PWMU.CO – Pandu HW Teladan Adab Pergaulan. Hal itu mengemuka dalam Diklat Jaya Melati 1 Kwatir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan (HW) Kabupaten Ponorogo secara virtual, Selasa (2/2/2021).
Penyampainya: Muhammad Ernam dari Kwatir Wilayah (Kwarwil) HW Jawa Timur. Menurut dia adab adalah ciri dan watak seorang kader HW.
“Sebagai pandu, kita harus mampu menjadi uswatun hasanah (tauladan yang baik) bagi peserta didik dan warga di lingkungan kita,” ujarnya sambil mengutip Surat at-Tin ayat 4: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Ramanda Ernam—sapaan karibnya—menegaskan, jika mampu menjaga adab, manusia akan selamat, tetapi sebaliknya jika kita tidak mampu menjaganya, maka manusia akan dikembalikan ke tempat yang serendahrendahnya.
Pandu HW Menjadi Uswatun Hasanah
Ramanda Ernam menyampaikan, menjaga adab dalam pergaulan ibaratnya sama dengan menjaga keimanan. “Supaya adab tetap terjaga, kita harus mencari teman bergaul yang baik dan selalu bersikap sopan baik dalam dalam berpikir, berbicara, dan bersikap,” tuturnya
Menurutnya, menjadi tauladan bagi orang lain itu tidaklah mudah. Ibarat pepatah Jawa yang berbunyi, ‘Gedang wohe pakel, nek ngomong gampang nglakoni angel.” Artinya mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk diterapkan.
Dalam kesempaan tanya jawab, salah seorang peserta, Rolis Sugiharta, bertanya, “Bagaimana cara kita agar bisa menjadi uswatun hasanah sedangkan riwayat hidup dulunya tidak baik dan sekarang masih dipandang buruk oleh orang lain?”
Menjawab pertanyaan itu Ramanda Ernam mengatakan, menurut kodratnya, manusia cenderung berbuat kerusakan. “Maka tidak ada yang luput dari kesalahan. Masa lalu yang buruk harus kita tinggalkan dengan cara taubatan nasuha,” ujarnya.
Menurut dia, hal itu memang berat dan penuh tantangan. “Maka dari itu, kita harus selalu istikamah dalam mencapai sebuah kesempurnaan,” pesannya.
Terobosan Dikat Online
Diklat Jaya Melati 1 atau biasa disebut Jati 1 merupakan pelatihan untuk para pelatih tingkat dasar di HW. Kegiatan yang diikuti oleh 48 peserta dari berbagai daerah digelar Kwarda HW Ponorogo bekerja sama dengan Hizbul Wathan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo).
Ketua Kwarwil HW Jatim Muhamamd Harun mengatakan pengkaderan harus terus dilakukan meskipun dijalankan secara online. Menurutnya, diklat yang digelar secara online ini merupakan terobosan.
“Saya ngotot melakukan Jati 1 online ini karena kita memang harus keluar dari kebiasaan yang mengekang kita. Saat ini kita dalam keadaan yang tidak bisa diajak kompromi, walaupun teman-teman dari Kwartir Pusat (Kwarpus) HW kebanyakan belum berani,” ujarnya saat membuka acara.
Kwartir HW Jatim, lanjutnya, harus bisa membuat jalan keluar dari permasalan ini. Karena kalau tidak ada solusi yang mencerahkan maka dalam pengkaderan Muhammadiyah akan vakum tanpa adanya generasi penerus untuk masa mendatang.
“Sebelum bertindak pun saya mencari referensi dari beberapa web kepanduan dunia. Ternyata pelatihan secara online sudah dilakukan oleh banyak kepanduan di berbagai belahan dunia,” ungkap pria asal Gresik ini. (*)
Penulis Supriadi. Editor Mohammad Nurfatoni.