PWMU.CO – Pindah gedung baru, Smamsatu Gresik tak naikkan biaya, baik SPP maupun DPP. Demikian yang disampaikan Ainul Muttaqin SP MPd, Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jumat (22/1/2021)
Menurutnya, meskipun pada tahun pelajaran 2021/2022 SMA Muhammadiyah 1 (Smasatu) Gresik pindah ke gedung baru di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo 162, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan dana pengembangan pendidikan (DPP) tetap sama seperti tahun sebelumnya alias tidak ada kenaikan.
“Di samping itu, layanan Smamsatu terhadap peserta didik dilakukan sebaik mungkin. Model-model pembinaan dan pendampingan yang maksimal dan sudah berjalan sampai saat ini tidak perlu diragukan. Konsep from zero to hero, dari awalnya yang bukan apa-apa menjadi hero atau pemenang,” terangnya.
Hal itu, lanjutnya, karena setiap anak adalah pemenang, pahlawan bagi dirinya dan punya prestasi. “Maka program kami terbaru adalah satu anak satu prestasi. Prestasi apapun kita hargai. Tidak harus juara lomba, namun anak yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik, juga termasuk prestasi.
“Di samping itu, ada rasionalisasi untuk uang kegiatan siswa. Karena di masa pandemi ini, tidak ada agenda kegiatan siswa. Oleh karena itu ada menyesuaian dengan dana kegiatan siswa. Dan jika pandemi ini dinyatakan berakhir, atau kegiatan belajar mengajar sudah kembali berjalan normal, maka agenda kegiatan siswa kita sesuaikan,” terang dia.
Menurutnya, ada empat model kelas yang bisa dipilih oleh peserta didik baru Smamsatu. Selain kelas reguler, ada kelas virtual, kelas MBS (Muhammadiyah Boarding School) Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, dan International Class Oriented (ICO)
Konsep Kelas Virtual
Ainul, sapaanya, mengatakan, meski nanti pandemi Covid-19 telah berlalu Smamsatu tetap menyediakan layanan kelas virtual. “ Sebuah kelas yang siswanya di rumah untuk belajar. Bukan di rumah untuk liburan,” ujarnya.
Konsepnya, lanjutnya, hampir sama dengan homeschooling. Siswa dapat bersekolah meski di rumah seperti saat pandemi ini. Dan tetap mendapatkan layanan pendidikan berbasis online. Yaitu rumah belajar berbasis teknologi informasi (IT).
Dia melanjutkan, ”Siswa yang terkendala jarak sehingga tidak bisa bersekolah atau berada di luar negeri, bisa memanfaatkan sekolah virtual ini. Dengan sistem belajar terbuka jarak jauh dan tetap menggunakan kurikulum nasional. Sekolah virtual ini sama dengan sekolah formal. Selain itu, Smamsatu sudah menyiapkan pengajar profesional serta konsep-konep kelas virtual,” paparnya.
Muhammadiyah Boarding School
Ainul memaparkan adapun pada program kelas MBS Smamsatu ingin mengenalkan kepada peserta didik, santriwan, maupun santriwati, tentang profil dan identitas Muhammadiyah secara menyeluruh. Hal ini dapat dibuktikan dengan dua aspek, yaitu teori dan praktik.
“Pada aspek teori, MBS memasukkan mata pelajaran Kemuhammadiyahan layaknya sekolah kader Muhammadiyah yang lain ke dalam kurikulum sekolah di segala jenjang dengan penambahan materi agama dan bahasa menjadi lebih banyak. Langkah ini diambil sebagai upaya pengenalan sekaligus pematangan ideologi organisasi,” ujarnya.
Kelas MBS ini, lanjutnya, memadukan dua kurikulum, yaitu umum (diknas) dan agama (pesantren) pada proses pembelajaran efektif. Jadi merupakan bentuk usaha MBS mencetak ulama intelektual.
”Berdasarkan hal tersebut, maka para santri akan memahami pentingnya pelajaran agama dan umum dalam satu waktu. Mengunggulkan keduanya tanpa mengabaikan salah satunya,” terang dia.
Selain itu, pembinaan karakter merupakan niai plus bagi setiap lembaga pendidikan, terlebih di bawah naungan Muhammadiyah. Oleh karena itu MBS dengan penuh tanggung jawab turut andil dalam upaya melakukan pembinaan karakter tersebut.
Sedangkan aspek karakter yang ditanamkan di lingkungan Muhammaadiyah boarding school (MBS) adalah rajin beribadah, semangat menuntut ilmu, kedisiplinan, kejujuran, kehidupan sosial, dan pergaulan.
Kelas International Class Orientation
Menurut Ainul, kelas ICO ini berkolaborasi dengan The American College Test (ACT). Didesain untuk siswa di sekolah menengah, dan fokus pada pengajaran bahasa Inggris umum serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam berbahasa Inggris.
Keunggulan kelas ini adalah menggunakan teknik pembelajaran STEAMQu.Yaitu metode pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, dan Quran yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek atu project based learning.
Dia menjelaskan, kelas ini juga menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Dengan konsep memberi motivasi peserta didik dengan topik yang menarik dan berbasis tema untuk belajar serta menerapkannya di kelas.
Selain itu, siwa kelas ICO dapat melatih kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Konsepnya, dengan mengembangkan empat keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Dari keempat konsep tersebut diharapkan dapat membangun keterampilan komunikasi untuk penggunaan sehari-hari.
“Dalam pembelajaran menggunakan grammar yang mudah. Dengan menjelaskan peggunaan tata bahasa secara sederhana, jelas, dan komprehensif,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, memberikan bimbingan dan kesempatan kepada siswa untuk praktek presentasi lisan dan tertulis. Hasilnya seperti project based learning Tempe Kacang Merah karya Atiiq Anggraini dan kawan-kawan yang sempat viral. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.