PWMU.CO – Kisah Lazismu Jatim Bantu Masyarakat saat Pandemi. Hal itu diungkapkan Ketua Lazismu Jatim drh Zainul Muslimin.
Dia menyampaikannya saat menjadi nara sumber Covid-19 Talk on TV yang digelar secara virtual oleh TV Muhammadiyah (TVMu) dengan tema “Kontribusi Muhammadiyah Jatim dalam Penanggulangan Covid-19”, Jumat (5/2/2021).
Zainul Muslimin mengungkapkan, untuk program Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Jatim, dana yang terkumpul Rp 754.485.000. Banyak juga yang berdonasi berupa barang.
“Ada sembako, jamur kaleng sebanyak 1 ton, frozen food dari almarhum M. Nadjikh KML 0,5 ton. Sebagian dana kita kirim ke Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia. Kita juga fokuskan ke guru karena Lazismu juga ada program nasional bakti guru,” ungkapnya.
“Juga dipakai belanja alat pelindung diri (APD) untuk jaringan RS Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) Jatim. Kemudian belanja desinfektan karena waktu awal terjadi pandemi pada pertengahan Maret kita sudah melakukan penyemprotan,” tambahnya.
Nakes Kerja Ekstra Lazismu Bantu APD
Zainul merasa prihatin melihat pekerjaan dan perjuangan tenaga kesehatan (nakes) di RSMA. Dia selalu menjalin komunikasi dengan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim dr Solikhul Absor,
“Saya ingin seperti teman-teman di MPKU lah. Tenaga medis di RSMA kita justru pada kondisi seperti ini mereka bekerja lebih ekstra keras dan resiko yang dihadapi pasti,” paparnya.
“Kalau Lazismu kan nggak berhadapan risiko seperti nakes. Maka saya ingin memberikan keteladanan kepada teman-teman Lazismu daerah bahwa saat seperti ini justru kita harus bergerak cepat,” tegasnya.
Justru itu, lanjutnya, yang harus dilakukan untuk umat dan rakyat ini. Karena dengan pandemi ada yang kehilangan pekerjaan. Bahkan kebutuhan pokok saja sulit.
“Pada saat awal ramainya pandemi kita bagi nasi bungkus keliling. Bagi sembako dengan mobil branding Lazismu. Ada yang kelihatan susah langsung kita beri,” jelasnya.
Kalau dokter dan nakes, sambungnya, menghadapi risiko yang pasti. Tenaga medis kita juga ada yang terpapar dan RS harus rekrutmen karyawan baru.
“Ternyata RSMA krisis APD terutama untuk RSMA yang bukan rujukan dan klaim tagihan gak bisa lancar.
Saya langsung rapat dengan team Lazismu dan diputuskan beli APD senilai 100 juta dan diserahkan, Sabtu (6/2/21),” terangnya.
Lazismu Jatim, lanutnya, juga mendistribusikan 20 ribu botol lebih probiotik MCCC Lazismu Jatim, bahkan sekarang seluruh Indonesia seperti Lampung, NTT dan lainnya. Dan ini menjadi unit Bumal, semacam badan usaha milik Amil.
“Pimpinan persyarikatan yang terpapar Covid-19 kita beri 10 botol probiotik kemasan 100 ml, Rendangmu 8 biji, KornetMu 8 biji, dan jamur kaleng. Kita mengabdikan seluruh potensi yang ada di Lazismu. Alhamdulillah semua teman-teman di Jatim bergerak,” terangnya.
Distribusi APD, Telur, dan Sembako
Dia menuturkan saat awal Covid-19 pendistribusian bantuan tidak berupa uang, tetapi berupa barang seperti APD, telur, dan sembako.
“Ada 18 ton telur disalurkan ke 30 RSMA. Sebagian disalurkan sendiri oleh Lazismu daerah karena yang punya telur gak mau ngirim ke RS. Sehingga teman-teman Lazismu jadi sopir telur ke RS,” jelasnya sambil tersenyum.
Distribusi sembako, lanjutnya, dilakukan MCCC se-Jatim dengan total 100.000 paket. Kalau rata-rata nilainya Rp 100 ribu maka totalnya Rp 10 miliar.
“Alhamdulillah saat itu bersamaan dengan milad Aisyiyah sehingga Lazismu menggeser tanggal mengikuti ibu-ibu Aisyiyah. Sebenarnya awalnya hanya mimpi atau keinginan untuk bisa 100 ribu paket dan alhamdulillah terlaksana,” ujarnya.
Baginya, instruksi Pimpinan Pusat (PP) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) itu sangat ampuh. Karena semua jaringan yang ada di Muhammadiyah bergerak.
“Termasuk dalam penggalangan dana saat bencana kemanusiaan. Saat ini untuk mencapai 3,5 M dari target 5M. Itu selain logistik barang yang sudah kita kirimkan,” ungkapnya.
Pentingnya Laporan ke Muzakki
Sebenarnya Lazismu banyak yang telah dilakukan tetapi Lazismu tidak punya data portofolio yang sudah kita berikan. Misalnya Lazismu sudah menyebar 100 kg aneka benih ke seluruh Jatim.
“Tetapi belum ada satu laporan pun ke Lazismu di mana ditanam, panennya kapan sehingga kami sulit melaporkan ke donatur. Ini sebuah bukti karakter muzakki sekarang itu butuh bukti konkret ke mana donasikan disalurkan,” pesannya.
Dia mencontohkan ada donatur Ustadzah Hasnia Hasan dari Pengajian Muslimah Masjid Al-Akbar Surabaya.
“Saya diminta mengambil donasi jam 10.00. Kita ambil kemudian jam 13.00 kita kirim melalui Kapal TNI AL. Besok sorenya barang sudah diterima oleh yang berhak di Kalimantan Selatan dan semuanya saya laporkan ke beliau,” urainya.
Setelah itu semua donasi yang ada di tangan Ustadzah Hasnia Hasan disalurkan melalui Lazismu. Lazismu diberi logistik lagi untuk Kalsel. Diberi uang untuk donasi bedah rumah di Lumajang bahkan ke Tasikmalaya. Beliau titipkan ke Lazismu.
“Karena apa? Dengan zaman sekarang kita dipaksa untuk digitalisasi dan mereka butuh cepat. Dan kita juga belajar ke teman-teman yang lain. Sampai misalkan seperti kurban maka mereka harus tahu kambingnya seperti apa, kapan disembelih dan di mana serta fotonya. Dan itu hanya dua jam setelah disembelih,” jelasnya.
Terus Bangun Sinergi
Di Muhammadiyah Jatim datanya sudah kelihatan bahwa penopang donasi kebencanaan dan lainnya itu adalah masjid dan AUM seperti sekolah dan RS. Saat ini dalam kondisi Covid-19 tiap RSMA minimal bisa mengeluarkan Rp 10 juta untuk kebencanaan.
“Kemudian ortom apalagi ibu-ibu Aisyiyah signifikan gerakannya, bisa mendapatkan Rp 200 juta lebih. Cabang ranting juga besar kontribusinya. Prestasi-prestasi ini karena ditunjang oleh Instruksi PWM yang sakti dan ampuh dalam penggalangan dana,” paparnya.
Menurutnya Lazismu harus terus membangun sinergi. Terpenting setelah mereka menyerahkan ke kita maka berapa kecepatan kita menyalurkan kepada yang berhak yang kita tuju dan mereka segera mendapatkan laporan.
“Jadi awal-awal ada kritikan gitu aja di foto dan publikasi. Padahal itu bagian penting dari pertanggungjawaban kita. Akuntabilitas publik bahwa donasi mereka sudah kita serahkan,” tegasnya. (*)
Lazismu Jatim bergerak cepat untuk umat saat pandemi. Jalankan amanah dengan serius dan terus menerus. (“)
Kisah Lazismu Jatim Bantu Masyarakat saat Pandemi: Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.