PWMU.CO – Demonstrasi hari ini (4/11) menggambarkan betapa masyarakat merindukan pola beragama yang integratif (kaafah). Mereka berbondong-bondong dari berbagai kelompok masyarakat, daerah, umur, dan lintas batas membaur dalam satu tujuan yang sama: karena Islam, karena Allah.
Begitu pula bagi para kader Persyarikatan. Seperti yang dialami Jatmiko, salah seorang pegawai perusahaan energi di kawasan Kelapa Gading Jakarta. Saat ditemua pwmu.co, warga Muhammadiyah Tangerang Selatan ini mengatakan bahwa hatinya tergerak karena ingat didikan Muhammadiyah. “Bahwa kita harus berpihak dan memihak pada kebenaran. Saya tidak ragu, maka hari ini bersama jamaah Masjid Muhajirin kami ikut berpartisipasi,” ungkapnya.
(Baca: Inilah Satgas Pungut Sampah IPM pada Demo Hari Ini)
Perjalanan mereka tempuh dari Stasiun Rawa Buntu dengan naik KRL, turun di Cikini lalu shalat Jumat di Istiqlal. “Kami ikut demo sebagai bagian ibadah kami kepada Allah.” Lain lagi dengan Hakim, mahasiswa semester tujuh Universitas Airlangga. “Saya datang ke Jakarta tidak ada hubungan dengan politik atau apapun yangg terkait kekuasaan. Sebagai Muslim ketika kalamullah dilecehkan, panggilan Allah yang menghantarkan saya ke sini.”
(Baca: Bersepeda Motor Malang-Jakarta, Pria 70 Tahun Ini Siap Ikuti Aksi 4 November)
Lain lagi dengan Soraya. Alumni Universitas Jember ini menjelaskan motivasinya ikut demo kali ini. “Saya ingin suara umat Islam didengar,” ujarnya.
Terkait surat edaran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang secara kelembagaan tidak ikut aksi 4 November, anggota PP Aisyiyah yang berkantor di Jakarta ini, amat mendukung. “Itulah cerdasnya Muhammadiyah mengambil keputusan.”
Serba-serbi itu menyiratkan betapa kader Persyarikatan cermat dan smart dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. (nug)