PWMU.CO – Di tengah aksi damai “Bela Islam II” 4 November kemarin, ternyata jatuh 1 korban meninggal. “Innalillahi wainnailaihi roojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, ayahanda kami M. Syachrie bin Umar. Beliau salah satu jamaah aksi damai 4 November, meninggal di RSPAD Gatsu setelah dievakuasi dr Monas sekitar pukul 8.30 PM,” begitu tulis putri almarhum, Gegie Gantrina, di dinding akun Facebook-nya pada dini hari tadi, (5/11).
“Menurut saksi di tempat kejadian, beliau sesak nafas karena terkena gas air mata. Semoga niat beliau untuk berjihad menjadikannya khusnul khatimah, Ya Allah semoga almarhum diterima iman islamnya, diberikan tempat mulia di sisiNya, diampuni segala dosanya. Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu,” lanjut Gegie Gantrina dalam laman yang sama. Hingga pukul 11.51 wib, postingan itu mendapat 596 ucapan bela sungkawa, serta di-share sebanyak 989 kali.
(Baca: Demo 4 November Potret Kerinduan Ukhuwah Islamiyah dan Inilah Satgas Pungut Sampah IPM pada Demo Hari Ini)
Berdasarkan keterangan Kepolisian, Syachrie merupakan guru ngaji yang tinggal di Curug Banten. Diduga korban terkena gas air mata sehingga asma yang dideritanya kambuh. “Korban meninggal dunia dikarenakan sakit asma. Tidak ada luka atau tanda kekerasan di tubuh korban,” klaim Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono melalu keteranganya, Sabtu (5/11) dinihari.
Jenazah Syachrie, kata dia, sudah dibawa oleh pihak keluarga. “Sudah dibawa oleh keponakan ke rumah duka di Binong Permai F14/24 RT07/07, Kelurahan Binong, Curug, Banten.”
(Baca juga: Denny JA Sebut Aksi 4 November sebagai Poeple Power, Sayangkan Presiden Tak Temui Demonstran dan Negeriku yang Hilang: Puisi Suli Daim, Peserta Aksi 4 November)
Perlu diketahui, pembubaran massa Aksi Bela Islam II di Istana yang sebenarnya berjalan damai dan tertib sejak pagi hingga Maghrib. Menjelang malam hari memang terjadi dinamika. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba Kepolisian berkali-kali menembakkan gas air mata ke arah massa demonstrasi.
Namun, pada Sabtu sore ini (5/11), klaim polisi ini tentang penyebab kematian Syachrie ini dibantah oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai penyelenggara aksi. “Ada yang meninggal dunia, jatuh korban. Korban ini bukan seperti yang disebarkan media karena asma. Pak Syachrie dari Banten,” kata Koordinator GNPF MUI Bachtiar Nasir di Restoran Pulau Dua, Jl Gatot Subroto, Jakarta.
Menurut Bachtiar, keterangan bahwa almarhum Syachrie tidak menderita asma didapat dari istrinya. “Istrinya mengatakan dia tidak asma. Semua baik-baik saja,” ujar Bachtiar Nasir. “Insiden ini sudah memakan korban,” imbuhnya.
(Baca juga: Amien Rais: Jokowi Jangan Main-Main dengan Kekuasaan Allah dan Puisi Seorang Kyai untuk Presiden: Keliru Melulu, Maafkan Aku)
Di tempat yang sama, Ketua Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Shihab, juga menyatakan bantahan senada. “Salah satu aksi yang meninggal murni karena gas air mata, bukan karena penyakit asma,” kata Habib Rizieq dengan tegas.
Berdasarkan keterangan dari istri korban, tambah Habib Rizieq, M Syachrie tidak memiliki riwayat sakit asma. Jadi, diduga korban tewas bukan karena sakit asma. “Istri berkata kepada kami bahwa dia tidak memiliki riwayat tentang penyakit asma dan murni kena gas air mata,” tuturnya. (nugraha)