PWMU.CO – Tim medis Muhammadiyah yang tergabung dalam Emergency Medis Team (EMT) MDMC melaksanakan layanan kesehatan bagi warga Desa Tandeallo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Layanan ini dilakukan setelah berkoordiansi dengan Pusat Krisis BNPB (Badan Nasional Penangulangan Bencana) untuk Gempa Majene.
Desa Tandeallo yang terdiri dari 9 dusun sejak gempa tanggal 15 Januari 2021 silam terisolasi oleh longsoran tebing.
Akibatnya akses warga menuju jalan utama Mamuju Majene yang berjarak sekitar 20 kilometer terputus. Sementara desa terdekat berjarak sekitar enam kilometer dengan kondisi ruas jalan banyak yang rusak.
Untuk mencapai Tandeallo, tim MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) difasilitasi helikopter BNPB yang terbang dari lapangan Tammajarra, Korem 142 Taroado Taroagu. Tim MDMC berangkat bersama dua tim dari lembaga kemanusiaan lain.
Tim yang terdiri dari Wildan Firmansyah, dokter MDMC asal Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang dan perawat Imam Fitrianto, itu membuka layanan di Dusun Taukong, Desa Tandeallo.
Wildan mengatakan warga Taukong yang sempat terisolasi beberapa hari sangat membutuhkan layanan pemeriksaan kesehatan.
“Di dusun Taukung ada puskesmas pembantu, namun rusak berat oleh gempa. Akibatnya warga yang sakit tidak bisa mendapat layanan kesehatan,” katanya.
Hari Pertama Layanai 40 Pasien
Wildan menambahkan dia akan bertugas selama dua hari di Tandeallo dan di hari pertama langsung memberikan layanan untuk 40 warga.
“Warga yang berobat rata-rata mengeluhkan batuk, pilek, tekanan darah tinggi, gatal-gatal dan sakit mata” imbuhnya.
Dia menjelaskan, meskipun Desa Tandeallo tidak mengalami kerusakan parah, namun warga masih merasa trauma akibat gempa yang terjadi. Banyak dari mereka memilih tidur diluar rumah saat malam hari.
Sementara akibat putusnya akses jalan menyulitkan warga menenuhi berbagai macam kebutuhan. Mereka mengandalkan bantuan yang dibawa helikopter BNPB. (*)
Penulis Arif Jamali. Editor Mohammad Nurfatoni.