PWMU.CO – Seorang demonstran yang ikut dalam Aksi Bela Islam II mengungkapkan keprihatinan atas kondisi negeri tercinta. Dalam perjalanan udara Jakarta-Surabaya, aktivis Muhammadiyah Jawa Timur itu menuangkan keprihatinannya melalui puisi berjudul “Negeriku yang Hilang”.
Selamat menikmati!
Negeri yang Hilang
Negeri ini merdeka karena gema takbir
angkat senjata dan taruhan nyawa untuk tanah air
kini usiamu sudah tidak muda lagi
tujuh puluh tahun kita rayakan kemerdekaan ini
Namun, semakin waktu berlalu, kau nikmati pesta itu tanpa mau tahu kucuran keringat dan tumpahan darah dengan takbir
mayoritas negeri ini serasa jadi minoritas tanpa ada bekas dan peduli
kau hampiri mereka, kau layani mereka dengan berbagai macam akses dan segala kekayaan negeri ini
Perlahan namun pasti kau singkirkan pribumi pemilik utama negeri ini
kau kangkangi di semua lini kekuasaan dengan keangkuhan dan kesombongan diri
tidak ada lagi keadilan yang bisa dinikmati
selalu saja kau berikan stempel teroris jika ada gereja yang terbakar
namun ketika masjid dibakar, kau undang yang membakar masjid ke istana dengan percaya diri
Negeri yang semakin menghilang dari mimpi pejuang yang bertaruhkan nyawa dan kucuran darah
semangat merah putih kini hanya kau jadikan simbol semata
Pancasila kau terjemahkan dan hanya kau jadikan pajangan saja
mayoritas terusir, dihina dan dianggap hanya sebagai pelengkap negeri kita
Negeriku yang hilang
dirampok para penumpang gelap bergentanyangan
kekuasaan politik, penjajahan ekonomi, bahkan seluruh kekayaan alam ini
kau rampok kau bawa ke negeri nenek moyangmu yang jalang
negeriku yang hilang ibu pertiwi menangis dan meradang
Semakin tidak ada lagi kaki ini untuk menginjak
bahkan untuk berdiri saja serasa tidak ada tempat tersisa
negeriku yang hilang
perampok negeri ini semakin pongah dengan berbagai gaya cara mengadu domba
akankah kita diam dan hanya berdoa tanpa mau bangkit berdiri tegap angkat senjata? (*)
Jakarta-Surabaya GA 302/ 5 November 2016