timur.
Esty Martiana Rachmie mengatakan, Islam sangat memuliakan perempuan. “Tinggal bagaimana kita lebih mengeksplor agar semua perempuan mengerti dan memahami konten dalam Islam,” ujarnya.
Wakil Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menjelaskan makna surat an-Nisa ayat 1. Dalam ayat tersebut disebutkan, “Wahai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…”
Ia menegaskan, perempuan merupakan pasangan laki-laki, bukan bawahan atau atasan. “Berbeda, tapi kedudukan kita sama dengan laki-laki,” tegasnya.
Esty Martiana Rachmie juga menjelaskan makna surat an-Nahl ayat 97, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka pasti Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Ia mengingatkan, laki-laki dan perempuan dijanjikan Allah dalam hal yang sama selama kita berbuat baik dalam keimanan. “Kita juga akan diberikan balasan yang lebih baik dari apa yang kita kerjakan,” ungkapnya.
Menurutnya, inilah yang menjadi semangat kita untuk selalu berbuat baik dan mendapat kehidupan yang lebih baik. Selain itu, lanjutnya, hal ini dikuatkan lagi dengan sabda Rasulullah “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni.
Keunggulan Perempuan
Esty Martiana Rachmie mengatakan, ada empat keunggulan yang dimiliki perempuan. Pertama, mempunyai rahim. Perempuan dikaruniai Allah rahim sehingga bisa mengandung dan melahirkan, yang tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki.
Kedua, memproduksi ASI. Seorang perempuan dikaruniai Allah kemampuan untuk menyusui bayinya. “Dengan menyusui, dia bisa memelihara dan membesarkan anaknya dengan kasih sayang,” jelasnya.
Ketiga, multitaskin. Struktur otak perempuan mampu memproses berkali-kali, sedang laki-laki tidak. “Makanya perempuan bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu,” tambahnya.
Keempat, pintar komunikasi. Perempuan seorang komunikator ulung. “Fungsi otak perempuan baik kiri maupun kanan sama baiknya,” ujarnya.
Dua Tantangan Besar Perempuan
Esty Martiana Rachmie memformulasikan dua hal besar yang harus dihadapi perempuan. Pertama, arus modernisasi dalam semua lini kehidupan. Antara lain perubahan tata nilai atau tatanan sosial kemasyarakatan yang tidak sesuai dengan tatanan agama serta perkembangan dan kemajuan teknologi.
Kedua, krisis nasional maupun global. Krisis ini meliputi ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. “Maka banyak hal yang harus kita deteksi sehingga bisa mencari dan bisa memahami itu,” pesannya.
Perempuan Harus Tangguh dalam Tiga Hal
Menurut Esty Martiana Rachmie, sebagai perempuan ada tiga hal yang perlu kita tangguh dalam hal ini. Pertama, kita harus tangguh dalam mencari ilmu. “Ilmu apa saja, tanpa kita berilmu tidak akan bisa menyikapi sesuatu secara benar,” ujarnya.
Kedua, kita harus tangguh dalam peran ranah domestik. Bagaimana menjadi isteri dan ibu yang tangguh untuk kesuksesan keluarga.
Menurutnya, perempuan itu menteri segala menteri. “Menteri perekonomian, menteri pendidikan, menteri agama, menteri dalam negeri, luar negeri, dan sebagainya,” kata dia.
Ia mengatakan, banyak ibu-ibu yang mengeluh mendampingi anak-anaknya belajar secara virtual itu tidak mudah. “Bagaimana membuat anak-anak ini tetap bisa melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Peran ibu ini sangat penting. Apalagi yang bekerja,” ungkapnya.
Ketiga, tangguh dalam peran di ranah publik. Baik sebagai individu, maupun sebgai baian dari sebuah organisasi. “Bagaimana dia meng-create kegiatan yang bermanfaat di masyarakat. Bagaimana kita bisa berperan untuk mewujudkan cita-cita organisasi itu,” pesannya.
Yang Harus Dilakukan Perempuan Tangguh
Berdasarkan pengalamannya, Esty Martiana Rachmie meminta kader Nasyiah untuk selalu mensyukuri apapun yang kita terima dengan landasan husnudhon kepada Allah. “Apapun itu dan ini tidak mudah. Ngomong gampang. Bagaimana mensyukuri musibah, ini tidak mudah,” tegasnya.
Selain itu, perempuan tidak boleh berhenti untuk selalu menambah ilmu, walaupun tidak dalam ranah formal. “Membaca buku itu menambah ilmu,” ujarnya.
Ia menambahkan, memperkuat kepribadian dengan selalu berpegang kepada tali Allah dan meneguhkan niat awal yang baik juga penting. Niat awal kita berorganisasi tulus, ikut berperan berkiprah untuk bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
“Tapi kemudian di dalam perjalanan ada yang mencela. Itu kalau kita tidak selalu niat dari awal, susah. Buat apa saya repot-repot, masih tidak diapresiasi. Tapi dipuji juga bisa melencengkan niat kita,” jelasnya mengingatkan.
Tak kalah penting, kata dia, beradaptasi dengan lingkungan tanpa harus kehilangan jati diri. Kita tidak hidup di ruang hampa, tapi di dalam sebuah media yang mau tidak mau kita ada di dalamnya. “Mau tidak mau harus bisa beradaptasi dengan lingkungan kita, tapi tetap harus punya jati diri,” pesannya.
Terakhir, ia mengingatkan untuk selalu optimis dan pantang putus asa. Bersama kesulitan ada kemudahan. “Sampai dua kali Allah mengatakan itu. Tidak ada orang beriman yang berputus asa,” tuturnya. (*)
Penulis/Editor Ria Pusvita Sari